Skip to main content

Instrumentasi untuk pipeline

Di Teknik instrumentasi tidak ada istilah yunior atau senior, sedangkan untuk personnya mungkin yang dimaksud posisi kerjanya yang belum /sedikit pengalaman kerja atau yang sudah bertahun2 berkecimpung di dunia kerja instrumentasi.  Kalau anda atau siapapun lulusan Teknik Fisika (bid studi Instrumentasi) atau Elektro (bid studi Control system atau elektronika) tentu sudah mencukupi sebagai yunior Instrumentation engineer.  Tapi jika anda bukan lulusan yang ada sangkut pautnya dengan Instrumentasi, mungkin memang perlu dan rajin ikut kursus Instrumentasi atau ikut seminar atau Instrument Vendor presentation atau launching product instrumentasi untuk menambah wawasan.


Tanya - seno wardoyo


Mohon informasi kalo untuk posisi junior instrumentasi engineer pd proyek pipeline yang dipelajari/disiapkan apa aja yaa ato ada kursus apa untuk junior instrumentation engineer. Terima kasih.


Tanggapan 1 - Triez trisworo99


Dear Mas seno,
Share sedikit sebatas yang pernah saya alami..Instrument yang ada di pipeline tidak serumit yang ada di sebuat plant..namun semuanya balik lagi pada filosopi design yang ada dari mulai upstream sampe downstream pipeline..Minyak ato gas atau fluida apa yang akan anda transfer..sistem Batching track atau tidak fluidanya..semuanya sebenarnya tergantung si' mpunya' maunya seperti apa..mau di monitor dengan SCADA atau cuman lokal indikator/control..itu semuanya berpengaruh pada jumlah dan jenis instrument yang akan anda pasang..klo detail instrument di pipeline seperti apa, anda bisa lihat di P&ID atau di PFD nya. saya yakin anda sudah punya referensinya, karena anda sudah masuk dalam suatu company yg tentunya sudah pernah mengerjakan pipeline..coba lihat2 referensi project di perusahaan anda sebelumnya..klo bener2 belum punya sama sekali tar akan saya kirim via japri contohnya..
Klo di list satu per satu tentunya tidaklah sama di setiap project pipeline dengan alasan seperti yang saya sebutkan diatas..

semoga membantu..


Tanggapan 2 - Bambang HW@rekayasa


P. Seno,

Untuk dipahami, di Teknik instrumentasi sendiri tentunya tidak ada istilah yunior atau senior, sedangkan untuk personnya mungkin yg dimaksud posisi kerjanya yg belum /sedikit pengalaman kerja atau yg sdh bertahun2 berkecimpung di dunia kerja instrumentasi.  Jadi hemat saya, kalau anda atau siapapun lulusan Teknik Fisika (bid studi Instrumentasi) atau Elektro (bid studi Control system atau elektronika) tentu sdh mencukupi sebagai yunior Instrumentation engineer.  Tapi jika anda bukan lulusan yg ada sangkut pautnya dengan Instrumentasi, mungkin memang perlu dan rajin ikut kursus Instrumentasi atau ikut seminar atau Instrument Vendor presentation atau launching product instrumentasi untuk menambah wawasan.

Untuk seorang Instrument engineer baik yg yunior maupun senior dan mau kerja di proyek pipe line, setidaknya tahu atau sdh paham al: 

1.       Measurement system ( sbg salah satu mt kuliah di TF), khususnya Flow measurement.

2.       Masalah “Metering system & Custody transfer” ( biasanya untuk record transaksi dari fluida yg dialirkan antara Produsen dan konsumen/ user)

3.       SCADA ( Supervisory Control And Data Acquisition) , sebagai  control system dan /atau  monitoring sytem Jarak jauh yg diterapkan pada pipe line project atau remote plant dengan memanfaatkan sistem communication data antara Master terminal Unit dan Remote terminal Unit.

4.       PLC atau DCS

5.       Control Valve dan On-Off/ shut down Valve

6.       Pigging system Indicator/ monitor.

Untuk mendalami hal2 tsb di atas, bisa mempelajari dengan browsing  di Internet atau mempelajari dokumen2 di seperti di situs “ Migas Indonesia” yg canggih ini atau browsing di product2 Vendor .  Untuk Kursus,  banyak institusi yg menyelenggarakannya al. di ITB, btco training, Panesia Mandiri, dll.

Jangan pernah puas dengan pengetahuan dan kemampuan yang ada saat ini dan selalu belajar baik dari buku, pengalaman sendiri atau orang lain ,semoga sukses meniti career di bidang Instrument.

Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal ters...

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan ...

Shutdown System

Apa yang membedakan antara PSD dan ESD? Secara umum keduanya berfungsi "membawa" sistem pemroses ke "keadaan yang lebih aman". Namun secara spesifik PSD lebih ditujukan kepada sebab sebab Process Specific seperti: Overpressure di bagian hilir kompressor, temperatur tinggi di heater untuk fuel gas, level yang terlau rendah di slug catcher, dst. Sementara ESD lebih ditujukan untuk menanggulangi dampak dari suatu kejadian yang sudah terjadi: misalnya gas yang telah bocor, kebakaran kecil di technical room, kebocoran minyak di pipeline, dst. Kedua jenis shutdown ini dapat pula dipicu oleh spurious trip atau gagalnya sistem shutdown tanpa sebab sebab yang diketahui dengan jelas. lebih rendah levelnya dari PSD ialah USD, atau Unit shutdown. Perlu dicamkan penamaan bisa berbeda beda antar company, misalnya ada yang menyebutnya sebagai ESD1, ESD2, ESD3 dan seterusnya, ada yang menyebutkannya sebagai ESD, PSD, USD dan seterusnya. Tidak penting, yang penting pahami betul fi...