Isu 'kekurangan tenaga perminyakan' bermula dari statement Kepala SKK Migas mengomentari sulitnya tenaga bidang pemboran krn kita ada program pemboran 1500 sumur, disebutkan beliau a.l krn masalah salary. Memang SDM teknik pemboran keahliannya spesifik dan tdk mudah utk disusupi oleh si abal2.
Tanggapan 37 - pantun siagian
Salam Migas! Saya sangat "bangga" dengan pemerintah indonesia yang hanya mampu mengomentari kesalahan dan kekurangan pekerja migas indonesia dan perusahaan migas milik negara sendiri pemerintah berkata, bahwa indonesia kekurangan tenaga perminyakan itu artinya negara berhasil mengucilkan setiap calon sarjana di bidang perminyakan di indonesia telah mampu menjelekkan sendiri lulusan universitas yg dibangun bangsa sendiri kalo gitu, hapuskan saja semua universitas di indonesia di tanah air kita yg tercinta ini dan tolong tanyakan kepada kementrian pendidikan mengenai hal ini agar kementrian intropeksi diri kalau memang pendidikan di indonesia membuat indonesia kekurangan tenaga perminyakan miris.. sungguh miris apa yg diperbuat pemerintah terhadap negaranya sendiri pemerintah tidak menghargai apa yg di perbuat oleh anak bangsa huh! saya kecewa .. padahal berdasarkan data dr seminar yg saya ikuti, pekerja migas indonesia termasuk 3 terbaik di dunia setelah filipa dan india ( entah benar atw tidak tp itulah data yg saya dpt) perkenalkan saya pantun siagian , saya mahasiswa teknik pertambangan universitas sriwijaya , meski basic saya teknik pertambangan, namun kami memiliki prodi yg menjurus ke minyak dan gas dan mohon maaf bila ada kata2 yg salah semua tidak lebih saya sebagai mahasiswa kecewa dengan tindakan pemerintah yang membiarkan blok mahakam jatuh ke tangan asing dan tindakan pemerintah yang menjelekkan pekerja migas di indonesia Tanggapan 38 - dirman artib
Kawan migas, Mohon disimak video buatan John Pilger the new rulers of the world. http://www.youtube.com/watch?v=UxgZZ8Br6cE Tanggapan 39 - Amal Ashardian
Muhammad Walfajri Sedikit sharing kondisi di Abu Dhabi yg minim akan SDM lokal. Sama seperti di tanah air, mahasiswa2 yg akan lulus diberikan kesempatan magang (internship program) di perusahaan2 nasional operator oil & gas (dalam hal ini ADNOC - Abu Dhabi National Oil Company grup), semacam Kerja Praktek di kita, lamanya sekitar 2 bulan. Untuk mahasiswa org lokal, lulusan S1 akan sangat gampang bergabung dgn berbagai perusahaan. Sedangkan mahasiswa warga negara asing yg berkuliah disini, juga tidak kesulitan untuk mencari kerja bila mau berkarir disini. Di ADNOC ada program untuk para fresh graduate (minimal 2 thn s/d 6 thn), sampai mereka berkompeten bekerja di bidangnya sendiri. Untuk di tanah air, kita tahu bbrp KKKS masih tetap menjalankan program perekrutan fresh grad ini, seperti Total, Chevron, BP, Pertamina. Seorang geologist di Indonesia misalnya, setelah 3-4 thn bekerja sudah bisa propose well utk pengeboran selanjutnya. Kalau orang Arab local UAE, jarang yg 3-4 tahun bekerja bisa propose well sendiri. Ini disebabkan mereka sudah terbiasa manja dan hidup mewah. Dan program buat mereka tidaklah terlalu ketat seperti di kita. Fresh graduate disini mobilnya aja ganti2, Lexus, Landcruiser. Itulah keberuntungan buat orang2 lokal di negeri2 petrodollar, krn populasi sedikit dan perlindungan dari pemerintahnya yang kuat, mereka bisa menikmati kemakmuran dari hasil minyak. Krisis yg melanda Eropa skrg memang masih berlanjut. Seorang intruktur training kami 2 minggu lalu, seorang British, bercerita bahwa di Eropa pengangguran terus bertambah, sementara jumlah pekerjaan sedikit. Ditambah lagi biaya hidup Eropa yg tinggi. Makanya tak heran mereka skrg mau agak turun harga. Tanggapan 40 - Rania Indrianingsih
Rasa2nya, melihat setiap tahun pengangguran sarjana bertambah, setiap hari, berapa ribu penganggur2 muda merantau ke Jakarta, memenuhi ibukota. kerja di perminyakan adalah idaman sarjana baru, dan juga referensi menggaet hati calon mertua. Bila diamati tidak balance nya antara demand vs supply, antara kebutuhan engineer vs supply engineer, apakah karena jumlah angkatan muda usia produktif sudah terlalu banyak? atau dengan kata lain jumlah manusia Indonesia terlalu banyak. mestinya ada menteri khusus ngurususin Kependudukan nih, seperti jaman Eyang Harto. tengok negeri jiran, Malaysia dan Australia, dengan populasi kurang dari 30 juta, dengan potensi sumber daya alam, pemerintah tak sulit memberi pekerjaan dan mata pencaharian utk warganya. Tanggapan 41 - Cahyo Hardo
Yang saya yakini, banyaknya jumlah penduduk itu tidak berhubungan dgn kemakmuran, krn setiap yg melata di muka bumi itu sudah dijamin rezekinya oleh Allah. Banyak anak banyak rejeki. Saya pikir itu dulu pepatah Jawa. Ternyata intinya berasal dari Nabi yg mulia shallallahu 'alaihi wa sallam ttg anjurannya utk beranak banyak. Maap kali ngelantur. Tanggapan 42 - Cahyo Hardo
Yg di dalam negeri kurang ahli neeh he. .he. . Kalo masalah berani bayar brapa, tergantung internal equity juga pak. Repot juga bayar tinggi si fulan ex luar negeri, namun jd menara gading bg yg lain, pdhal outputnya semua dituntut sama. Setahu saya juga, ada yg di luar negeri tp dia tdk ahli looh. Bisa disebut sbg penumpang saja dan bersembunyi di antara orang Indonesia yg ahli. Dan ini yg harus diwaspadai oleh para HRD, meski saya yakin mereka juga lebih tahu. Tanggapan 43 - Wahyu Affandi
Mas Cahyo dkk, Isu 'kekurangan tenaga perminyakan' bermula dari statement Kepala SKK Migas mengomentari sulitnya tenaga bidang pemboran krn kita ada program pemboran 1500 sumur, disebutkan beliau a.l krn masalah salary. Memang SDM teknik pemboran keahliannya spesifik dan tdk mudah utk disusupi oleh si abal2. Tanggapan 44 - Muhammad Rifai
Pengen ikut nambahin Soal pekerja india dan filipin banyak yang mempoles CV, saya pikir ada benernya... minimal saya pernah liat list dari CV yang masuk (masuk shortlisted) untuk seorang piping engineer... ada sekitar 50-60 orang, tapi hanya beberapa gelintir aja yang mendapat tawaran... itupun dengan rate yang minimum... dibanding dari Indonesia, hanya kalo nggak salah, kurang dari 5 orang... dan dari cerita temen2, emang biasanya perusahaan perekrut mundur lantaran expektasi dari engineer kita yang jauh diatas pekerja dari india/filipin Meskipun beberapa orang memang jago, tapi saya pernah lihat ketika lead engineer (piping) dari india diskusi dengan seorang documen control tentang seluk beluk peralatan untuk topside platform (document control : lebih kurang 8-10 tahun pengalaman)... nampak jagoan si document control... dari beberapa diskusi, emang si lead nampak minus untuk masalah teknikal... ternyata masalah manajerial pun masuk engineer abal abal... yang ahirnya di depan klien, project manager sampai bilang bahwa si lead dikeluarkan dari proyek karena tak perform Kalo yang dari filipin, emang belum banyak bersinggungan, tapi beberapa yang saya jumpai, ya masih unda undi dengan engineer india Dari cerita di atas, saran saya, pandai pandailah mempoles CV kalau mau masuk shortlist... bagi head hunter Indonesia, mungkin bisa share CV yang kaya' apa yang laku jual Saya yakin, engineer indonesia layak jual karena teknikal dan manajerial bagus, hanya saja kurang polesan dan tentunya masih banyak yang nggak pinter cas cis cus Tanggapan 45 - Wahyu Affandi
Pak Muhammad Rifai dkk, ,jika SDM kita sdh dilirik tp kalah (diduga) krn expektasi yg tinggi, maka yg perlu diketahui adalah "bagaimana" sikon rates salary yg layak diajukan agar win-win solution ? Sy maklum jika banyak orang kita tdk faham brp pantas 'rate' yg diajukan. Apa bisa kita mengacu kpd rate yg dibuat oleh HAY salary guideline? Mohon input..... Tanggapan 46 - Dirman Artib
Survival pekerja India dan Pilipine itu lebih daripada kita, karena mereka populasinya di Middle East lebih banyak dari pekerja NKRI, jadi jadi secara social dan morale mereka nggak terlalu merasa di rantau yg jauh, apalagi sanak-saudara dekat yg sudah dibawa semenjak jaman ortua dan uncle. Saya punya teman Pilipine yg sudah 17 tahun di Muscat, bahkan dia sudah menjadi asing jika pulang ke Pampanga (1 jam perjalanan dari Manila). Yg paling tak bisa diterima bangsa lain bagi pekerja Indonesia itu adalah, kalau memang punya migas kenapa merantau? Bukankah harga migas itu internasional, dan upah tentu juga tak jauh beda, lalu kenapa orang Indonesia kerja migas di LN utk upah yg lebih tinggi? Lalu mereka ambil kesimpulan, bahwa cerita orang Indonesia tentang adanya migas adalah cerita bohong belaka. Tanggapan 47 - S Herry Putranto
Uda Dirman Memang ironis jika bangsa lain heran dan meragukan jika Indonesia memiliki industri Migas bahkan boleh dibilang memiliki sejarah yang panjang sama seperti Amerika, artinya sudah lebih dari100 tahun indutri Migas ada di bumi Indonesia. Perusahaan Migas terkemuka SHELL itu pada awalnya didirikan di Indonesia dan sekarang paling tidak tercatat dalam 3 besar Perusahaan Migas dunia. Persoalannya kenapa kita sebagai bangsa tidak dapat menikmatinya bahkan SDM Migas kita yang memiliki pengalaman mesti mencari peruntungan di luar negeri, salah satu nya adalah karena negeri ini sudah tersandera dengan subsidi BBM yang berlarut larut. Sehingga berkah Migas bukan lagi menjadi sebuah kemakmuran bagi warganya tetapi telah menjadi sebuah kutukan (sorry jika agak sarkastis karena gemas dengan Rencana Pemerintah yang serba ragu dalam permasalahan BBM ini ). Subidi untuk BBM sudah mencapai 300 Trilyun pada tahun 2013 artinya sudah mencapai 20% dari APBN dan ternyata hanya dibakar percuma tanpa ada road map yang jelas mau bagaimana nantinya. Seandainya jumlah tersebut dibelanjakan untuk membangun infrastruktur seperti Jembatan, Jalan Raya, Pelabuhan, Bandara, Kilang BBM, Pipa Gas, pengembangan Energy Baru Terbarukan termasuk Bio Energy dll berapa juta orang tenaga kerja bisa terserap di proyek2 Infrastruktur ini belum lagi industri penumjang lainnya. Multiplier effect nya akan sangat luar biasa, bisa bisa kita malah import engineer dari luar karena pesatnya pembangunan negeri ini. Ini sekedar ilustrasi saja, mungkin ada anggota milis lain yang bisa menambahkan dari perspektip lain. Salam Migas Tanggapan 48 - Dirman Artib
Kayaknya, itu yg menjadi motivasi saya harus pulang. Tugu Pancoran, tunggu aku di akhir May-2013. (Maksudnya menikmati macet dgn BBM subsidi) Tanggapan 49 - Wahyu Affandi
mas Herry dkk, Pemerintah akan terkesan "ragu"..krn keputusan menaikkan BBM hrs seizin DPR, padahal DPR hrs rapat2 dulu, dan biasanya partei oposisi akan menolaknya (padahal jk melihat sosok2nya kagak ada lhoo di oposisi yg insinyur teknik yg faham perminyakan)....baru wacana saja adik2 mahasiswa di Makasar sdh mulai dgn hobinya merusak/demo anarkhis, dan tdk boleh dikasari...ntar mrk akan nangis sesenggukan ke KOmnas HAM. Emang mumet jadi SBY en Team. SDM2 Migas yg handal tdk perlu pulang....tetaplah mengais $ dinegeri yg mampu menggajimu, sy membayangkan jumlah uang zakat, derma dll yg akan datang melimpah ke kampung/saudara. Kesempatan kerja didalam negri biarlah rezeki utk adik2 fresh graduate atau Junior utk latihan,spy kmdn mrk juga bisa menggantikan sang kakak keluar negeri. Ajaklah rekan sebangsa se banyak2nya mengais
Tanggapan 37 - pantun siagian
Salam Migas! Saya sangat "bangga" dengan pemerintah indonesia yang hanya mampu mengomentari kesalahan dan kekurangan pekerja migas indonesia dan perusahaan migas milik negara sendiri pemerintah berkata, bahwa indonesia kekurangan tenaga perminyakan itu artinya negara berhasil mengucilkan setiap calon sarjana di bidang perminyakan di indonesia telah mampu menjelekkan sendiri lulusan universitas yg dibangun bangsa sendiri kalo gitu, hapuskan saja semua universitas di indonesia di tanah air kita yg tercinta ini dan tolong tanyakan kepada kementrian pendidikan mengenai hal ini agar kementrian intropeksi diri kalau memang pendidikan di indonesia membuat indonesia kekurangan tenaga perminyakan miris.. sungguh miris apa yg diperbuat pemerintah terhadap negaranya sendiri pemerintah tidak menghargai apa yg di perbuat oleh anak bangsa huh! saya kecewa .. padahal berdasarkan data dr seminar yg saya ikuti, pekerja migas indonesia termasuk 3 terbaik di dunia setelah filipa dan india ( entah benar atw tidak tp itulah data yg saya dpt) perkenalkan saya pantun siagian , saya mahasiswa teknik pertambangan universitas sriwijaya , meski basic saya teknik pertambangan, namun kami memiliki prodi yg menjurus ke minyak dan gas dan mohon maaf bila ada kata2 yg salah semua tidak lebih saya sebagai mahasiswa kecewa dengan tindakan pemerintah yang membiarkan blok mahakam jatuh ke tangan asing dan tindakan pemerintah yang menjelekkan pekerja migas di indonesia Tanggapan 38 - dirman artib
Kawan migas, Mohon disimak video buatan John Pilger the new rulers of the world. http://www.youtube.com/watch?v=UxgZZ8Br6cE Tanggapan 39 - Amal Ashardian
Muhammad Walfajri Sedikit sharing kondisi di Abu Dhabi yg minim akan SDM lokal. Sama seperti di tanah air, mahasiswa2 yg akan lulus diberikan kesempatan magang (internship program) di perusahaan2 nasional operator oil & gas (dalam hal ini ADNOC - Abu Dhabi National Oil Company grup), semacam Kerja Praktek di kita, lamanya sekitar 2 bulan. Untuk mahasiswa org lokal, lulusan S1 akan sangat gampang bergabung dgn berbagai perusahaan. Sedangkan mahasiswa warga negara asing yg berkuliah disini, juga tidak kesulitan untuk mencari kerja bila mau berkarir disini. Di ADNOC ada program untuk para fresh graduate (minimal 2 thn s/d 6 thn), sampai mereka berkompeten bekerja di bidangnya sendiri. Untuk di tanah air, kita tahu bbrp KKKS masih tetap menjalankan program perekrutan fresh grad ini, seperti Total, Chevron, BP, Pertamina. Seorang geologist di Indonesia misalnya, setelah 3-4 thn bekerja sudah bisa propose well utk pengeboran selanjutnya. Kalau orang Arab local UAE, jarang yg 3-4 tahun bekerja bisa propose well sendiri. Ini disebabkan mereka sudah terbiasa manja dan hidup mewah. Dan program buat mereka tidaklah terlalu ketat seperti di kita. Fresh graduate disini mobilnya aja ganti2, Lexus, Landcruiser. Itulah keberuntungan buat orang2 lokal di negeri2 petrodollar, krn populasi sedikit dan perlindungan dari pemerintahnya yang kuat, mereka bisa menikmati kemakmuran dari hasil minyak. Krisis yg melanda Eropa skrg memang masih berlanjut. Seorang intruktur training kami 2 minggu lalu, seorang British, bercerita bahwa di Eropa pengangguran terus bertambah, sementara jumlah pekerjaan sedikit. Ditambah lagi biaya hidup Eropa yg tinggi. Makanya tak heran mereka skrg mau agak turun harga. Tanggapan 40 - Rania Indrianingsih
Rasa2nya, melihat setiap tahun pengangguran sarjana bertambah, setiap hari, berapa ribu penganggur2 muda merantau ke Jakarta, memenuhi ibukota. kerja di perminyakan adalah idaman sarjana baru, dan juga referensi menggaet hati calon mertua. Bila diamati tidak balance nya antara demand vs supply, antara kebutuhan engineer vs supply engineer, apakah karena jumlah angkatan muda usia produktif sudah terlalu banyak? atau dengan kata lain jumlah manusia Indonesia terlalu banyak. mestinya ada menteri khusus ngurususin Kependudukan nih, seperti jaman Eyang Harto. tengok negeri jiran, Malaysia dan Australia, dengan populasi kurang dari 30 juta, dengan potensi sumber daya alam, pemerintah tak sulit memberi pekerjaan dan mata pencaharian utk warganya. Tanggapan 41 - Cahyo Hardo
Yang saya yakini, banyaknya jumlah penduduk itu tidak berhubungan dgn kemakmuran, krn setiap yg melata di muka bumi itu sudah dijamin rezekinya oleh Allah. Banyak anak banyak rejeki. Saya pikir itu dulu pepatah Jawa. Ternyata intinya berasal dari Nabi yg mulia shallallahu 'alaihi wa sallam ttg anjurannya utk beranak banyak. Maap kali ngelantur. Tanggapan 42 - Cahyo Hardo
Yg di dalam negeri kurang ahli neeh he. .he. . Kalo masalah berani bayar brapa, tergantung internal equity juga pak. Repot juga bayar tinggi si fulan ex luar negeri, namun jd menara gading bg yg lain, pdhal outputnya semua dituntut sama. Setahu saya juga, ada yg di luar negeri tp dia tdk ahli looh. Bisa disebut sbg penumpang saja dan bersembunyi di antara orang Indonesia yg ahli. Dan ini yg harus diwaspadai oleh para HRD, meski saya yakin mereka juga lebih tahu. Tanggapan 43 - Wahyu Affandi
Mas Cahyo dkk, Isu 'kekurangan tenaga perminyakan' bermula dari statement Kepala SKK Migas mengomentari sulitnya tenaga bidang pemboran krn kita ada program pemboran 1500 sumur, disebutkan beliau a.l krn masalah salary. Memang SDM teknik pemboran keahliannya spesifik dan tdk mudah utk disusupi oleh si abal2. Tanggapan 44 - Muhammad Rifai
Pengen ikut nambahin Soal pekerja india dan filipin banyak yang mempoles CV, saya pikir ada benernya... minimal saya pernah liat list dari CV yang masuk (masuk shortlisted) untuk seorang piping engineer... ada sekitar 50-60 orang, tapi hanya beberapa gelintir aja yang mendapat tawaran... itupun dengan rate yang minimum... dibanding dari Indonesia, hanya kalo nggak salah, kurang dari 5 orang... dan dari cerita temen2, emang biasanya perusahaan perekrut mundur lantaran expektasi dari engineer kita yang jauh diatas pekerja dari india/filipin Meskipun beberapa orang memang jago, tapi saya pernah lihat ketika lead engineer (piping) dari india diskusi dengan seorang documen control tentang seluk beluk peralatan untuk topside platform (document control : lebih kurang 8-10 tahun pengalaman)... nampak jagoan si document control... dari beberapa diskusi, emang si lead nampak minus untuk masalah teknikal... ternyata masalah manajerial pun masuk engineer abal abal... yang ahirnya di depan klien, project manager sampai bilang bahwa si lead dikeluarkan dari proyek karena tak perform Kalo yang dari filipin, emang belum banyak bersinggungan, tapi beberapa yang saya jumpai, ya masih unda undi dengan engineer india Dari cerita di atas, saran saya, pandai pandailah mempoles CV kalau mau masuk shortlist... bagi head hunter Indonesia, mungkin bisa share CV yang kaya' apa yang laku jual Saya yakin, engineer indonesia layak jual karena teknikal dan manajerial bagus, hanya saja kurang polesan dan tentunya masih banyak yang nggak pinter cas cis cus Tanggapan 45 - Wahyu Affandi
Pak Muhammad Rifai dkk, ,jika SDM kita sdh dilirik tp kalah (diduga) krn expektasi yg tinggi, maka yg perlu diketahui adalah "bagaimana" sikon rates salary yg layak diajukan agar win-win solution ? Sy maklum jika banyak orang kita tdk faham brp pantas 'rate' yg diajukan. Apa bisa kita mengacu kpd rate yg dibuat oleh HAY salary guideline? Mohon input..... Tanggapan 46 - Dirman Artib
Survival pekerja India dan Pilipine itu lebih daripada kita, karena mereka populasinya di Middle East lebih banyak dari pekerja NKRI, jadi jadi secara social dan morale mereka nggak terlalu merasa di rantau yg jauh, apalagi sanak-saudara dekat yg sudah dibawa semenjak jaman ortua dan uncle. Saya punya teman Pilipine yg sudah 17 tahun di Muscat, bahkan dia sudah menjadi asing jika pulang ke Pampanga (1 jam perjalanan dari Manila). Yg paling tak bisa diterima bangsa lain bagi pekerja Indonesia itu adalah, kalau memang punya migas kenapa merantau? Bukankah harga migas itu internasional, dan upah tentu juga tak jauh beda, lalu kenapa orang Indonesia kerja migas di LN utk upah yg lebih tinggi? Lalu mereka ambil kesimpulan, bahwa cerita orang Indonesia tentang adanya migas adalah cerita bohong belaka. Tanggapan 47 - S Herry Putranto
Uda Dirman Memang ironis jika bangsa lain heran dan meragukan jika Indonesia memiliki industri Migas bahkan boleh dibilang memiliki sejarah yang panjang sama seperti Amerika, artinya sudah lebih dari100 tahun indutri Migas ada di bumi Indonesia. Perusahaan Migas terkemuka SHELL itu pada awalnya didirikan di Indonesia dan sekarang paling tidak tercatat dalam 3 besar Perusahaan Migas dunia. Persoalannya kenapa kita sebagai bangsa tidak dapat menikmatinya bahkan SDM Migas kita yang memiliki pengalaman mesti mencari peruntungan di luar negeri, salah satu nya adalah karena negeri ini sudah tersandera dengan subsidi BBM yang berlarut larut. Sehingga berkah Migas bukan lagi menjadi sebuah kemakmuran bagi warganya tetapi telah menjadi sebuah kutukan (sorry jika agak sarkastis karena gemas dengan Rencana Pemerintah yang serba ragu dalam permasalahan BBM ini ). Subidi untuk BBM sudah mencapai 300 Trilyun pada tahun 2013 artinya sudah mencapai 20% dari APBN dan ternyata hanya dibakar percuma tanpa ada road map yang jelas mau bagaimana nantinya. Seandainya jumlah tersebut dibelanjakan untuk membangun infrastruktur seperti Jembatan, Jalan Raya, Pelabuhan, Bandara, Kilang BBM, Pipa Gas, pengembangan Energy Baru Terbarukan termasuk Bio Energy dll berapa juta orang tenaga kerja bisa terserap di proyek2 Infrastruktur ini belum lagi industri penumjang lainnya. Multiplier effect nya akan sangat luar biasa, bisa bisa kita malah import engineer dari luar karena pesatnya pembangunan negeri ini. Ini sekedar ilustrasi saja, mungkin ada anggota milis lain yang bisa menambahkan dari perspektip lain. Salam Migas Tanggapan 48 - Dirman Artib
Kayaknya, itu yg menjadi motivasi saya harus pulang. Tugu Pancoran, tunggu aku di akhir May-2013. (Maksudnya menikmati macet dgn BBM subsidi) Tanggapan 49 - Wahyu Affandi
mas Herry dkk, Pemerintah akan terkesan "ragu"..krn keputusan menaikkan BBM hrs seizin DPR, padahal DPR hrs rapat2 dulu, dan biasanya partei oposisi akan menolaknya (padahal jk melihat sosok2nya kagak ada lhoo di oposisi yg insinyur teknik yg faham perminyakan)....baru wacana saja adik2 mahasiswa di Makasar sdh mulai dgn hobinya merusak/demo anarkhis, dan tdk boleh dikasari...ntar mrk akan nangis sesenggukan ke KOmnas HAM. Emang mumet jadi SBY en Team. SDM2 Migas yg handal tdk perlu pulang....tetaplah mengais $ dinegeri yg mampu menggajimu, sy membayangkan jumlah uang zakat, derma dll yg akan datang melimpah ke kampung/saudara. Kesempatan kerja didalam negri biarlah rezeki utk adik2 fresh graduate atau Junior utk latihan,spy kmdn mrk juga bisa menggantikan sang kakak keluar negeri. Ajaklah rekan sebangsa se banyak2nya mengais
Comments
Post a Comment