Skip to main content

Step Up Tegangan 3 Phase

"Secara umum untuk menaik-turunkan tegangan 3 phasa, kita bisa menggunakan 1 buah trafo 3 phasa atau 3 buah trafo 1 phasa. Ada beberapa manufaktur lokal yang sering suppply transformer distribusi ke PLN maupun ke industri2 dalam negeri."

Tanya - Nandha H (MJEE) nandha@mjee

Dear kawan2 KMI

Saya mau tanya, jika ada supply tegangan 3 phase 220V 60Hz ingin dinaikkan menjadi 3 phase 380 V 60 Hz, bagaimanakah caranya. Apa menggunakan trafo untuk tiap phasenya saja bisa (berarti tiap phasenya 110 V dinaikkan menjadi 220 V, atau 2x), atau adakah jenis trafo yang khusus digunakan untuk tegangan 3 phase, sehingga tidak mempengaruhi frekuensi dan phasenya. Kalau ada kira-kira product apa yang bisa digunakan (merek tertentu)? Mohon pencerahannya.

Terimakasih banyak


Tanggapan 1 - a_firmansyah95 agung

Nandha,

Trafo tdk mempengaruhi frekuensi. Output frek sama dng input frek.

Ada bbrp pilihan trafo yg bisa dipakai dng rasio 380V/220V  (Primer/Sekunder):

1. Pakai 1 buah trafo 3 fasa
2. Pakai 3 buah trafo 1 fasa

Umumnya yg no. 1 lebih murah,ekonomis, praktis (smaller dimension)  dan lebih banyak tersedia di pasaran.

rating kVA trafo nya harus dipilih lebih besar dari beban yang  disuplai

Terimakasih


Tanggapan 2 - rengik

 
  Dear Mr Nandha,
    
    Secara umum untuk menaik-turunkan tegangan 3 phasa, kita bisa menggunakan 1 buah trafo 3 phasa atau 3 buah trafo 1 phasa. Saya kira ada beberapa manufaktur lokal yang sering suppply transformer distribusi ke PLN maupun ke industri2 dalam negeri...
    
    
Tanggapan 3 - Nandha H (MJEE) nandha@mjee

Terima kasih kawan-kawan, ternyata mudah ya menaikturunkan tegangan, mungkin yang akan jadi masalah adalah kapasitas. Jika kebutuhannya adalah 3 phase 380V 9kVA maka supply yang cuma 3 phase 220 V harusnya butuh arus lebih banyak kan, jadi sekitar 16 kVA. <<< apakah benar ya :p (hehe gak ngitung). dan permasalahan lain adalah ketika terjadi phase failure akibat salah satu gulungan di transformator putus. Karena ini untuk rotating machine (Motor AC) maka akan berbahaya untuk keamanan motornya, apa ada pendapat untuk masalah tersebut. Terima kasih banyak


Tanggapan 4 - a_firmansyah95 agung


Kalo untuk daya (spt kW, KVA) berapapun tegangannya dirubah , gak  berubah. 9kVA load di 380V, tetap 9kVA juga di 220V. Ingat hukum  kekekalan energi, yang berubah hanya arusnya bertambah besar (dng  asumsi performance beban tetap sama walaupun tegangan di rubah).

Kalo boleh tanya: untuk keperluan apa tegangan dirubah ?  kalo motornya yg existing rating nya 220V 3phase akan difeed dr  source 380V 3ph, tentu tdk bisa. Harus ganti motor dng rating yg 380V  3phase

Utk mengantisipasi phase failure atau loss phase , di panel motor  dipakai overload relay yang tipe elektronik. Kalo yg tipe bimetal  umumnya tdk bisa detect loss phase


Tanggapan 5 - Kusuma kb@sarana-ahli
Pak Kris,

saya tunggu juga jawaban mas firman kok tidak muncul, jadi ikutan jawab ya.. kalau masalah merk, sudah banyak pak, tinggal search aja di google, dg  keyword motor protection relay, overcurrent relay digital, dll. Untuk relay  digital umumnya sudah bisa deteksi loss phase/single phasing. Sebenarnya  relay bimetal ada juga yang bisa deteksi single phasing, yaitu yang jenis  double slide.

Jika suplai motor 3 phase hilang 1 phase (single phasing), maka :
- jika motor dalam kondisi berhenti, motor tidak akan bisa start (motor  mendengung)
- jika motor dalam kondisi running, maka motor tetap berputar tapi  kecepatannya turun dan arus akan naik pada fasa yang sehat. Jika relay  proteksi tidak bekerja, motor cepat rusak atau terbakar.



Tanggapan 6 - Kris_Budianto@fmi


Mas Firman..

saya mau tanya sedikit untuk overload yang electronic itu, biasanya merknya apa? apa alat tersebut benar benar bisa mengetahui bahwa motor hilang 1 fasa, tapi menurut pengalaman saya untuk motor 3 phasa tidak akan bisa jalan jika kehilangan 1 phasa ( motor akan mendengung ). mohon advice jika keliru


Tanggapan 7 - Kris_Budianto@fmi


oke pak, makasih infonya nanti saya coba cari di google,  saya masih agak bingung, jika motor dalam kondisi running dan 1 phasa hilang, motor tetap akan berputar dengan kecepatan menurun, dan akan terjadi high ampere pada phasa yang lainnya, berarti relay bimetalnya akan bekerja karena high ampere, dengan indikasi motor overload ( bukan single phasing ) apa benar seperti itu ? jika memang benar keliatannya relay electronic lebih efisien, karena bisa mengindikasikan single phasing dan overload.


Tanggapan 8 - Kusuma kb@sarana-ahli


Pak Kris,

saya tunggu juga jawaban mas firman kok tidak muncul, jadi ikutan jawab ya.. kalau masalah merk, sudah banyak pak, tinggal search aja di google, dg  keyword motor protection relay, overcurrent relay digital, dll. Untuk relay  digital umumnya sudah bisa deteksi loss phase/single phasing. Sebenarnya  relay bimetal ada juga yang bisa deteksi single phasing, yaitu yang jenis  double slide.

Jika suplai motor 3 phase hilang 1 phase (single phasing), maka :
- jika motor dalam kondisi berhenti, motor tidak akan bisa start (motor  mendengung)
- jika motor dalam kondisi running, maka motor tetap berputar tapi  kecepatannya turun dan arus akan naik pada fasa yang sehat. Jika relay  proteksi tidak bekerja, motor cepat rusak atau terbakar.

Tanggapan 9 - Kusuma kb@sarana-ahli

Begini pak,

Jika motor 3 phase mengalami single phasing, maka tinggal 2 phase yang  berbeda 120 deg. Secara teori, dengan dua phase yang berbeda, maka masih  bisa menimbulkan medan putar, sehingga motor bisa berputar --> seperti motor  satu fasa dengan auxiliary winding atau kapasitor. Namun, karena hanya flux  yang dihasilkan hanya dari 2 phasa, torsi yang dihasilkan menjadi drop  hingga jauh di bawah rating nominalnya. Oleh karena itu, jika motor dalam  kondisi berhenti, kemungkinan besar torsi yang dihasilkan tidak sanggup  melawan lock rotor torque, sehingga motor tidak bisa start.
Apabila motor dalam keadaan berputar lalu mengalami single phasing, rotor  sudah memiliki "modal" untuk berputar, yaitu medan magnet induksi sisa,  sehingga untuk beban yang tidak overload, kemungkinan besar motor masih bisa  berputar. Lalu kenapa kecepatannya turun? Jika kemampuan torsi motor  menurun, sedangkan bebannya tetap, maka motor akan berusaha untuk memenuhi  kebutuhan torsi beban, yaitu dengan menurunkan kecepatan --> ingat lagi  kurva torsi vs kecepatan motor induksi.

Bagaimana dengan proteksinya? Apakah proteksi overload/overcurrent saja  cukup?
Jika motor dibebani pada ratingnya (full load), maka jika terjadi single  phasing, relay overload akan bekerja. Namun jika motor dibebani lebih kecil dari full load atau bebannya  berubah-ubah, jika terjadi single phasing, relay overload tidak akan bekerja  (jika seting relay untuk full load rating), sementara arus sirkulasinya  tetap membahayakan motor. Relay elektronik atau digital dengan metode vektor  bisa membedakan arus yang dihasilkan oleh suplai dan arus yang dihasilkan  oleh motor (arus urutan negatif akibat single phasing) sehingga meskipun  bebannya kecil, masih bisa mendeteksi adanya single phasing.

Silakan dikomentari...


Tanggapan 10 - Nandha H (MJEE)


Waaah, saya salah, maksudnya arusnya yang berubah, kalo soal daya ya sama saja ya. Maksudnya arusnya yang berubah. Nilai kVA yang diubah/dinaikkan di trafonya saja mungkin, maksudnya dengan trafo rate 15kVA mungkin.

Kebutuhan untuk motor AC 3phase 380 V 60 Hz, 9kVA
Tersedia AC 3phase 220 V 60 Hz, daya nya juga harusnya 9kVA
(Kejadiannya karena salah pesan, di daerah tersebut tersedia tegangannya 220V 3 phase, sehingga motor yang sudah terlanjur di pesan dengan rate 380V bagaimana agar tetap dapat di pakai, ya dipakai trafo untuk mengubah tegangan inputnya, atau hal ini terlalu beresiko?)

Maka pastinya arus di sisi primer trafo pasti lebih besar dari pada di sisi skunder sehingga ukuran breaker dan kabel pasti lebih besar di sisi primer.


Tanggapan 11 - Kusuma kbrata


Mas Nandha,

sepertinya anda tidak salah beli, tapi memang motor 3 phase 220 V untuk  ukuran 9kVA saya rasa sangat jarang. Atau mungkin ada rekan2 yang  mengetahuinya? Kalau ada, barangkali lebih baik motor mas Nanda ditukar  tambah, daripada beli trafo lagi...:)

Kalau terpaksa pakai trafo step up tidak apa-apa, rating trafo menurut saya  13 kVA sudah cukup, untuk kompensasi pada saat start.


Tanggapan 12 - Tavip S. Lubis tavip@badaklng


Saya tertarik dengan pernyataan Nandha berikut

> Kebutuhan untuk motor AC 3phase 380 V 60 Hz, 9kVA
> Tersedia AC 3phase 220 V 60 Hz, daya nya juga harusnya 9kVA
> (Kejadiannya karena salah pesan, di daerah tersebut tersedia tegangannya
> 220V 3 phase, sehingga motor yang sudah terlanjur di pesan dengan rate
> 380V bagaimana agar tetap dapat di pakai, ya dipakai trafo untuk mengubah
> tegangan inputnya, atau hal ini terlalu beresiko?)

Mungkin anda tidak salah beli, motor 220/380 itu bisa dipertukarkan. Itu berarti motornya bisa dusupply dari 220Volt atau 380Volt tergantung cara merangkainya D atau Y. Coba perhatikan ada berapa terminal yang keluar ada enam kah ?, Lihat nameplatenya baik-baik disitu ada tertera 220/380 dan ada petunjuk terminal-terminal yang harus dijamper untuk tegangan 220V dan 380V. Tujuan pemberian enam terminal ini adalah untuk memungkinkan supply 220Volt atau 380 Volt disamping itu juga untuk start W-D.


Tanggapan 13 - suwoko edi prasetyo


Mas Nandha,
  
  Seperti apa yang dimaksud dibawah Mohon diperjelas
  Voltase yang available di daerah tersebut untuk 3 Phase 220V apakah berarti berarti tertulis 220/127V, sedang Voltase untuk Motor 380/220V s.d Voltase PLN skr.
  Jadi untuk ini pada motor tersebut untuk posisi Delta maka dibutuhkan Voltase 380V dan memang seharusnya diperlukan Trafo Step-up tentunya dengan KVA min 1.5x dari kva motor,...
  Mohon koreksinya ...


Tanggapan 14 - Nandha H (MJEE) nandha@mjee


Waaah terima kasih untuk kawan-kawan atas responnya. Pada akhirnya keputusan bukan saya yang pegang, dan motornya di kembalikan ke mitsubishi untuk di ganti dengan rate yang seharusnya yaitu 3 phase 220V 60Hz.

Dan memang terjadi salah order, karena kurang akuratnya survey lapangan pada saat itu, informasi bahwa tegangan 220V 3 phase baru di ketahui belakangan, kami sendiri mengira bahwa 220V tersebut adalah 1 phasenya. << Pengalaman berharga, bahwa form survey adalah aturan yang harus dipakai dan di isi dengan sebaik dan seakurat mungkin.

Sekali lagi terima kasih untuk kawan-kawan semua.

Comments

  1. PT BDR INDONESIA
    ABB Authorized Value Provider for BALDOR RELIANCE DODGE ABB

    http://bdrindonesia.co.id

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal tersebut

Apa itu HSE ?

HSE adalah singkatan dari Health, Safety, Environment. HSE merupakan salah satu bagian dari manajemen sebuah perusahaan. Ada manejemen keuangan, manajemen sdm, dan juga ada Manajemen HSE. Di perusahaan, manajemen HSE biasanya dipimpin oleh seorang manajer HSE, yang bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan seluruh program HSE. Program  HSE disesuaikan dengan tingkat resiko dari masing-masing bidang pekerjaan. Misal HSE Konstruksi akan beda dengan HSE Pertambangan dan akan beda pula dengan HSE Migas . Pembahasan - Administrator Migas Bermula dari pertanyaan Sdr. Andri Jaswin (non-member) kepada Administrator Milis mengenai HSE. Saya jawab secara singkat kemudian di-cc-kan ke Moderator KBK HSE dan QMS untuk penjelasan yang lebih detail. Karena yang menjawab via japri adalah Moderator KBK, maka tentu sayang kalau dilewatkan oleh anggota milis semuanya. Untuk itu saya forward ke Milis Migas Indonesia. Selain itu, keanggotaan Sdr. Andry telah saya setujui sehingga disk

Penggunaan Hydrostatic Test & Pneumatic Test

Pneumatic test dengan udara (compressed air) bukan jaminan bahwa setelah test nggak ada uap air di internal pipa, kecuali dipasang air dryer dulu sebelum compressed air dipake untuk ngetest.. Supaya hasilnya lebih "kering", kami lebih memilih menggunakan N2 untuk pneumatic test.. Tanya - Cak Ipin  Yth rekan-rekan milis Saat ini saya bekerja di power plant project, ditempat saya bekerja ada kasus tentang pemilihan pressure test yang akan digunakan pada pipa Instrument, Pihak kontraktor hanya melakukan hydrostatic test sedangkan fluida yg akan digunakan saat beroperasi adalah udara dimana udara tersebut harus kering atau tidak boleh terkontaminasi dengan air, pertanyaan saya : 1. Apakah boleh dilakukan hydrostatic test pada Instrument air pipe?? 2. Jika memang pneumatic test berbahaya, berapa batasan pressure untuk pneumatic test yg diijinkan?? Mohon pencerahan dari para senior, terima kasih. Tanggapan 1 - Apriadi Bunga Cak Ipin, Sepanjang yang saya tahu, pneum