Skip to main content

Pengelolaan supply chain yang optimum dalam pengelolaan linepipe

Umumnya di penyediaan (dan jadi target perusahaan terhadap supply chain dept) adalah sbb:
1. nilai gudang seminim mungkin
2. tidak sampai mematikan operasional karena kurang stock atau lamanya supply
3. tidak mengurangi kualitas/standard apabila kita mendapatkan harga optimum dari pihak ketiga
4. harga yang minim ketika berhubungan dengan freight cost (handling cost) - juga berkaitan dengan mobilitas project pipeline nantinya (kalau itu juga yang jadi topik yang ditanyakan)


Tanya - aris susilo

Rekan milis migas,

Mohon pencerahannya mengenai faktor2 apa saja yang menjadi dasar pertimbangan pengelolaan supply chain yang optimum dalam pengelolaan linepipe?

Atas informasinya saya ucapkan terima kasih.


Tanggapan 1 - Samidi


Mas Aris,

Mohon pertanyaan lebih diperjelas dan kalo bisa di kasih introduction, jadi pada saat kita berdiskusi sudah punya satu titik reference.


Tanggapan 2 - roeddy setiawan


Dear Pak Aris,

Sebenarnya gampang gampang susah nih pak jawabannya. tapi dari sisi operator seperti saya. yang dirasa paling optimum kalau semua itu cost of money nya minimum. artinya warehouse stock nya hatus ngak ada kalau bisa, tapi kalau operator perlu harus ada. nah kan pening.

nomor dua kita harus punya leverege thd fabrikan , bukan fabrikan yang karena berlindung dlm peraturan, /ketentuan fabrikan yang unjuk gigi, biasanya kita terima line pipe ex say argentina atau apa saja (mereka yng belikan atas dasr cost plus ) jadi susahkan bagai mana kita ngasih penjelasan ke londo londo itu.

topik lain bagi operaor barangkali, kongsian warehouse kosipa antar operator di galakan tidak hanya line pipe tapi dari turbine sd sepatu boot, boleh saling pinjem atau lebih gawat lagi bagaimana kalau material apa saja boleh disimpan di warehouse nya pabrikan/Vendor kan cost of money nya zero, misalnya component turbin disimpen di San diego atau de soto kan engak ada dead stock, ngak usah keluar uang beli material stock kalau pakai baru bayar.


Tanggapan 3 - donny rico m


Pa Aris,
umumnya di penyediaan (dan jadi target perusahaan terhadap supply chain dept) adalah sbb:
1. nilai gudang seminim mungkin
2. tidak sampai mematikan operasional karena kurang stock atau lamanya supply
3. tidak mengurangi kualitas/standard apabila kita mendapatkan harga optimum dari pihak ketiga
4. harga yang minim ketika berhubungan dengan freight cost (handling cost) - juga berkaitan dengan mobilitas project pipeline nantinya (kalau itu juga yang jadi topik yang ditanyakan)

benang merahnya, dari pertama kali anda mendapatkan nilai dari pihak ketiga anda untuk supply nya sampai ke tangan user yang membutuhkan dengan mempertimbangkan segala hal diatas, faktor utamanya yang mempengaruhi kualitas supply chain anda adalah:
1. level of stock gudang anda (mempengaruhi working capital gudang anda)
2. point of supply dari material yang anda butuhkan (kaitannya dengan
lamanya waktu untuk supply material)
3. deliverable time (kaitannya dengan kepentingan waktu pemakaian sampai dengan impact nya terhadap keseluruhan project accomplishment)
4. cost of deliverable/handling (kaitannya dengan optimum price)
5. material quality level (kaitannya dengan material performance)
6. relationship with the third parties (kaitannya dengan hubungan company anda dnegan supplier anda baik saat itu maupun saat mendatang)

Pa Roeddy telah menyampaikan problema praktisnya di lapangan dengan sangat baik.

semoga membantu. mungkin ada yang ingin menambahkan.

Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal ters...

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan ...

Shutdown System

Apa yang membedakan antara PSD dan ESD? Secara umum keduanya berfungsi "membawa" sistem pemroses ke "keadaan yang lebih aman". Namun secara spesifik PSD lebih ditujukan kepada sebab sebab Process Specific seperti: Overpressure di bagian hilir kompressor, temperatur tinggi di heater untuk fuel gas, level yang terlau rendah di slug catcher, dst. Sementara ESD lebih ditujukan untuk menanggulangi dampak dari suatu kejadian yang sudah terjadi: misalnya gas yang telah bocor, kebakaran kecil di technical room, kebocoran minyak di pipeline, dst. Kedua jenis shutdown ini dapat pula dipicu oleh spurious trip atau gagalnya sistem shutdown tanpa sebab sebab yang diketahui dengan jelas. lebih rendah levelnya dari PSD ialah USD, atau Unit shutdown. Perlu dicamkan penamaan bisa berbeda beda antar company, misalnya ada yang menyebutnya sebagai ESD1, ESD2, ESD3 dan seterusnya, ada yang menyebutkannya sebagai ESD, PSD, USD dan seterusnya. Tidak penting, yang penting pahami betul fi...