Skip to main content

Cara perhitungan relief temperature PSV Fire-case

"Saya punya kasus nyata dengan sebuah fire-case PSV. Data2nya sbb:
Oper pressure: 2.4 barg
Set pressure: 6.4 barg
Relief pressure: 7.74 barg (121% set pressure)
Operating temperature: 40 deg C

Nah, ketika relief temperaturenya dihitung, ada dua hasil yang  berbeda dengan cara yang berbeda:
1. Dengan persamaan gas ideal (Poper/Toper=Prelief/Trelief), relief  temperaturenya 530 deg C.
2. Pake HYSYS dengan Peng Robinson equation, bubble point liquidnya
140 deg C dan dew pointnya 383 deg C pada tekanan 7.74 barg.

Karena relief temperaturenya jauh berbeda, saya jadi bingung...
Perhitungan mana yang akurat dan "benar"? Mohon bantuan dan  pencerahan dari rekan-rekan."


Tanya - S.N. Rusjdi


Dear kawans,

Berhubung lagi rame diskusi tentang design pressure, MAWP dan PSV,  jadi pengen numpang nanya nih soal relief temperature untuk fire-case  PSV.

Oom DAM cerita soal simulasi HYSYS untuk kasus fire. Nah, sebagai  orang yang awam, mungkin ada rekans yang bisa berbagi cara yang  paling "bagus" atau "benar" untuk menghitung relief temperature untuk  fire-case PSV?

Saya punya kasus nyata dengan sebuah fire-case PSV. Data2nya sbb:
Oper pressure: 2.4 barg
Set pressure: 6.4 barg
Relief pressure: 7.74 barg (121% set pressure)
Operating temperature: 40 deg C

Nah, ketika relief temperaturenya dihitung, ada dua hasil yang  berbeda dengan cara yang berbeda:
1. Dengan persamaan gas ideal (Poper/Toper=Prelief/Trelief), relief  temperaturenya 530 deg C.
2. Pake HYSYS dengan Peng Robinson equation, bubble point liquidnya
140 deg C dan dew pointnya 383 deg C pada tekanan 7.74 barg.

Karena relief temperaturenya jauh berbeda, saya jadi bingung...
Perhitungan mana yang akurat dan "benar"? Mohon bantuan dan  pencerahan dari rekan-rekan...

Terima kasih banyak..


Tanggapan 1 - Crootth Crootth


Sanny

Coba hitung, pada temperatur 530 degC, UTS dari si vessel sekarang tinggal berapa?

jika UTS nya sudah kurang dari 7.74 barg --> alamat vessel anda akan pecah sebelum popping.



Tanggapan 2 - S.N. Rusjdi


Oom DAM dan rekan2,

Bagian itunya saya udah lumayan mudeng, bahwa ketika menentukan  setting PSV, UTS vesselnya harus diperhitungkan juga...

Yang saya masih bingung adalah bagaimana cara yang "benar" untuk  menghitung relief temperaturenya? Kalo salah menghitung relief  temperaturenya, ya set pressurenya pun (bisa) jadi salah...

Terima kasih banyak sebelumnya...


Tanggapan 3 - Ari Firmansyah starlight


Dear Sanny,
Di tempat saya bekerja sebelumnya, kami menggunakan HYSYS untuk perhitungan relief temperature dan relief rate, karena dalam kondisi boiling, rasanya persamaan gas ideal tidak bisa dipakai. Pertama, kondisi normal operating di dalam vessel disimulasikan sebagai  stream (volume gas, liquid dan water di konversi menjadi stream dengan laju alir sesuai actual volume masing-masing didalam vessel persatuan waktu). Pressure pada output diset pada accumulated pressure. Kemudian, ditambah heat input (karena fire dapat diasumsikan sebagai heat input), heat input ini di adjust, sehingga didapat acummulated pressure dengan actual volumetric flowrate output = actual volumetric input (actual volume didalam vessel adalah tetap, hanya terjadi perubahan fasa dari liquid menjadi vapor). Secara otomatis, temperature akan adjust dengan sendirinya hingga didapat temperature pada accumulated pressure.

Saya lampirkan snapshot dari deskripsi diatas.

Mudah-mudahan membantu.




Tanggapan 4 - Crootth Crootth


Sanny,

Saya selalu berpatokan pada matakuliah Transport Phenomena yang dulu kita peroleh di selama kuliah di teknik kimia ITB untuk menghitung T relief. Dan ini cukup valid secara akademik

Plotkan T (fluida dalam vessel) vs time, dan berikutnya dari T ini pula cari P (fluida dalam vessel) untuk setiap waktunya (bisa dengan persamaan gas ideal, atau persamaan termodinamika lain (Peng Robinson dll) - catatan: banyak juga kok yang menggunakan persamaan gas ideal untuk menghitung korelasi P - T ini, dan tulisan mereka di muat di jurnal jurnal kondang macam Process Safety progress dan Journal of Loss prevention in the process industries)

Pada saat lain, plotkan UTS vessel vs time, sedemikian hingga nanti akan ketemu "titik potong" antara UTS dan Plot P (fluida dalam vessel). Untuk set point, ambil nilai tekanan yang besarnya antara 90 - 95% dari nilai P pada titik potong ini. Ketemu sudah P set point untuk Fire Case

Masih belum mengerti?

Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal tersebut

Apa itu HSE ?

HSE adalah singkatan dari Health, Safety, Environment. HSE merupakan salah satu bagian dari manajemen sebuah perusahaan. Ada manejemen keuangan, manajemen sdm, dan juga ada Manajemen HSE. Di perusahaan, manajemen HSE biasanya dipimpin oleh seorang manajer HSE, yang bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan seluruh program HSE. Program  HSE disesuaikan dengan tingkat resiko dari masing-masing bidang pekerjaan. Misal HSE Konstruksi akan beda dengan HSE Pertambangan dan akan beda pula dengan HSE Migas . Pembahasan - Administrator Migas Bermula dari pertanyaan Sdr. Andri Jaswin (non-member) kepada Administrator Milis mengenai HSE. Saya jawab secara singkat kemudian di-cc-kan ke Moderator KBK HSE dan QMS untuk penjelasan yang lebih detail. Karena yang menjawab via japri adalah Moderator KBK, maka tentu sayang kalau dilewatkan oleh anggota milis semuanya. Untuk itu saya forward ke Milis Migas Indonesia. Selain itu, keanggotaan Sdr. Andry telah saya setujui sehingga disk

Penggunaan Hydrostatic Test & Pneumatic Test

Pneumatic test dengan udara (compressed air) bukan jaminan bahwa setelah test nggak ada uap air di internal pipa, kecuali dipasang air dryer dulu sebelum compressed air dipake untuk ngetest.. Supaya hasilnya lebih "kering", kami lebih memilih menggunakan N2 untuk pneumatic test.. Tanya - Cak Ipin  Yth rekan-rekan milis Saat ini saya bekerja di power plant project, ditempat saya bekerja ada kasus tentang pemilihan pressure test yang akan digunakan pada pipa Instrument, Pihak kontraktor hanya melakukan hydrostatic test sedangkan fluida yg akan digunakan saat beroperasi adalah udara dimana udara tersebut harus kering atau tidak boleh terkontaminasi dengan air, pertanyaan saya : 1. Apakah boleh dilakukan hydrostatic test pada Instrument air pipe?? 2. Jika memang pneumatic test berbahaya, berapa batasan pressure untuk pneumatic test yg diijinkan?? Mohon pencerahan dari para senior, terima kasih. Tanggapan 1 - Apriadi Bunga Cak Ipin, Sepanjang yang saya tahu, pneum