Skip to main content

Prosedur-prosedur konstruksi

"Sebelum kita mengidentifikasi prosedur-prosedur kerja yang dibutuhkan dalam apapun bisnis organisasi anda, sebaiknya (bahkan diharuskan oleh standard ISO 9001) untuk mengidentifikasi proses-proses yang diperlukan dalam bisnis tersebut. Proses-proses itu bisa dikelompokkan kepada 1) Product Realisation Process; 2) Support Process 3) Management Process."


Tanya - Fauzie Yulias


Kepada Rekan-rekan,

Saya mohon info apa saja prosedur di konstruksi dan apa saja yang harus dilakukan sebelum konstruksi di mulai?konstruksi ini yang bergerak di oil & gas....

Terima kasih atas infonya....



Tanggapan 1 - Roeddy Setiawan


Pak Fauzie,

Banyak pak procedure, memang procedure itu harus di develop kalau belum ada lalu di review sama sama antara rep dr safety,engineering, contractor kalau ada, field foreman sambil sekalian buat job safety analysis.
Barangkali sebagai gambaran bapak bisa scan scan ke recommended practices dr API , ada banyak Rp 14c.,14e, ANSI buletin ,,,, silahkan pak l


Tanggapan 2 - Dirman Artib


Pak Fauzi dan Pak Roeddy,
Sebelum kita mengidentifikasi prosedur-prosedur kerja yang dibutuhkan dalam apapun bisnis organisasi anda, sebaiknya (bahkan diharuskan oleh standard ISO 9001) untuk mengidentifikasi proses-proses yang diperlukan dalam bisnis tersebut. Proses-proses itu bisa dikelompokkan kepada 1) Product Realisation Process; 2) Support Process 3) Management Process.

Point 1 adalah proses-proses dan sequences bagaiamana produk/service anda
tersebut direncanakan, dibuat/direalisasikan dan dimonitor serta dikendalikan sampai akhirnya menjadi produk jadi/actual service untuk didelivery ke customer/client.

Point 2 adalah proses-proses dan sequences dari aktivitas pendukung yang tidak didelivery ke customer/client tetapi sangat penting, karena tanpa proses ini anda tidak akan bisa menjalankan point 1. Contoh : Recruitment (anda tidak menyearhkan orang yg anda recruit ke client, bukan ? Tetapi tanpa ada recruitment anda tidak akan punya SDM, otomatis anda tidak bisa menjalankan point 1.

Point 3 adalah proses-proses yang didefinisikan bagaimana anda memonitor, mengendalikan, mengukur kinerja point 1 dan 2 di atas, ditambah proses untuk meningkatkan kinerja dari point 1 dan 2 tersebut untuk terus menerus melakukan perbaikan.

Nah, setelah kotak-kotak proses dan sequences tersebut anda definisikan, barulah anda mengidentifikasi prosedur-prosedur yang dibutuhkan untuk menjamin pengoperasian dan pengendalian proses-proses tersebut secara efektif. Tidak semua proses harus dibuat prosedur kerjanya sehingga anda punya prosedur setinggi 3 mtr, tetapi anda harus fokus kepada proses-proses yang kritikal dalam hal policies of your organisation, your people competency level and your organisation culture. Idealnya, jika sebuah proses sudah biasa dieksekusi oleh orang-orang yang kompeten, di mana semua anggota team sudah tahu tanggung jawab dan urutan kerja, serta bukti ada bahwa mutu dari output proses sudah sesuai dengan yang dikehendaki, maka ekstrim nya anda tidak perlu lagi membuat prosedur tertulis. Cukup, anda mengkomunikasikan metode kerja/prosedur lewat forum pelatihan.

Begitupula dengan proses-proses yang tidak kritikal, anda tidak perlu mempunyai prosedurnya. Contohnya : Prosedur membuat kopi di pantry toh tidak perlu karena tidak kritikal untuk policy organisasi anda di bidang mutu, safety maupun lingkungan. Lain halnya jika organisasi anda adalah Warung Kopi spt StarFuck :) , tentunya proses membuat kopi dengan standard tertentu adalah vital bagi anda.

Bagaimanapun juga, International recognised standard untuk Sistem Manajemen (ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001. Tetapi, tidak tertutup kemungkinan misalnya sebuah kontrak menghendaki anda harus mempunyai prosedur tertentu yang spesifik. Dalam hal ini tentu keberadaan prosedur itu menjadi wajib adanya (wong dia yang bayar, ya kan ?)

Jadi silahkan baca dan pelajari standard serta kontrak tersebut !

Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal tersebut

Apa itu HSE ?

HSE adalah singkatan dari Health, Safety, Environment. HSE merupakan salah satu bagian dari manajemen sebuah perusahaan. Ada manejemen keuangan, manajemen sdm, dan juga ada Manajemen HSE. Di perusahaan, manajemen HSE biasanya dipimpin oleh seorang manajer HSE, yang bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan seluruh program HSE. Program  HSE disesuaikan dengan tingkat resiko dari masing-masing bidang pekerjaan. Misal HSE Konstruksi akan beda dengan HSE Pertambangan dan akan beda pula dengan HSE Migas . Pembahasan - Administrator Migas Bermula dari pertanyaan Sdr. Andri Jaswin (non-member) kepada Administrator Milis mengenai HSE. Saya jawab secara singkat kemudian di-cc-kan ke Moderator KBK HSE dan QMS untuk penjelasan yang lebih detail. Karena yang menjawab via japri adalah Moderator KBK, maka tentu sayang kalau dilewatkan oleh anggota milis semuanya. Untuk itu saya forward ke Milis Migas Indonesia. Selain itu, keanggotaan Sdr. Andry telah saya setujui sehingga disk

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan