Skip to main content

Faktor Penyebab Korosi

Korosi terjadi karena bertemunya 4 elemen yaitu : Anoda, Katoda, Elektrolit dan Konduktor.
Masing-masing elemen tersebut memiliki peran tersendiri. Misalnya :
Anoda sebagai logam yang lebih reaktif akan mendonorkan elektronnya menuju katoda ( donor elektron ini terjadi karena adanya perbedaan potensial antara anoda dan katoda ).
Elektron yang lepas dari anoda ini akan berjalan menuju katoda melalui konduktor yang menghubungkan antara anoda dengan katoda.
Selanjutnya katoda menerima elektron dari anoda untuk selanjutnya bereaksi secara kimia dengan elektrolit.
Reaksi kimia ini berlangsung dan hasil akhirnya adalah sesuatu yang kita kenal sebagai KARAT.

Jadi korosi akan terjadi jika keempat hal tersebut bertemu. Oleh karena itu, salah satu cara penanggulangan korosi adalah dengan memutus salah satu elemen penyebab korosi tersebut. Misalnya pipa dicoating. Tujuannya adalah agar pipa tidak terhubung dengan elektrolit ( misal air di tanah ).


Tanya - yusuf chamdani


Dear Bapak - Bapak Senior......

Mohon informasi dari bapak - bapak senior....
Sepengetahuan saya ada 4 element sehingga reaksi korosi dapat terjadi yaitu: Anoda, Katode, Metallic Pathway, Electrolyte.
Yang masih ngambang, Fungsi dari masing masing sistem tersebut apa saja dan contoh medianya apa? Sekalian berikan contoh kasusnya......
Trims untuk rekan - rekan senior.


Tanggapan 1 - didin afandi


Untuk Pak Yusuf...

Saya bukan dari kalangan senior Pak, tapi jika bapak berkenan saya akan mencoba untuk menjawab... (mohon koreksi kalau ada kesalahan).

Korosi terjadi karena bertemunya 4 elemen yaitu : Anoda, Katoda, Elektrolit dan Konduktor.
Masing-masing elemen tersebut memiliki peran tersendiri. Misalnya :
Anoda sebagai logam yang lebih reaktif akan mendonorkan elektronnya menuju katoda ( donor elektron ini terjadi karena adanya perbedaan potensial antara anoda dan katoda ).
Elektron yang lepas dari anoda ini akan berjalan menuju katoda melalui konduktor yang menghubungkan antara anoda dengan katoda.
Selanjutnya katoda menerima elektron dari anoda untuk selanjutnya bereaksi secara kimia dengan elektrolit.
Reaksi kimia ini berlangsung dan hasil akhirnya adalah sesuatu yang kita kenal sebagai KARAT.

Jadi korosi akan terjadi jika keempat hal tersebut bertemu. Oleh karena itu, salah satu cara penanggulangan korosi adalah dengan memutus salah satu elemen penyebab korosi tersebut. Misalnya pipa dicoating. Tujuannya adalah agar pipa tidak terhubung dengan elektrolit ( misal air di tanah ).

Begitu Pak.
( mohon koreksi dari temen-temen semua )


Tanggapan 2 - Asridoni Anwar


Dear All,

Salam hangat dari saya, perkenalkan saya doni, anggota baru. Mohon urun rembuk dengan sedikit yang saya tahu dan tolong dikoreksi. Pak Didin sudah memulai dan saya menambahkan sedikit saja.  Saya masuk pada contoh kasus  (sesuai dengan permintaan), yakni  plate steel (material dengan unsur kimia Fe) dibiarkan di area terbuka kemudian terkena air hujan, dan  dalam waktu yang lama muncul karat.
Analisanya : di dalam plate steel itu sendiri sudah terdapat anode, katoda dan metallic pathway, dan se waktu elektrolit (air hujan) berkontak dengan plate steel ini maka terjadi reaksi, pada :

Anoda, Fe ---> Fe+2 + 2e,
electron ini mengalir ke katoda melalui metallic pathway  yang menyebabkan
pada daerah katoda elektrolit terdissosiasi menjadi : H2O ---> 2H+
+ OH- 

Kemudian Ion Hidrogen  yang bermuatan positif (hasil dari dissosiasi tersebut) ber ikatan
dengan electron yang berasal  anoda  tadi membentuk atom hidrogen, reaksi nya : 2H+ + 2e-  ---> H2 , kemudian 2 atom hydrogen (H2 --> H + H)  ber ikatan membentuk molekul hidrogen), sehingga pada daerah katode muncul gas hydrogen.

Kemudian ion hidroksil yang
bermuatan negatif melalui elektrolit menuju ke anoda dan ber ikatan dengan ion Fe+2
membentuk  senyawa Fe(OH)2  dan inilah yang disebut dengan karat. Sehingga dapat disimpulkan karat hanya terjadi pada daerah anoda.

Sekian dulu dari saya , rekan-rekan yang lain mungkin mau mengoreksi dan menambahkan.


Tanggapan 3 - Admin Migas


Terima kasih atas kiriman dokumen "What is Corrosion?" (dokumen terlampir). Bagi anggota milis yang mengambil mode daily digest atau no email, attachment yang sama dapat anda download juga dari URL : http://migas-indonesia.net/index.php?option=com_docman&task=cat_view&gid=75&Itemid=42. Malahan di URL ini, anda dapat juga mendownload dokumen referensi korosi yang lainnya.

8 Types of Corrosion
Corrosion in Upstream Oil and Gas Industry
Corrosion Metals
Galvanic Corrosion
Mitigation Corrossion
Pitting Crevice Corrosion
SS in NaCl
Stress Corrosion Cracking
What is Corrosion ?


From: abdi raja abdi_martua@yahoo.com abdi_martua@yahoo.com

Pak Budhi

Disini saya kirimkan faktor penyebab terjadinya corrosion,saya down load dari website international coating.
Mungkin pak moderator bisa meneruskan attachmentnya ini.

Attachment : What is Corrosion.pdf


Tanggapan 4 - a.diana susanti


Tergelitik nih....

Kalau menurut pak Doni terjadi gas H2 di katoda, lha kok enak sekali ya. bisa menjadi sumber energi yang sangat bagus. murah (karena tinggal nyelupin besi ke air) dan ramah lingkungan.

saya buka wikipedia untuk menjawab keheranan saya. soalnya seingat saya waktu sekolah , korosi itu salah satu contoh reaksi redoks (reduksi - oksidasi) dan prosesnya berantai (tidak berhenti) dan ternyata aunty wikipedia menjawab sebagai berikut:

reaksi di katoda adalah :
O2 + 4 e- + 2 H2O → 4 OH-

reaksi anoda:

Fe → Fe2+ + 2 e−
yang akan diikuti oleh serangkaian reaksi kesetimbangan selanjutnya:

                    Fe2+ + 2 H2O = Fe(OH)2 + 2 H+

                    Fe3+ + 3 H2O = Fe(OH)3 + 3 H+

                    Fe(OH)2 = FeO + H2O

                    Fe(OH)3 = FeO(OH) + H2O

                    2 FeO(OH) = Fe2O3 + H2O

Nha Fe2O3 inilah yang kita sebut "karat" atau "rust". Jadi yang harus diluruskan dari pak doni adalah reaksi di katodanya.

semoga berguna ...

Comments

  1. website migas indonesia yang bagus
    silahkan kunjungi website komunitas k3/hse
    k3-indonesia.blogspot.com

    ReplyDelete
  2. Rekan2 sekalian, sedikit memberikan gambaran:

    Pada dasarnya,
    KOROSI ADALAH PROSES ELEKTROKIMIA

    Bila sepotong logam dicelupkan ke dalam elektrolit, maka logam pada umumnya akan larut atau terkorosi.
    Contoh : logam seng dalam larutan klorida

    Zn + 2 HCl --------> Zn Cl2 + H2
    Zn + 2 H+ + 2 Cl- ---------> Zn2+ + 2 Cl- + H2
    Zn --------> Zn2+ + 2 e ( oksidasi )
    2 H+ + 2 e ----------> H2 ( reduksi )

    Logam seng berpindah ke lingkungan sebagai ion seng. Ini adalah peristiwa oksidasi, atau korosi, yang terjadi di daerah di permukaan logam yang energinya lebih tinggi dari sekitarnya. Daerah ini disebut daerah anodik, atau anoda.

    Ion hidrogen direduksi menjadi gas hidrogen ( H2 ) dan keluar dari larutan. Peristiwa reduksi ini terjadi di daerah-daerah di permukaan logam yang energinya lebih rendah, disebut daerah katodik atau katoda. Daerah ini tidak terkorosi.

    Peristiwa oksidasi dan reduksi tersebut di atas berlangsung secara serempak, dan terjadi suatu aliran listrik searah yang merupakan rangakaian tertutup. Arus listrik mengalir dari anoda di permukaan logam, masuk elektrolit, masuk lagi ke logam di katoda, dan kembali ke anoda dalam logam. Jadi dalam proses korosi ada perubahan kimia dan ada perubahan muatan listrik dari unsur-unsur yang terlibat. Oleh karena itu proses korosi logam adalah proses elektrokimia.

    Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa korosi dapat terjadi bila :

    a. ada katoda (Katoda adalah logam yang relatif lebih mulia, yang permukaannya menjadi tempat berlangsungnya reaksi reduksi.)

    b. ada anoda (Anoda adalah logam yang relatif lebih aktif, yang menjadi pemasok elektron bagi reaksi reduksi, sehingga terkorosi)

    c. ada elektrolit (Elektrolit adalah media yang mengandung zat-zat yang korosif seperti H+dan O2 yang cenderung terreduksi, disamping menjadi tempat bagi zat lain yang dapat mengakselerasi korosi seperti Cl-)

    d. ada penghantar listrik logam / konduktor. (Konduktor adalah sarana untuk transfer elektron dari anoda ke katoda.)


    Berikut adalah,
    REAKSI-REAKSI DALAM PROSES KOROSI

    (1). Secara umum proses oksidasi ( korosi ) di anoda dapat ditulis :

    M ----------> Mn+ + ne

    Unsur logam yang terkorosi dapat satu atau lebih tergantung dari jenis paduan.

    (2). Pada daerah katoda dapat terjadi reaksi-reaksi reduksi :

    Kondisi asam : 2H+ + 2 e --------------> H2

    O2 + 4 H+ + 4 e --------------> 2 H2O

    Kondisi netral / basa : O2 + 2 H2O + 4 e --------------> 4 OH-
    2 H2O + 2e ---------------> 2 OH- + H2

    Reduksi logam / ion : Cu2+ + 2e --------------> Cu

    Fe3+ + e -------------> Fe

    demikian kira2 gambaran yg bisa saya sampaikan.

    Salam,

    Yacobus Wirawan

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal ters...

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan ...

Shutdown System

Apa yang membedakan antara PSD dan ESD? Secara umum keduanya berfungsi "membawa" sistem pemroses ke "keadaan yang lebih aman". Namun secara spesifik PSD lebih ditujukan kepada sebab sebab Process Specific seperti: Overpressure di bagian hilir kompressor, temperatur tinggi di heater untuk fuel gas, level yang terlau rendah di slug catcher, dst. Sementara ESD lebih ditujukan untuk menanggulangi dampak dari suatu kejadian yang sudah terjadi: misalnya gas yang telah bocor, kebakaran kecil di technical room, kebocoran minyak di pipeline, dst. Kedua jenis shutdown ini dapat pula dipicu oleh spurious trip atau gagalnya sistem shutdown tanpa sebab sebab yang diketahui dengan jelas. lebih rendah levelnya dari PSD ialah USD, atau Unit shutdown. Perlu dicamkan penamaan bisa berbeda beda antar company, misalnya ada yang menyebutnya sebagai ESD1, ESD2, ESD3 dan seterusnya, ada yang menyebutkannya sebagai ESD, PSD, USD dan seterusnya. Tidak penting, yang penting pahami betul fi...