Saya ingin menanyakan beberapa hal tentang PSV yang masih saya sulit untuk dimengeti:
1. Pada SKPP PSV Migas tercantum data:
MAWP/DP(equipment): 260 Psig
Operating Pressure (equipment): 180 psig
Setting Pressure (PSV) : 180 psig
apakah setting pressure tersebut tepat yaitu set pressure PSV pada kondisi operasi equipment, atau setting pressure tersebut terletak pada atau dibawah nilai Design Pressure/MAWP nya
2. Apakah Popping test PSV sama pengertiannya dengan Setting Pressure?
Tanya - Zachari Alamsyah
Dear Miliser Migas sekalian terutama yang ahli di bidang PSV
Saya ingin menanyakan beberapa hal tentang PSV yang masih saya sulit untuk dimengeti:
1. Pada SKPP PSV Migas tercantum data:
MAWP/DP(equipment): 260 Psig
Operating Pressure (equipment): 180 psig
Setting Pressure (PSV) : 180 psig
apakah setting pressure tersebut tepat yaitu set pressure PSV pada kondisi operasi equipment, atau setting pressure tersebut terletak pada atau dibawah nilai Design Pressure/MAWP nya
2. Apakah Popping test PSV sama pengertiannya dengan Setting Pressure?
3. Apakah aman jika besarnya Set Pressure PSV berbeda jauh dengan nilai DP/MAWP (misal diset pada operating pressure)? bukankah ini berarti PSV akan sering "Popping" karena akan membuka pada operating pressurenya?
4, Pada saat sizing, misalnya fire case, manakah yag dipakai 121 % dari nilai MAWP kah atau 121% dari nilai Operating pressure PSV tersebut? dan apakah Setting pressure PSV tersebut akan naik menjadi 121% juga
terima kasih atas perhatian dan jawabannya.
Tanggapan 1 - Crootth Crootth
Dear Zach
1. kalau seperti itu jelas terjadi kesalahan, entah itu kesalahan pengetikan (typo error) atau kesalahan fatal pengesetan tekanan set dengan tekanan operasi. Umumnya PSV di set pada tekanan design, bukan tekanan operasi
2. Popping test, adalah injeksi tekanan pada PSV di workshop (biasanya) untuk menguji apakah popping pressurenya berada tepat atau tidak jauh dari set pressurenye. Pengertian tidak jauh biasanya = tekanan poppingnya +/- 10% dari set pressurenya untuk jenis PSV konvensional
3. Tergantung kasusnya, bisa saja tekanan popping jauh dari tekanan design, kalau ada argumen yang kuat yang menyatakan PSV harus diset di bawah tekanan designnya, misal nya kasus fire. Argumen yang kuat adalah Fire and Explosion Strategy yang membuktikan bahwa vessel bisa pecah (rupture) duluan sebelum PSV setnya tercapai yang dibuktikan dengan perhitungan yang memenuhi kaidah RAGAGEP. API Std 521 terbaru membuka kemungkinan ini.
4. "kesalahan persepsi" yang umum adalah mengeset PSV kasus fire pada 121% dari tekanan design nya, padahal seharusnya ya di set di tekanan designya atau bahkan lebih rendah kalau disupport dengan argumen seperti jawaban no. 3 di atas.
Semoga lebih paham
Tanggapan 2 - C Rohandi GM
Betul cak , saya kira itu typo error dikembalikan saja sesuai datasheet PSV nya, salah satu persyaratan SKPP kan datasheet dan PID.
Sedikit revisi cak DAM, popping test pengetesan pada CDTP (cold diffrential test pressure) dg toleransi poping per ASME VIII. +/- 3%.
CDTP adalah test pressure yg telah memasukan toleransi kondisi proses misal constant back pressure utk PSV conventional dan operating temp utk PSV direct spring (conventional &balanced bellow)
Tanggapan 3 - Crootth Crootth
Akur Kang Cecep,
Meski dalam hal design, mereka, para process engineer umumnya mengekor API, namun dalam pengetesan memakai ASME.
Tanggapan 4 - C Rohandi GM
Betul cak DAM,
API walaupun hanya RP (Recomended Practice) sangat membantu end user terutama dlm penyeragaman kbutuhan misal preliminary sizing(API520), standarisasi face to face dimension (API526), leak testing(API527) dst..
Tapi yg menjadi acuan PSV design adalah ASME krn ASME menjadi Code (law) yg hrs diikuti sehingga yg muncul di PSV itu ASME stamp (tdk ada API stamp).
Tanggapan 5 - zachari_alamsyah
Wah Terima Kasih Pak DAM, saya mendapat banyak pencerahan disini, terutama
persepsi saya mengenai setting pressure PSV.
Karena saya lihat banyak SKPP PSV migas dimana Setting pressure PSV tersebut berada di nilai pada Operating Pressure PSV.
Comments
Post a Comment