Skip to main content

Adjust CGR di HYSYS

"Saya mau bertanya tentang bagaimana menentukan jenis variable yang akan kita adjust untuk mendapatkan suatu target tertentu di HYSYS.
Contoh kasus ketika ingin mendapatkan nilai CGR tertentu dengan jumlah gas production yang juga sudah ditetapkan & sudah di setting, maka saya ingin meng-adjust agar condensate yang keluar separator dapat bernilai (misal) 1500 barrel per day (maka sebagai target variable saya pilih : ACTUAL LIQUID FLOW).
Pertanyaannya, di bagian adjusted variable, sebaiknya variable apa yang saya pilih?
Karena jika saya memilih molar flow atau pun std ideal liquid flow hasilnya akan sama saja.
Apa saja konsiderasi dalam menentukan variable yang akan kita adjust?
Apa smua sama saja sepanjang bisa menghasilkan yang kita inginkan?
Terima kasih atas perhatiannya."


Tanya - Renita Anggreini


Dear bapak2 & ibu2 para profesional migas,

Saya mau bertanya tentang bagaimana menentukan jenis variable yang akan kita adjust untuk mendapatkan suatu target tertentu di HYSYS.
Contoh kasus ketika ingin mendapatkan nilai CGR tertentu dengan jumlah gas production yang juga sudah ditetapkan & sudah di setting, maka saya ingin meng-adjust agar condensate yang keluar separator dapat bernilai (misal) 1500 barrel per day (maka sebagai target variable saya pilih : ACTUAL LIQUID FLOW).
Pertanyaannya, di bagian adjusted variable, sebaiknya variable apa yang saya pilih?
Karena jika saya memilih molar flow atau pun std ideal liquid flow hasilnya akan sama saja.
Apa saja konsiderasi dalam menentukan variable yang akan kita adjust?
Apa smua sama saja sepanjang bisa menghasilkan yang kita inginkan?
Terima kasih atas perhatiannya, mohon maaf kalau pertanyaannya terlalu sederhana :)



Tanggapan 1 - fadhli.halim@saipem


Ibu renita,
Pertama-tama mungkin ibu Renita harus mengerti dulu process yang terjadi dalam separator, sifat-sifat dasar yang mempangaruhi fluida serta parameter-parameter apa saja yang mempengaruhi pemisahan dan properties gas..
dari kasus yang buk renita tanyakan, saya agak masih bingung, buk renita ingin menset flow di bagian bottom separator menjjadi 1500 BPD. tapi saya masih bingung, line mana yang buk renita jadikan adjusted variable..nya.. silahkan bu renita menjelaskan detail case nya.
biasanya, untuk set flow di suatu line out separator,maka yang pasti mempengaruhi adalah jumlah vapour dan liquid di separator, hal ini bisa dipengaruhi (parameter adjusted)
1. Temperature
2. Pressure



Tanggapan 2 -  traino_joko@rekayasa


Bu Renita,

Bener kata bapak fadhli ini yang mempengaruhi itu temperature dan pressure.
Saya juga pernah simulasi pak fadhli untuk liquid flow memang susah..mungkin saran saya ibu renita flow inletnya make diubah menjadi mass flow(lb/hr) aja dari liq std flow begitu pula targetnya...mungkin casenya bisa lebih detail dijelaskan...CMIIW



Tanggapan 3 - Renita Anggreini


Terima kasih Pak Traino & mas Fadhli. Sebenarnya sih pertanyaannya sederhana, yang intinya:
- apa saja pertimbangan menentukan adjusted variable di HYSYS
Kasus itu sebenarnya sudah solve, tapi penasaran saja tentang pilihan di jenis adjusted variablenya. Jadi saya ingin mendapatkan komposisi fluida tertentu (sesuai FEED) sebelum fluida itu masuk ke Test separator (dengan CGR misal:40 bbl/MMscf dan Gas production 20 MMscf). Oleh karena itu, sebelum ke test separator, saya pasang dulu di simulasi separator 3 phase (setelah keluar well) hanya untuk bisa mendapatkan komposisi yang diinginkan dari komposisi well effluent awal.

Komposisi well effluent awal yang keluar dari separator kan terdiri dari 3 phase. Nah phase gas yang keluar saya split lagi menggunakan tee agar saya bisa SETTING gas nya menjadi 20 MMscf. Berartikan skarang saya tinggal mensetting jumlah condensate yang kluar separator agar bisa mencapai CGR 40 bbl/MMscf. Untuk itu saya meng-ADJUST line keluar condensate dari separator sebagai TARGET dengan pilihan VARIABLE TARGET di HYSYS yaitu ACTUAL LIQUID FLOW untuk menghasilkan flowrate yang saya inginkan dengan, sedangkan ADJUST nya adalah si masukan komposisi awal (well effluent tadi) dengan VARIABLE ADJUST nya yaitu MOLAR FLOW.
Yang pada akhirnya smua itu akan saya mix lagi baru masuk ke Test Separator.

Pertanyaannya:
- bagaimana menentukan jenis VARIABLE ADJUST yang tepat?dan apa pengaruhnya jika (misal untuk kasus diatas) kita memilih VARIABLE ADJUST yang berbeda?karena ketika saya pilih VARIABLE ADJUST: MOLAR FLOW atau pun STD IDEAL LIQ VOL FLOW, hasilnya sama saja dan benar2 saja :)


Tanggapan 4 - fadhli.halim@saipem



Jika mau set variable adjust untuk set liquid flow, pastilah di inlet kita set yang berhubungan sama pressure dan temperature, misal, jika di sistem inlet sebelum separator ada HE, maka kita bisa set temperature fluida nya. atau jika ada valve/CV maka bisa diset pressure drop atau pressure outnya.

Jadi intinya pasti P & T,


Tanggapan 5 - Renita Anggreini


Maaf sebelumnya mas Fadhli, tapi sepertinya belum menjawab pertanyaan...& saya masih bingung...Saya sudah mencoba mengganti adjusted variable dengan berbagai tipe baik itu P, T, Molar flow, Std Ideal Liq Vol Flow dan memang smuanya BENAR dan BISA RUNNING.

Pertanyaannya, apa bedanya kalau saya memilih adjusted variable P atau Molar flow atau T,
bagaimana philosophy nya?Apa tidak ada masalah sepanjang bisa mencapai yang saya inginkan?
Kalau saya pilih Molar Flow sebagai adjusted variable dan bukan P atau T seperti yang mas Fadhli anjurkan, dan hasilnya tetap sesuai yang saya inginkan, apa yang salah kalau begitu?
Tapi terima kasih banyak atas jawabannya :)



Tanggapan 6 - Ari Firmansyah starlight


Mudah-mudahan saya gak bikin tambah bingung,

Kalo dari yang saya tangkep, Mbak Nita ini ingin mendapatkan komposisi feed ke separator, sehingga didapat CGR 40bbl/MMSCF diseparator itu pada P&T yang diinginkan? Betul? Halo?

Anda tentu punya data komposisi dari dokumen FEED (design basis), kalau data komposisi ini pada P&T tersebut bisa menghasilkan CGR seperti yang anda inginkan no problem. Silahkan dilanjutkan modellingnya.

Kalau tidak, saya rasa cara yang anda lakukan bisa diterima. Masalah yang diadjust actual volume flow, std ideal liq volume flow, atau liquid volume flow at std condition, hasilnya tentu sama saja, lah wong targetnya tetap. Masing-masing istilah flow ini, berbeda hanya pada definisinya, berdasarkan acuan yg digunakan (misal, liquid flow at std condition (15 C, 1 atm) ini merupakan nilai flowrate anda, jika digunakan densitas pada std condition (densitas berubah tergantung P&T, yang tetap adalah mass flow)), lengkapnya tekan F1 untuk help dari HYSYS. Meskipun nilai dari macem2 volum flow ini bisa saja berbeda, secara actual tentu sama tergantung actual density pada T&P. Jadi menurut hemat saya, sebaiknya untuk mengurangi kepusingan, yang di adjust mass flowrate.

tambah pusing, maaf... hehehe :)


Tanggapan 7 - Renita Anggreini


Ho..iya pak...cukup membuat saya tidak terlalu bingung :)
Terima kasih banyak Pak Ari :)
Sudah pindah kantor ya pak?



Tanggapan 8 - Muhammad Darwis@nisconi


 
Pada T (temperature) & P (pressure) tertentu, setiap stream 2 phase (gas + liquid) mempunyai kesetimbangan (y = kx) yang sudah tertentu.

(y = kx, k = konstanta kesetimbangan, y = fraksimol component di phase gas, x = fraksimol component di phase liquid).

Dengan kata lain, pada T & P berbeda untuk jumlah mass flow tertentu pada stream inlet, jumlah gas dan liquid yang dihasilkan di separator juga akan berbeda.

Pertanyaan mba Renita, dengan target variable actual liquid flow (1500 BPD), variable mana yang menjadi adjusted variable?

Jawabannya semua variable bisa menjadi adjusted variable, seperti pressure, temperature, mass flow, molar flow dan std ideal liq volume flow ( variable ini ada di stream inlet).

Variable mass flow, molar flow dan std ideal liq volume flow pada dasarnya adalah sama, artinya jika salah satu dari ke 3 variable tsb diketahui, otomatis 2 variable yang lain akan terhitung.

Mana yang mau diselect sebagai adjusted variable tergantung problem apa yang dihadapi.

Misalnya :

-          Jika adjusted variable = pressure, variable temperature dan mass flow sudah tertentu.

Artinya kita ingin mencari pada pressure berapa sehingga didapatkan actual liquid flow condensate = 1500 BPD.

-          Jika adjusted variable = temperature, variable pressure dan mass flow sudah tertentu.

Artinya kita ingin mencari pada temperature berapa sehingga didapatkan actual liquid flow condensate = 1500 BPD.

-          Jika adjusted variable = mass flow, variable pressure dan temperature sudah tertentu.

Artinya kita ingin mencari pada mass flow berapa sehingga didapatkan actual liquid flow condensate = 1500 BPD.

-          Jika adjusted variable = molar flow, variable pressure dan temperature sudah tertentu.

Artinya kita ingin mencari pada molar flow berapa sehingga didapatkan actual liquid flow condensate = 1500 BPD.

-          Jika adjusted variable = std ideal liq volume flow, variable pressure dan temperature sudah tertentu.

Artinya kita ingin mencari pada std ideal liq volume flow berapa sehingga didapatkan actual liquid flow condensate = 1500 BPD.

Dari hasil separation tsb, bisa dihitung CGR stream inlet (condensate gas ratio, bbl/MMscf) = actual liquid condensate / Std Gas Flow

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di excelnya.

Okay Mas Budi semoga bisa membantu.



Tanggapan 9 - Budhi, Swastioko (Singgar Mulia)


Biar nggak tambah bingung, saya meminta bantuan kepada Pakar HYSYS yang dipunyai KMI yaitu Mas Darwis.

Di bawah ini jawaban beliau lengkap dengan HYSYS screen capture.

Semoga bermanfaat.



Attachment : Tanya Adjust CGR di Hysys.xls



Tanggapan 10 - Ari Firmansyah starlight


Pak Budhi,
 
Ini juga guru saya dulu... Yang ngajarin saya buka HYSYS ya Mas Darwis ini.
Salam untuk beliau Pak.


Tanggapan 11 - Renita Anggreini


Terima kasih banyak Pak Ari, Pak Budhi, Pak Darwis, Pak Onei,dll :)
Jadi sangat clear :)
Berarti kesimpulannya kalau saya benar,
jika P & T sudah tertentu, kita ingin meng-adjust Molar Flow ataupun Std Ideal Lig Vol FLow sama saja.


Tanggapan 12 - Ari arisoulisa


Jangan lupa check STP.
Takutnya STP yang dimaksud di project berbeda
Dengan STP di HYSYS


Tanggapn 13 - devaxrayz


Miss Renita,

Ini mungkin sedikit diluar topic, namun sekedar menambahkan, yang tidak kalah pentingnya ketika mendapatkan data CGR (misalnya dari client/lab/hasil pengukuran dilapangan) adalah menanyakan kondisi operasi (pressure/temperature) dan lokasi dari data CGR itu diukur. Data CGR pada inlet (let say 300 meter) dari separator tidaklah sama dengan CGR yang didapatkan dengan membagi flowrate condensate outlet dan flowrate gas outlet separator. Seiring dengan penurunan tekanan (akibat pressure drop pipa, control valve dan inlet separator) nilai CGR akan berkurang karena adanya flashing condensate menjadi gas

[quote] Jadi saya ingin mendapatkan komposisi fluida tertentu (sesuai FEED) sebelum fluida itu masuk ke Test separator (dengan CGR misal:40 bbl/MMscf dan Gas production 20 MMscf).[/quote]

kalau melihat persoalannya diatas, CGR 40bbl/MMScf itu ada pada inlet bukan pada outlet separator, sehingga cara mendapatkan komposisi fluida inlet (dan molar flownya) dengan cara "hysys adjust" seperti itu bisa kurang tepat (tergantung seberapa besar ms. Renita memasukkan nilai "Delta P inlet" pada separator). Untuk mengecek apakah CGR inlet yang didapatkan dengan adjust tadi = 40 bbl/MMscfd coba dibagi manual antara phase flow aqueous + liquid (bbl) dengan phase flow vapor (MMscfd).

Jika miss Renita menaruh zero pressure drop dari inlet piping hingga separator sehingga pressure outlet separator, tentu hasilnya akan sama karena CGR outlet akan sama dengan CGR inlet. Namun ini akan berpengaruh terhadap simulasi lebih lanjut. Dimana pada sisi condensate, jika memasuki equipment dengan pressure yang lebih rendah, akan muncul vapor (akibat VLE) padahal in reality mungkin seharusnya vapor ini sudah terpisahkan di separator awal.

hope this relevant :) dan tidak bermaksud menambah persoalan...

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal tersebut

Apa itu HSE ?

HSE adalah singkatan dari Health, Safety, Environment. HSE merupakan salah satu bagian dari manajemen sebuah perusahaan. Ada manejemen keuangan, manajemen sdm, dan juga ada Manajemen HSE. Di perusahaan, manajemen HSE biasanya dipimpin oleh seorang manajer HSE, yang bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan seluruh program HSE. Program  HSE disesuaikan dengan tingkat resiko dari masing-masing bidang pekerjaan. Misal HSE Konstruksi akan beda dengan HSE Pertambangan dan akan beda pula dengan HSE Migas . Pembahasan - Administrator Migas Bermula dari pertanyaan Sdr. Andri Jaswin (non-member) kepada Administrator Milis mengenai HSE. Saya jawab secara singkat kemudian di-cc-kan ke Moderator KBK HSE dan QMS untuk penjelasan yang lebih detail. Karena yang menjawab via japri adalah Moderator KBK, maka tentu sayang kalau dilewatkan oleh anggota milis semuanya. Untuk itu saya forward ke Milis Migas Indonesia. Selain itu, keanggotaan Sdr. Andry telah saya setujui sehingga disk

Penggunaan Hydrostatic Test & Pneumatic Test

Pneumatic test dengan udara (compressed air) bukan jaminan bahwa setelah test nggak ada uap air di internal pipa, kecuali dipasang air dryer dulu sebelum compressed air dipake untuk ngetest.. Supaya hasilnya lebih "kering", kami lebih memilih menggunakan N2 untuk pneumatic test.. Tanya - Cak Ipin  Yth rekan-rekan milis Saat ini saya bekerja di power plant project, ditempat saya bekerja ada kasus tentang pemilihan pressure test yang akan digunakan pada pipa Instrument, Pihak kontraktor hanya melakukan hydrostatic test sedangkan fluida yg akan digunakan saat beroperasi adalah udara dimana udara tersebut harus kering atau tidak boleh terkontaminasi dengan air, pertanyaan saya : 1. Apakah boleh dilakukan hydrostatic test pada Instrument air pipe?? 2. Jika memang pneumatic test berbahaya, berapa batasan pressure untuk pneumatic test yg diijinkan?? Mohon pencerahan dari para senior, terima kasih. Tanggapan 1 - Apriadi Bunga Cak Ipin, Sepanjang yang saya tahu, pneum