Dalam mengetahui dan monitoring parameter dari emisi salah satu opasitas dapat menggunakan instrument equipment seperti emission control, dan juga bisa secara manual bapak bisa dapat treatment fired heater/ combustion chamber dan fuel system secara berskala.
Tanya - Wisnu Sudibjo
Rekan2 migas sekalian,
Saya ada pertanyaan seputar implementasi Permen LH No. 13 Tahun 2009 yang berkaitan dengan suar bakar atau flare. Pada Lampiran I point 1.d, disebutkan bahwa parameter yang dimonitor adalah Opasitas yang tidak boleh lebih dari 40%.
Bagaimanakah implementasi dari PerMen ini? Apakah dengan diobservasi manual, ataukah mesti menggunakan suatu analyzer khusus?
Atau malah tidak pernah diterapkan sama sekali? Soalnya pada Pasal 4 dikatakan bahwa Lampiran I point 1.d tsb tidak berlaku untuk Pilot Flaring. Sejauh ini, sama cuman tahu flare yang diignite dengan menggunakan pilot. Jadi, apakah observasi opasitas tersebut masih diperlukan untuk design flare saat ini?
Terima kasih atas kesediaan sharing dari rekan - rekan Migas sekalian,
Attachment : PermenLH_13_2009-Emisi MIGAS.pdf
Tanggapan 2 - Nurmansyah
Dear Pak Wisnu
Dalam mengetahui dan monitoring parameter dari emisi salah satu opasitas dapat menggunakan instrument equipment seperti emission control, dan juga bisa secara manual bapak bisa dapat treatment fired heater/ combustion chamber dan fuel system secara berskala.
Tanggapan 3 - Bakhtiar
Rekan Wisnu,
Pemantauan opasitas flare sepengetahuan saya tidak perlu analyzer bahan kimia, melainkan perbandingan visual secara fisik dengan "teropong" yang dilengkapi dg dua lensa sehingga kita dpt membandingkan opasitas si flare dg opasitas standar. Teknis pengukurannya di atur dlm Kep Bapedal 205/1996 Lamp 2, spt alat bantu yg diperlukan, metode pengukuran pemilihan tempat pengamatan. Silahkan saja berkoordinasi dg perusahaan pemantau emisi udara untuk lebih jelasnya.
Aturan ini sudah diterapkan, jika tidak raport MERAH buat PROPER-nya :)
Kalo pilot flare memang tidak diperlukan pemantauan. Cman interpretasinya kurang tepat untuk flare yg diignitate dg pilot, karena flare jenis ini seharusnya dipantau.
Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal tersebut
Comments
Post a Comment