Skip to main content

PCV menggantikan RO untuk pump

Tujuan utama PCV dan RO bukan untuk mengurangi pressure.
RO bertujuan untuk membatasi flowrate yg melewatinya.
PCV bertujuan untuk menjaga pressure.


Tanya - Eman Saja


Dear all,


Mohon sharing/pencerahan nya untuk kasus di sekitar pompa, saya menemukan PID  sebuah storage tank.

Sebuah pompa di pasang untuk mentransfer fluida di dalam storage tank menuju tangki pengolahan.

di discharge pumpa ada 2 line sbb:

1. line menuju pompa pengolahan
2. line menuju ke storage tank lagi sebagai recycle line.

yang saya heran ternyata di bagian recycle line untuk menurunkan tekanan menggunakan PCV padahal setahu saya untuk recycle line di pompa cukup memasang RO (restriction orifice) yg mana lebih murah dan mudah.

mungkin bisa di sharing kenapa mereka memakai PCV, atau mungkin ada semacam advantage jika kita memasang PCV dari pada RO.

Tanggapan 1 - Teguh Santoso 

PCV tersebut mungkin  sekaligus untuk melindungi storage tank supaya tidak over pressure..cmiiw


Tanggapan 1 - Irwan Vila


Mas Eman,

Sependek pengetahuan saya, RO akan di pakai bukan sebagai penurun pressure, tapi sebagai bagian untuk mengukur nilai flow yang di ambil dari square root prebedaan pressure upstream dan down steram.
Mohon di klarifikasi Pak, apakah yang dipasang Pressure Control Valve atau Flow control valve?
Karena prosesnya adalah fluida transfer.
Control valve disini merupakan bagian akhir dari sebuah sistem control. Persentase open/close control valve ini akan terkontrol. Karena 1 line menuju proses, dan satu line menuju storage tank. Pada saat line proses hanya membutuhkan sedikit fluida, secara otomatis control valve akan membuka lebih besar untuk mengalirkan kembali fluida nya ke storage tank dan begitu sebaliknya.

Itu dari saya Pak, mungkin ada senior-senior yang bisa membantu lebih jelasnya atau mengoreksi pendapat saya.


Tanggapan 2 - Maison Des Arnoldi

Urun rembuk dikit ya:
1. RO utk penurunan press yg sdh tetap delta press nya, Pi dan Po sdh tetap dan tertentu nilai nya.
2. PCV utk dpt diubah2 delta press nya, atau bs jg salah satu dari Pi dan Po nya tdk tetap sesuai kebutuhan, atau tdk bs dielakan lg jg karna kondisi operasi.
jadi hal tsb terpulang kepada kondisi operasionalnya, dan tentu sebaiknya didahului dgn studi process engineering dna HAZOPS.


Tanggapan 3 - muhammad riduan
Yang dimaksud recyle line mungkin minimum flow line ya.
Walaupun sama-sama bertujuan untuk mengurangi pressure tapi cara kerja PCV dan RO berbeda. RO mengandalkan fixed pressure drop, sedangkan PCV mengandalkan fixed outlet pressure. Mungkin yang perlu dilihat adalah performance curve pompa, apakah head pompa pada saat normal operating masih jauh di bawah pada saat kondisi minimum flow. Efeknya adalah bervariasinya pressure yang ada pada inlet PCV sehingga jika menggunakan RO malah outlet pressurenya bervariasi juga dan berbahaya bagi distribusi ke tangki. Belum juga kalau operating pompanya bervariasi, kemungkinan set point minimum flowrate yang melewati RO juga akan bervariasi sehingga mempengaruhi pressure drop nantinya...

Tanggapan 4 - Vidi.Ardyanto

Kalo saya kurang sependapat dengan pak riduan mengenai "PCV dan RO sama-sama bertujuan mengurangi pressure".
Justru setahu saya, tujuan utama dua-duanya bukan untuk mengurangi pressure.

RO bertujuan untuk membatasi flowrate yg melewatinya.
PCV bertujuan untuk menjaga pressure.

Design minimum flow untuk pompa centrifugal sejauh yg saya tahu ada 2 macam:

1. Continue minimum flow
- umumnya menggunakan RO dimana flow yg melewatinya didesign di minimum flow pompa.
- artinya apapun yg terjadi di destination pompa, pompa akan tetap beroperasi diatas minimum flownya.

2. Non Continue minimum flow
- Disaat kita tidak menginginkan adanya flow yg dikembalikan ke tangki ketika kondisi normal, biasanya opsi ini yg dipilih.
- umumnya menggunakan Min. Flow Control Valve --> dimana CV hanya disuruh membuka ketika flownya turun hampir mendekati minimum flownya
- PCV seperti kasus ini mungkin bisa juga diterapkan. PCV akan menjaga discharge pressure pompa di rated conditionnnya. ketika destinationnya dicekik/ditutup discharge pressure/head otomatis akan naik, lalu PCV ini akan bekerja menurunkan kembali discharge pressure pompa dengan membuang flowrate kembali kedalam tangki.


Tanggapan 5 - zulfan adi putra

Mas Eman,

Mohon disharing dulu PIDnya. Dengan begini, kita bisa melihat informasinya secara utuh.


Tanggapan 6 - Gandi Iswara


Jika saya benar memahaminya, maka recycle line yang dimaksud adalah minimum flow.

Sepengetahuan saya, cara pengontrolan minimum flow ada beberapa macam:

1. Dengan RO
Sebagian kecil aliran fluida di recycle secara kontinyu ke tangki via RO. Keuntungan penggunaan RO adalah capital cost yang sedikit. Namun, kerugiannya adalah adanya continous energi yang terbuang karena flow pompa menjadi = Flow normal + flow ke minimum flow via RO. Kalau kata senior saya, biasanya penggunaan RO untuk minimum flow dipakai untuk pompa-pompa yang hydraulic powernya < 10 hp. Karena, jika power pompa cukup besar, maka continuous energy yang terbuang juga cukup besar. Karena itu untuk pompa2 gede, jarang atau tidak ada yang menggunakan RO untuk mengontrol minimum flownya

2. Dengan ARV ==> Biasanya digunakan untuk aplikasi clean fluid.

3. Dengan Control Valve (Biasanya flow control)
Prinsip kerjanya adalah control valve minimum flow akan terbuka jika minimum flow setting kena. Untuk menentukan berapa nilai minimum flow-nya, bisa dilihat dari kurva pompa. Biasanya di set pada 30% normal flow. Atau bisa ditanyakan ke vendor pompa.

Menjawab pertanyaan Pak Eman, kalau kita melihat kurva pompa, maka biasanya kita akan menemukan kurva Flow vs Head (ft). Untuk minimum flow yang dikontrol dengan flow control, melalui kurva pompa tsb, kita dapat mengetahui pada minimum flow, berapa head-nya (dalam satuan ft atau m). Tentu saja head ini dapat dikonversi ke dalam satuan tekanan.Sehingga, bisa saja kita mengetahui berapa tekanan di discharge pompa saat minimum flownya tercapai.

Menurut saya,penggunaan PCV ini bukan merupakan direct control minimum flow, karena dia mengontrol pressure, bukan flow. Biasanya PCV digunakan karena:
user tidak mau menggunakan RO (karena alasan yang saya sebutkan di point no.1, namun juga tidak mau mengeluarkan biaya lebih untuk membeli Flow Control Valve dan semua instrumentasinya).

Namun disadvantagenya adalah, kemungkinan PCV untuk stuck close lebih besar, sehingga kemungkinan untuk minimum flownya tidak bekerja / fail juga cukup besar.


Tanggapan 7 - Rofiudin rofi@sulfindo
Mas Eman yth,

Penggunaan RO maupun PCV ada tujuannya masing- masing,

Contoh :


1.       Digunakan RO dengan tujuan melindungi pompa dari minimum flow yang bisa merusak pompa.

Ini bisa digunakan di line recycle yang ada di boiler feed pump, bila control valve ke boiler menutup karena level sudah tercapai

                dan syarat dari boiler tidak mau mati pompa feed soft waternya (ada boiler yg mensyaratkan seperti ini).

2.        Digunakan PCV dengan tujuan melindungi line dan pompa, contoh digunakan di loading pump to trtuck. Si operator cukup sekali saja start pompa,

Selanjuitnya hanya tinggal buka tutup valve l;oading saja. Bila valve loading yang notabene discharge di tutup maka pressure naik dan pada setting tertentu fluida akan kembali ter-recycle.


Itu sebagian kecil contoh, nah pada kasus PID yg mas Eman temukan itu berarti seperti kasus pompa loading, dimana kemungkinan ada penutupan sepihak di discharge line.  


Disini, kiranya RO untuk pertimbangan flow dan PCV untuk pertimbangan pressure.   Memang beda kasus beda penyelesaian, tidak bisa  derngan ini lebih murah dari ini, tergantung konsep yang di inginkan dan optimum hasilnya.

Semoga membantu.


Tanggapan 8 - Rofiudin rofi@sulfindo


Mas Eman yth,

Maaf jawaban saya di abaikan saja, saya salah baca, kirain PRV ternyata PCV.

Kalau PCV dan RO ya bedanya fix dan variable saja.  Kalau untuk kasus perlindungan pompa bener pendapat mas Eman cukup Orifice.


Tanggapan 9 - ViDi
Design minimum flow untuk pompa centrifugal sejauh yg saya tahu ada 2 macam:

1. Continue minimum flow
- umumnya menggunakan RO dimana flow yg melewatinya didesign di minimum flow
pompa.
- artinya apapun yg terjadi di destination pompa, pompa akan tetap beroperasi diatas minimum flownya.

2. Non Continue minimum flow
- Disaat kita tidak menginginkan adanya flow yg dikembalikan ke tangki ketika kondisi normal, biasanya opsi ini yg dipilih.
- umumnya menggunakan Min. Flow Control Valve --> dimana FCV hanya disuruh membuka ketika flownya turun hampir mendekati minimum flownyaÂ

Kalo untuk penerapan PCV (ini regulator valve atau control valve?) utk minimum flow saya belum pernah melihat sebelumnya.
kalo bisa dishare aja dulu P&IDnya. Tanpa P&ID akan susah utk membayangkannya.

Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal tersebut

Apa itu HSE ?

HSE adalah singkatan dari Health, Safety, Environment. HSE merupakan salah satu bagian dari manajemen sebuah perusahaan. Ada manejemen keuangan, manajemen sdm, dan juga ada Manajemen HSE. Di perusahaan, manajemen HSE biasanya dipimpin oleh seorang manajer HSE, yang bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan seluruh program HSE. Program  HSE disesuaikan dengan tingkat resiko dari masing-masing bidang pekerjaan. Misal HSE Konstruksi akan beda dengan HSE Pertambangan dan akan beda pula dengan HSE Migas . Pembahasan - Administrator Migas Bermula dari pertanyaan Sdr. Andri Jaswin (non-member) kepada Administrator Milis mengenai HSE. Saya jawab secara singkat kemudian di-cc-kan ke Moderator KBK HSE dan QMS untuk penjelasan yang lebih detail. Karena yang menjawab via japri adalah Moderator KBK, maka tentu sayang kalau dilewatkan oleh anggota milis semuanya. Untuk itu saya forward ke Milis Migas Indonesia. Selain itu, keanggotaan Sdr. Andry telah saya setujui sehingga disk

Penggunaan Hydrostatic Test & Pneumatic Test

Pneumatic test dengan udara (compressed air) bukan jaminan bahwa setelah test nggak ada uap air di internal pipa, kecuali dipasang air dryer dulu sebelum compressed air dipake untuk ngetest.. Supaya hasilnya lebih "kering", kami lebih memilih menggunakan N2 untuk pneumatic test.. Tanya - Cak Ipin  Yth rekan-rekan milis Saat ini saya bekerja di power plant project, ditempat saya bekerja ada kasus tentang pemilihan pressure test yang akan digunakan pada pipa Instrument, Pihak kontraktor hanya melakukan hydrostatic test sedangkan fluida yg akan digunakan saat beroperasi adalah udara dimana udara tersebut harus kering atau tidak boleh terkontaminasi dengan air, pertanyaan saya : 1. Apakah boleh dilakukan hydrostatic test pada Instrument air pipe?? 2. Jika memang pneumatic test berbahaya, berapa batasan pressure untuk pneumatic test yg diijinkan?? Mohon pencerahan dari para senior, terima kasih. Tanggapan 1 - Apriadi Bunga Cak Ipin, Sepanjang yang saya tahu, pneum