Skip to main content

Sub-marine CWC Pipe Lay

Tujuan utama penggunaan concrete weight coating pada pipeline adalah untuk mencapai Pipeline Stability baik itu vertical stability dan lateral stability mulai dari fase installasi hingga fase operasional (DNV OS F101 dan DNV RP F109). CWC banyak digunakan didaerah dengan bottom current yang sangat tinggi seperti daerah shallow water sedangkan untuk deep water area penggunaan CWC sangat minim atau jarang sekali. Pemilihan CWC lebih dikarenakan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan opsi meningkatkan ketebalan pipa (Pipeline WT).

Tanya - Dirman Artib

Numpang tanya mas/mbak
Kalau sub-marine pipeline yg pakai CWC (Concrete Weight Coating), apa nggak ada masalah flexibility-nya sewaktu S-Lay atau J-Lay?

Maklum, nggak pernah kerja di pipe-barge-lay.


Tanggapan 1 - budisp_ci

Pak Dirman,
Sudah di analisa sebelumnya, laying pipeline sesuai kondisi pipa, pakai concrete atau tidak, dengan mengatur sudut trim barge, sudut stinger, perlu tambahan extension stinger atau tidak, tinggi roller di barge, stingger maupun d extension dan tension di tensioner.

Analisa dilakukan untuk static, dynamic, start up, abandon dan recovery.


Tanggapan 2 - haditomo_irawan


Salam Uda Dirman,

Setahu saya saat kerja sbg Field Engineer di Shillelagh Limited-Merlasakti ada perhitungan pipeline saat pipelay saya sdh lupa perhitungannya namun pada prinsipnya FE hrs menghitung derajat posisi dari arm atau bahasa kerennya stinger shg pipe yg akan dilay tdk mengalami cracking.
Saya coba cek ke file2 lama saya namun nggak tahu apakah file dlm format Lotus (.wks) msh dpt di open dan save as ke format Excel.


Tanggapan 3 - wirosableng2010


Pak DA,
Sejak thn 1990-an , utk install subsea pipeline dan menjamin pipa aman terhadap buckle serta memastikan tegangan bending pada pipa saat melengkung baik pada stinger ataupun pada saat pipa menyentuh seabed (dasar laut), maka hal ini dicover oleh perhitungan "Pipelay Stress Analysis" yg menggunakan software OFFPIPE.


Tanggapan 4 - Dirman Artib

Rekan-rekan,
Terima kasih atas jawabannya. Ya ini bedanya org yg well experience yg sudah melihat, menyentuh, menggigit dan mengunyah lsg masalah seputar praktis, beda dgn saya yg hanya bisa membayangkan dr denger cerita, baca buku, baca artikel dan lihat film, plg jauh baru phase Design yg sebatas Engineering Deliverables, kertas, PDF-files, berjudul analisis ini dan itu dan guambar-guambar.

Btw.
Kalau urusan analisa tegangan maka dr sense engineering saya + onshore pipeline experience mengatakan itu pasti dilakukan, agar allowable stress, buckling, fracture, unstable, impact, other residual stress fatigue (saat operasi) msh dalam range % of yield strengh atau nilai tertentu menurut code or client spec (berapa sih criteria buat offshore pipeline? Para A402.3.5 B31.4 ? or DNV F101?, hoop stress, longitudinal stress, combined stress - yg tertarik boleh nih bikin topik diskusi baru, biar tambah seru menyambut thn 2013).

Sori...penyakit ngelantur kumat sampai di mana ya (seruput kopi dulu nih slrrrruup.........oh ya....maksud saya hanya sense of safety saya yg bertanya tentang CWC, karena secara umum yg namanya concrete (Simin: bhs pedagang di Tanah Abang ) itu pastilah kaku, walaupun ada steel reinforcement (wire mesh) yg bisa lebih nahan compression dr pada tension --(tolong komen dr pendekar Sipil kalau salah). Saya hanya dpt bertanya kepada inspektur saya yg pengalaman melihat tetangga di Qatar ngerjain CWC, dia blg bahan CWC adalah Simin + Iron Ore + wiremesh, ada mesin berputar yg membuat adukan lengket ke pipa, lalu dibungkus, potong area CWC pada ujung-ujung pipa utk area welding, lalu keringkan sesuai sesuai design mix period.

Nah.......... gimana analisa stress antara pipa+concrete tsb dilakukan?
Apakah ada test yg hrs dilakukan untuyk memvalidasi kombinasi 2 materials ini sebelum fase instalasi?, ya semacam procedure qualification lah.
Nah kalau ada, gimana praktis mengkualifikasinya?
Apa ukuran dan acceptance criteria-nya?

Wah, pertanyaan pendek, kok jadi obrolan panjaaaaang nih ...........slrrrrrup kopi lagi.
(Insya Allah, besok udah ngerasain kopi adukan istri tercinta di Bekasi bhgn Bogor).


Tanggapan 5 - Mahyarudin Dalimunthe

Uda Dirman,

Sepengetahuan saya, Tujuan utama penggunaan concrete weight coating pada pipeline adalah untuk mencapai Pipeline Stability baik itu vertical stability dan lateral stability mulai dari fase installasi hingga fase operasional (DNV OS F101 dan DNV RP F109). CWC banyak digunakan didaerah dengan bottom current yang sangat tinggi seperti daerah shallow water sedangkan untuk deep water area penggunaan CWC sangat minim atau jarang sekali. Pemilihan CWC lebih dikarenakan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan opsi meningkatkan ketebalan pipa (Pipeline WT). Perhitungan ketebalan CWC dapat merujuk ke DNV RP F109 yang terbaru (silahkan search di mbah google, sekarang semua DNV Code gratiiissss loh..:D) sedangkan requirement dari Concrete sendiri dijelaskan di DNV OS F101.

Terkait Stress and Strain pada saat instalasi, pada umumnya para Pipelay installation lebih memfokuskan pada stress dan strain pada pipa dan tidak terlalu mengkhawatirkan stress dan strain pada concrete. Hal ini lebih dikarenakan dasar penggunaan CWC untuk mencapai kestabilan pada pipa makanya Inspektur temannya Uda Dirman bilang Simin+ Iron Ore+ wire mesh (biar bener-bener beraaaat). Efek over stress pada CWC adalah terjadinya concrete crushing/spalling. DNV menyebutkan beberapa persyaratan terkait Concrete crushing (Sec. 13 tentang Installation).

Terkait procedure qualification untuk concrete crushing/spalling ini saya juga belum pernah baca, saya pernah tanya2 sama beberapa pipelay engineer, kata mereka sih qualification nya tergantung client/company qualification yang punya pipa nya.. Tidak ada di sebutkan di code atau standard.

O ya, setau saya, sebelum CWC di aplikasikan ke pipa, pipa tersebut telah di coating terlebih dahulu dengan external corrosion coating (FBE, 3LPP, dsb) untuk corrosion protection.

Saya dulu sempat kepikiran mungkin suatu saat nanti penggunaan concrete weight coating tidak hanya sebagai stability tapi juga sebagai corrosion protection apalagi dengan berkembangnya teknologi High Strength and High Ductility concrete...apalagi kalau harga Concrete composite material nya jauh lebih murah lagi...hehehehe...:D Semoga saja..

Demikian sharing pengetahuan saya, mungkin rekan-rekan lain bisa menambahkan atau mengkoreksi apa yang sudah saya tulis diatas.

Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal tersebut

Apa itu HSE ?

HSE adalah singkatan dari Health, Safety, Environment. HSE merupakan salah satu bagian dari manajemen sebuah perusahaan. Ada manejemen keuangan, manajemen sdm, dan juga ada Manajemen HSE. Di perusahaan, manajemen HSE biasanya dipimpin oleh seorang manajer HSE, yang bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan seluruh program HSE. Program  HSE disesuaikan dengan tingkat resiko dari masing-masing bidang pekerjaan. Misal HSE Konstruksi akan beda dengan HSE Pertambangan dan akan beda pula dengan HSE Migas . Pembahasan - Administrator Migas Bermula dari pertanyaan Sdr. Andri Jaswin (non-member) kepada Administrator Milis mengenai HSE. Saya jawab secara singkat kemudian di-cc-kan ke Moderator KBK HSE dan QMS untuk penjelasan yang lebih detail. Karena yang menjawab via japri adalah Moderator KBK, maka tentu sayang kalau dilewatkan oleh anggota milis semuanya. Untuk itu saya forward ke Milis Migas Indonesia. Selain itu, keanggotaan Sdr. Andry telah saya setujui sehingga disk

Penggunaan Hydrostatic Test & Pneumatic Test

Pneumatic test dengan udara (compressed air) bukan jaminan bahwa setelah test nggak ada uap air di internal pipa, kecuali dipasang air dryer dulu sebelum compressed air dipake untuk ngetest.. Supaya hasilnya lebih "kering", kami lebih memilih menggunakan N2 untuk pneumatic test.. Tanya - Cak Ipin  Yth rekan-rekan milis Saat ini saya bekerja di power plant project, ditempat saya bekerja ada kasus tentang pemilihan pressure test yang akan digunakan pada pipa Instrument, Pihak kontraktor hanya melakukan hydrostatic test sedangkan fluida yg akan digunakan saat beroperasi adalah udara dimana udara tersebut harus kering atau tidak boleh terkontaminasi dengan air, pertanyaan saya : 1. Apakah boleh dilakukan hydrostatic test pada Instrument air pipe?? 2. Jika memang pneumatic test berbahaya, berapa batasan pressure untuk pneumatic test yg diijinkan?? Mohon pencerahan dari para senior, terima kasih. Tanggapan 1 - Apriadi Bunga Cak Ipin, Sepanjang yang saya tahu, pneum