Skip to main content

Antara Code & Engineering Judgment

Code bukanlah ditujukan sebagai "Design Handbook" , bahkan "Engineering Judgment harus digunakan pada dalam hal menseleksi aturan dari Code (code rules) yang sesuai utk keperluan yang spesifik.

Code mengandung persyaratan wajib (mandatory requirements), pembatasan khusus, dan petunjuk yang tak wajib untuk aktivitas -aktivitas konstruksi (Boiler & PV). Code tidak membahas semua aspek dari aktivitas konstruksi tersebut di mana jika tidak secara spesifik dibahas, maka dianggap tidak dilarang (diblehkan). Sekali lagi diulang, bahwa Code bukan handbook dan tidak bisa menggantikan "pendidikan (education), pengalaman (experience) dan penggunaan keputusan enjiniring (engineering judgement). Bahkan, diberikan petunjuk, apa yg dimaksud sebagai "engineering judgment" , yaitu "rujukan untuk keputusan teknis yg dibuat berdasarkan pengetahuan designer yg berpengalaman dalam applikasi Code", tetapi dibatasi dgn aturan bahwa " Engineering Judgment harus (must be) konsisten dgn filosofi dr Code dan jangan sekali-kali menggunakan judgment untuk melanggar persyaratan wajib (mandatory requirements) atau larangan-larangan yg spesifik dari code.
 

Pembahasan - Dirman Artib

Seperti apa yang tertulis oleh Kata Pengantar pada setiap section (I, II, III...s/d XII) dari ASME Boiler and PV Code yaitu :
Bahwa Code bukanlah ditujukan sebagai "Design Handbook" , bahkan "Engineering Judgment hrs digunakan pada dalam hal menseleksi aturan dari Code (code rules) yg sesuai utk keperluan yg spesifik.
 
Code mengandung persyaratan wajib (mandatory requirements), pembatasan khusus, dan petunjuk yg tak wajib untuk aktivitas -aktivitas konstruksi (Boiler & PV). Code tidak membahas semua aspek dari aktivitas konstruksi tersebut di mana jika tidak secara spesifik dibahas, maka dianggap tidak dilarang (diblehkan). Sekali lagi diulang, bahwa Code bukan handbook dan tidak bisa menggantikan "pendidikan (education), pengalaman (experience) dan penggunaan keputusan enjiniring (engineering judgement). Bahkan, diberikan petunjuk, apa yg dimaksud sebagai "engineering judgment" , yaitu "rujukan untuk keputusan teknis yg dibuat berdasarkan pengetahuan designer yg berpengalaman dalam applikasi Code", tetapi dibatasi dgn aturan bahwa " Engineering Judgment harus (must be) konsisten dgn filosofi dr Code dan jangan sekali-kali menggunakan judgment untuk melanggar persyaratan wajib (mandatory requirements) atau larangan-larangan yg spesifik dari code.
 
Dalam rentang pengalaman, pernahkah atau berapa seringkah anda tidak menemukan jawaban masalah spesifik di dalam Cod, tetapi  anda hrs melakukan Engineering Judgment, dan harus bolak-balik berkonsultasi dgn persyaratan/rules atau larangan Code, agar hal di atas  dalam Kata Pengantar sang Komisi Teknis di atas tetap dihormati? Boleh di share dgn contoh dan bagaimana keputusan akhir.
 
Mudah-mudahan bermanfaat utk tukar pengalaman, karena belajar dr pengalaman orang lain bisa memperpanjang pengalaman kerja, supaya lsg kita tulis di CV : 25 years total experiences which cosist of 16 year self-experiences, 9 years shared experience with other Engineers.
 
Pengalaman saya ntar terakhir aja kali, maklum masih miskin pengetahuan dan pendek pengalaman ya...ya... (he...he...he)


Tanggapan 1 - wiro sakti
 
Pak Dirman,

Seringkali kita dihadapkan pada suatu masalah , antara lain :

1. Berkenaan dengan cost. Kadang2 apabila desain sesuai dengan code maka akan muncul requirement yg tinggi.
Sehingga total cost desain dan fabrikasi akan membengkak. Maka muncullah kata "biasanya" dalam sistem desainbyang bersumber pada pengalaman dan aplikasi di lapangan. Dan kalau sudah kata itu yang muncul maka design code sudah...lewat..bablas angine..hehehe

 2. Ada juga dalam konteks site erection, design2 code spt ASME, AISC dll terbentur dengan kondisi lapangan itu sendiri.
Dalam situasi yang kompleks, kemana2 jauh, fasilitas yang minim dan tools2 kerja yg  minim pula membuat kita lebih banyak mengakali daripada mencari cari dimana standard code yang mengatur apabila masalah tsb muncul. Sehingga kadangkala hal tsb membuat desain jadi over bahkan bisa kurang. Sebagai parameter adalah sistem yang sudah terpasang tidak ada masalah apabila beroperasi..


Tanggapan 2 - ha54n4lh4mid

Menarik, padahal baru saja saya mau mengangkat masalah ini ke group, tapi sudah kalah cepat :)
Saya juga pernah mengalami hal ini, saya menghitung pondasi batu kali utk penahan tanah, ada beberapa kali sich, saya diminta utk menghitung pondasi batu tersebut dengan dimensi yg aman.
Kasus 1 saya kalah dengan mandor biasanya
Saya menghitung over / lebih besar dari dimensi mandor yg mengerjakannya, dan owner bicara, kok bisa begitu ya, sudah dihitung sulit2 aman guling, settlement, geser dll malah lebih mahal, padahal mandor A bangun biasanya lebih murah dan sampai skrg aman saja.
Saya hanya berkilah ya, inilah yg saya dapat dari teori hitungan pak :)
Dan dibangunlah sesuai dimensi mandor biasanya begini... Dan aman sampai skrg walau ada sedikit retak2 karena tekanan tanah, bisa di tambal perbaikan saat ini...
Kasus 2 saya menang dari mandor biasanya
Seperti cerita diatas, dibangunlah dinding pondasi batu kali tersebut, dan memang pada saat itu hujan dan air sedikit tergenang diatas tanah yg ditahan, dan akhirnya ambrol juga itu pondasi penahan tanahnya, dan mandorpun berkilah, ini hujan g seperti biasanya pak, jadi ya mgkn pengaruh air yg berlebihan...
Hehehe... Walau alasan tersebut diterima sama owner, namun saya dalam hati, untung bukan hitungan saya yg ambrol... Wkwkwkwk...
Dan sejak itupun saya banyak ragunya kalau diminta hitung pondasi batu kali, karena mandor2 sudah banyak juga dari sisi biasanya begini.. Yang rata2 selalu budgetnya lebih murah dari sisi engineering yg memperhitungnykan, penurunan, geser, guling dll...


Tanggapan 3 - Ngadiyono Hs

Menurut saya code n standard itu sudah dibuat untuk diaplikasikan untuk bidang pekerjaan sesuai spesifikasinya.
Supaya kita ada panduan dalam melakukan suatu pekerjaan, sehingga tidak perlu melakukan perhitungan dari nol.
Pada saat kita melakukan pekerjaan yang tidak sesuai code and standart artinya ada cheating, down grade, down spec, down life time
Kadang kadang cheating yang dilakukan masih dalam batas toleransi yang bahkan hingga sampe saat comisioning tidak terdeteksi,
Tapi menurunkan life time dari yang misalnya seharusnya 5 tahun cuma jadi 2 tahun,

Setau saya di luar negeri code dan standart itu setara dengan undang2 jadi ketika mendesign sesuatu tidak sesuai code n standart bisa dituntut ke pengadilan.


Tanggapan 4 - amal ashardian


Hitungan sesuai code tentu saja wajib diikuti kalau ngga sesuai code namanya misconduct.

Tentang hasilnya...bisa benar bisa salah...tergantung input data. Kalau datanya garbage keluarnya ya pasti juga garbage.

Karena itu diawal project yang namanya input data verifikasi sangat penting. Kalau data tidak lengkap ya wajib ditanyakan misalnya melalui endorsement study.



Tanggapan 5 - muhammad rifai


menurut saya kok ada kerancuan disini...

code itu adalah engineering judgment ditambah dengan biasanya.... makanya di code ada beberapa aturan yang tidak bisa dihitung pakai engineering judgment, misalnya kalao di ASME PV... aturan untuk menambahkan 12.5% ketebalan kalau menggunakan pipa sebagai shell.. itu berasal dari biasanya....
atau juga pengambilan allowable stress yang 2/3... itu berasal dari biasanya...

maka menurut saya, kita bisa aja nggak nurut aturan code kalau kita bisa yakin bahwa kondisi yang kita pakai adalah kondisi yang tidak "biasanya".... makanya kalau di code PV, lahirlah code yang tidak biasa meski masih pakai "biasanya" pada beberapa hal... code itu dinamakan ALTERNATIVE design... ASME Sec VIII div 2

dari hal tsb, maka apa2 yang pakai code mestinya (atau biasanya) lebih mahal dari yang pakai "engineering judgment" saja.... dan ini akan menjelaskan kasusnya Pak Wiro Sakti.. yang ikut code biasanya lebih mahal

kalau kasusnya Pak Hasan, seharusnya kalau perbandingannya apple to apple, perhitungan dari engineering judgment selalu lebih murah atau lebih kecil dari yang "biasanya".... jadi mungkin apa yang dihitung Pak Hasan ada perbedaan basic designnya.... misalnya Pak Hasan mendesain untuk kondisi daya tahan 25 tahun, sedangkan kalau berdasar biasanya mungkin kondisinya bukan 25 tahun tapi ya seumuran pengalaman mandor lah... contohnya pak Hasan akan mendesain dengan kemungkinan kondisi hujan yang paling lebat untuk 25 tahun,... sedangkan mandor pastilah akan menghitung berdasarkan yang sudah terjadi (namany juga biasanya...)

jadi... menurut saya, secara teknikal, boleh mengabaikan code kalau kita yakin kondisinya berbeda dari basic designnya code...


Tanggapan 6 - firli mustari


Numpang nimbrung yah,
 
ae...ngeri ngeri sedap ini topik nya code & engineering judgment...saya jg pernah punya pengalaman  yg sama dengan pak Hasan
perhitungan secara teori berdasarkan code & standard dapat di patahkan oleh pengalaman (biasanya).
Namun kalo saya boleh sarankan lagi sebagai seorang engineer haruslah berpijak pada aturan code & standard karena code & standard pun disadur berdasarkan pengalaman kejadian yang pernah terjadi sebelumnya.
Sehingga apabila suatu ketika terjadi kegagalan dalam sistem yang kita buat maka ada alasan yang sangat kuat untuk mencari akar dari masalah yang menyebabkan kegagalan tersebut. Hal ini juga akan memudahkan kita jika di investigasi kita dapat mempertanggung jawabkan apa yang kita rancang dan tidak akan muncul kalimat  " pengalaman saya dulu "...sebaiknya kata " pengalaman saya dulu " itu boleh didengar sebatas bahan masukan saja bukan acuan utama, sebab tidak dapat dipertanggung jawabkan jika kelak terjadi kegagalan dan kita di investigasi.


Tanggapan 7 - hadi muttaqien

Kalau saya sendiri belum pernah mendapatkan prosedur yang mencantumkan "berdasarkan pengalaman", karena biasanya prosedur hanya memuat standard2 / code.

Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal tersebut

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan

Apa itu HSE ?

HSE adalah singkatan dari Health, Safety, Environment. HSE merupakan salah satu bagian dari manajemen sebuah perusahaan. Ada manejemen keuangan, manajemen sdm, dan juga ada Manajemen HSE. Di perusahaan, manajemen HSE biasanya dipimpin oleh seorang manajer HSE, yang bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan seluruh program HSE. Program  HSE disesuaikan dengan tingkat resiko dari masing-masing bidang pekerjaan. Misal HSE Konstruksi akan beda dengan HSE Pertambangan dan akan beda pula dengan HSE Migas . Pembahasan - Administrator Migas Bermula dari pertanyaan Sdr. Andri Jaswin (non-member) kepada Administrator Milis mengenai HSE. Saya jawab secara singkat kemudian di-cc-kan ke Moderator KBK HSE dan QMS untuk penjelasan yang lebih detail. Karena yang menjawab via japri adalah Moderator KBK, maka tentu sayang kalau dilewatkan oleh anggota milis semuanya. Untuk itu saya forward ke Milis Migas Indonesia. Selain itu, keanggotaan Sdr. Andry telah saya setujui sehingga disk