Skip to main content

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya:
1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture).
2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture).
3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue.
4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing


Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina


Dear all
Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test.
dimana step2nya kira kira sebagai berikut
1. Cementing Job
2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe.
3. dilakukan leak off test.

yang selalu menjadi pertanyaan saya adalah
1.kenapa hanya dibor kurang lebih 3 meter dibawah shoe saja ?
padahal salah satu tujuan dari leak off test adalah menentukan berat lumpur maksimal yang boleh digunakan.
apakah hanya dengan 3 meter saja bisa mewakili ratusan meter dibawahnya.

dulu saya pernah mendapatkan jawaban, yang intinya formasi terlemah adalah dibawah shoe .
timbul pertanyaan lagi kenapa shoe paling lemah ?
sampai saat ini saya masih belum mendapatkan jawaban seperti harapan saya , mungkin ada temen temen yang tahu ( geologist / drilling engineer ) ato punya artikel yang bisa menjawab rasa ingin tahu .
terima kasih



Tanggapan 1 - Nataniel Mangiwa


Selamat malam Pak/Mas Dodo,

Munculnya angka 3 di sini, saya benar-benar belum pernah mengetahui asal-muasal cerita maupun penjelasan secara ilmiahnya (drill 3m of formation). Kenapa 3, kenapa nggak 1 atau 2, dlsb..

Tapi seperti yg sudah anda sampaikan bahwa LOT adalah untuk mengukur kekuatan formasi sampai dgn MW brapa kuat dipaki tapi formasi tetap tidak pecah (Leak).

Cerita lain adalah tentang konsep geologi yang namanya Overburden Gradient (OG). Inti dari OG ini adalah, bahwa semua batuan/lapisan/formasi..kekuatannya/kekerasannya/kekompakannya akan bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman. Artinya: formasi batupasir di kedalaman 2000m akan lebih kuat/lebih mampu menerima takanan jika dibandingkan formasi batupasir di kedalaman 1000m.

Sandstone on depth 2000m is stronger than Sandstone on depth 1000m. Artinya juga adalah..Sandstone di depth 2000m akan Leak dgn pressure (misalnya) 2000psi, tetapi Sandstone di depth 1000m, harusnya Leak dgn pressure yg kurang/lebih kecil dari 2000psi.

Ingat, semuanya ini yang dibicarakan hanya-lah keadaan normal (artinya: suatu daerah yg semua lapisannya mengalami kenaikan OG yang hampir sama), jgn masukkan formasi2 yang overpressure (high pressure) atau subpressure (depleted). OG ini sama persis dengan konsep Gradient Geothermal (GG), dimana temperature akan meningkat seiring dengan bertambahnya kedalaman.

Kembali ke pertanyaan, kenapa shoe paling lemah? Menurut saya, setelah kita mengetahui konsep OG, maka akan sangat mudah untuk dimengerti kenapa shoe adalah daerah terlemah. Kalau kita menyebut kata 'shoe' artinya, di atas shoe sudah pasti ada casing, maka kalau sudah ada casing artinya lubang kita sudah bukan lubang terbuka lagi (Cased Hole). Dalam skill basic drilling, Cased Hole artinya adalah kondisi relatif aman dan sangat bertentangan dengan Open Hole.

Jadi kalau sudah Cased Hole, harusnya tidak akan ada lagi yg namanya Leak di formasi, karena formasi sudah ditutupi dengan Casing. Kalau kita punya semua sistem Cased Hole, kanan-kiri besi, lalu dibawahnya adalah cement, mungkin akan sangat susah membuatnya jadi Leak. Oleh karena itu, jelaslah kita harus drill dulu cement-nya agar terbuka dan masuk ke Open Hole dan berhubungan dengan formasi lagi, sehingga formasi yang kita buka inilah yang nantinya akan Leak saat dilakukan LOT.

OK, jadi dari atas kebawah sudah cased hole, lalu di bawah shoe kita punya formasi baru..yg baru rencana akan di bor. Sebut saja shoe ada di depth: 1500m, maka dari kedalaman 0 ke 1500m kita sudah tidak punya lagi daerah yg kita khawitrkan untuk Leak. Tetapi di bawah (lebih dalam) dari 1500m masih sgt mungkin.

Nah kenapa kita testnya langsung setelah keluar dari shoe? Karena itulah depth terdangkal dari semua formasi yg akan kita bor. misalnya masih seperti contoh yg tadi, shoe ada di kedalaman 1500m, dan kita LOT pada kedalaman 1503m, lalu formasi tsb Leak pada tekanan 2000psi, maka apa yg kita bisa simpulkan dari data tsb??

*Ya sudah sangat jelas, bahwa 'seharusnya' semua formasi yg berada di kedalaman yang lebih dalam dari 1503m, Tidak akan mengalami Leak/Pecah/Bocor atau bahkan the worst thing is: Collapse/Hancur, jika hanya mengalami/menerima tekanan sebesar 2000psi.*
Mudahan bisa sedikit membantu..


Tanggapan 2 - yulianto_keren


Mau ikutan nanya pak,

Klo formasinya sudah leak waktu LOT, apakah bisa diharapkan nantinya  formasi dibawah shoe bisa menahan MASP yg sama dgn hasil LOT? ataukah  ada faktor reduksi untuk MASPnya karena formasi yg sudah terganggu  akibat LOT?

Terima kasih sebelumnya.


Tanggapan 3 - Nataniel Mangiwa


Harusnya bisa menahan MASP, tetapi dgn catatan, semua kompaksi di formasi berjalan normal (normal OG).


Tanggapan 4 - Eko Yudha eko.savner


Mas Dodo,

Saya coba jawab, walaupun jauh lebih mudah menerangkannya dengan gambar.

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya:
1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture).
2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture).
3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue.
4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing

Mengapa LOT dilakukan pd formasi tepat dibawah casing shoe ?
>> memang karena di situlah formasi terlemah. Ini relatif dibandingkan dengan formasi2 berikutnya yang akan kita tembus setelah proses drilling diteruskan. Sebab normalnya, semakin dalam formasinya, fracture resistansinya makin besar. Formasi di atas casing shoe sudah kita anggap aman karena sudah terselubungi oleh casing. Nah dengan demikian, apabila suatu saat kita terpaksa berada pada kondisi dimana kita harus menerapkan MASP atau max. mud weight, maka kita sudah yakin bahwa tidak akan terjadi fracture disepanjang formasi yang kita tembus. Toh formasi dibawah casing shoe yg notabene terlemah pun tidak pecah, apalagi formasi lain dibawahnya yg punya fracture resistance lebih besar...at least idealnya begitu

Mengapa 3 m dibawah casing shoe?
>> menurut saya ini angka practical saja. Dengan maksud sedekat mungkin dengan casing shoe tapi kita cukup yakin bahwa yg kita test adalah formasi bukannya cement. setiap operator punya standard angka yg berbeda-beda. 3 m formasi ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk mewakili data formasi2 lain dibawahnya.

demikian, semoga membantu.


Tanggapan 5 - aci sinaga


Dear Sir,

Saya adalah seorang lulusan teknik perminyakan, saya hanya ingin berbagi pendapat saja, maklum saya bukan seorang ahli pemboran, saya hanya seorang pengangguraan. tp saya sangat tertarik tentang drilling engineering, dan saya pernah mengambil kursus IADC's Well Control School.

saya ingin coba menjawab pertanyaan anda:
1. tujuan utama utk leak off test adalah menentukan MASP (Maximum Allowable Surface Pressure) utk tekanan pompa lumpur,dan juga tentunya utk menentukan berat lumpur maximal yg dapat digunakan. lalu bisa di buat chart, utk menentukan leak off point (point di mana formasi mulai merekah). alasan dilakukan di lakukan di bawah shoe adl utk menghasil kan gradient tekanan rekah formasi (yg satuannya psi/feet).jd bisa di lakukan perhitungan utk ratusan feet di bawahnya dgn mengunakan gradient tersebut.
hanya itu yg saya dapat sampaikan utk saat ini hanya utk bahan pertimbangan saja, utk lengkapnya saya punya literatur buku panduan well controll school, anda cari saja di sana sudah lengkap....

terimakasih,


Tanggapan 6 - aci sinaga

Dear sir,

Oh ya satu lagi tambahan dari saya, bahwa leak off test dilakukan utk sumur-sumur eksplorasi/wild cat. utk sumur development/pengembangan tdk dilaukan lagi LOT, tp Drill Off Test.


Tanggapan 7 - Aroon Pardede


Dear pak Aci Sinaga / Nasri Hasan (which one are you??)

Mengapa sumur development tidak dilakukan LOT? lalu apa bedanya LOT dan  drill off test?? Bagaimana dengan sumur produksi, apakah dilakukan juga  LOT/drill off test?

Comments

  1. Development well ada juga ko, tapi drill off test lebih awam dan banyak dilakukan karena yang jadi primary goal development well ya produksi, drilling performance, dan well integrity. drill off test prinsipnya sama dengan LOT tapi tidak sampe rekah, hanya mengkonfirm section berikutnya bisa menahan planned mud weight. Cukup same situ. Beberapa menyebut formation integrity test.
    Kalau memang secara geologis diperlukan LOT utk sumur2 sebagai data tambahan offset well, kenapa tidak ?

    Selain itu LOT diperlukan untuk well integrity purpose (selama sumur berproduksi), yaitu penentuan Maximum Allowable Pressure untuk abnoral annulus pressure. Beberapa company menggunakan value ini utk define operating limit selama sumur berproduksi.

    ReplyDelete
  2. Maaf senior", saya jg mau nanya, ada hub dengan LOT,.
    ini soal lumpurnya.

    contoh aja, gini misalnya.,
    ini trayek 8.5 ,untuk casing 7.
    misal OMW 9.5 ppg
    apakah LOT untuk shoe casing 9 5/8 yg sebelumnya itu menggunakan MW sama 9.5 ppg, lebih kecil, atau lebih besar saat menentukan LOTnya??
    soalnya beberapa contoh saya liat, ada yg lebih besar, ada yg lebih kecil. apakah menggunakan lumpur sebelumnya, ataukah dengan lumpur baru?
    boleh tolong jelasin dengan rinci dan contoh kasus?
    Thank U berat :)

    ReplyDelete
  3. Maaf nih numpang klarifikasi.
    LOT memang pada umumnya dilakukan pada pemboran Eksplorasi untuk melengkapi data kekuatan formasi pada pembuatan program pemboran sumur-sumur pengembangannya. Sedangkan pada sumur pengembangan (development well) sendiri, memang tidak/jarang dilakukan LOT tetapi bukan Drill Off Test melainkan Mud off Test(MOT) tujuannya untuk recheck apakah formasi tersebut kuat menahan beban maxuimum mud weight yang akan digunakan pada section/trayek luibang tersebut. Sedangkan sepengetahuan saya Drill Off Test adalah usaha untuk memperoleh ROP maksimal dengan mencari kombinasi WOB dan RPM yang optimal yang dilakukan umumnya setiap penggantian Bit, membor formasi baru atau terjadi "Drilling break".
    Salam untuk semuanya.

    ReplyDelete
  4. Maaf mau tanya, agak OOT tapi.
    Untuk pemboran berarah, cara menentukan lokasi Kick Off Point (KOP) bagaimana ya? Terimakasih.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal ters...

Shutdown System

Apa yang membedakan antara PSD dan ESD? Secara umum keduanya berfungsi "membawa" sistem pemroses ke "keadaan yang lebih aman". Namun secara spesifik PSD lebih ditujukan kepada sebab sebab Process Specific seperti: Overpressure di bagian hilir kompressor, temperatur tinggi di heater untuk fuel gas, level yang terlau rendah di slug catcher, dst. Sementara ESD lebih ditujukan untuk menanggulangi dampak dari suatu kejadian yang sudah terjadi: misalnya gas yang telah bocor, kebakaran kecil di technical room, kebocoran minyak di pipeline, dst. Kedua jenis shutdown ini dapat pula dipicu oleh spurious trip atau gagalnya sistem shutdown tanpa sebab sebab yang diketahui dengan jelas. lebih rendah levelnya dari PSD ialah USD, atau Unit shutdown. Perlu dicamkan penamaan bisa berbeda beda antar company, misalnya ada yang menyebutnya sebagai ESD1, ESD2, ESD3 dan seterusnya, ada yang menyebutkannya sebagai ESD, PSD, USD dan seterusnya. Tidak penting, yang penting pahami betul fi...