Skip to main content

Pre-Boring

Investigasi preboring dilakukan untuk mengestimasi daya dukung kaki2 rig (spudcan), dan juga untuk karakterisasi apakah underlying soil layer mempunyai resiko punch-through. Biasa yg lakukan adalah investigasi dari jackup rig sendiri (pada kondisi spudcan soft pin) maupun dari atas vessel, dgn alat bor dan/atau plus CPT.


Tanya - je. Fendy

Dear Rekans,

Saya minta pendapat/advice praktisi dari ahli tanah mengenai rekomendasi pre-boring, apakah rujukannya  ? ( data soil ?) tanah seperti apa jenisnya jika harus dilakukan pre-boring ?.
demikian, thanks sebelumnya atas sharenya.


Tanggapan 2 - Alexander Dian

Pak Fendy,

Investigasi preboring dilakukan untuk mengestimasi daya dukung kaki2 rig (spudcan), dan juga untuk karakterisasi apakah underlying soil layer mempunyai resiko punch-through. Biasa yg lakukan adalah investigasi dari jackup rig sendiri (pada kondisi spudcan soft pin) maupun dari atas vessel, dgn alat bor dan/atau plus CPT.
Dalam hal ini, rig mover harus membuat keputusan setelah investigasi apakah site aman untuk drilling operation.
Untuk tahap selanjutnya, bila aman (dari sisi daya dukung dan resiko punch through), hull akan diisi air sebagai load sampai spudcan mencapai lapisan tanah yg kompeten. Dan kemudian air akan dikeluarkan kembali, sekalian jacking. Sehingga pada waktu drilling operation akan ada safety margin (factor of safety) dari kompensasi load yg telah diaplikasi. Safety margin tersebut pada akhirnya sebagai allowance bagi variable operation load dan wave load.

Untuk tanah yang harus dilakukan adalah semuanya, karena regulasi SNAME yg mendasari setiap rig move harus disertai data dan engineering approval, biasa dari insurance juga mewajibkan adanya data tsb. Toch itu kembali kepada resiko hrs ditanggung bila terjadi punch through.

Just two cents..



Tanggapan 3 - je. Fendy

Pak Alexander,

Thanks atas sharingnya,cuma kalo boleh nanya lagi dengan pre-boring tersebut apakah nantinya Pre cast Pilenya masih ada lekatan atau friksi terhadap soil ? karena  saya pikir sudut kohesinya sudah 0 (nol), demikian. thanks lagi jika bisa di advice.


Tanggapan 4 - Alexander Dian

Pak Fendy,

Dengan senang hati saya bisa sedikit membantu.

Untuk aplikasi pada instalasi precast pile,
Pengaruh pre boring tdk ada kaitannya dengan friction capacity dari pile. Karena selain dari scale yg jauh berbeda maupun proses instalasi precast dengan ditumbuk. Istilahnya non-displacement pile. Yang menentukan friction capacity adalah dynamic load (energy dan momentum dari hammer). Namun secara statis, friction capacity diperoleh dari data pre boring sebelum dilakukan instalasi pile. Dari data tersebut, ada prediksi pile capacity plus drivability (menentukan jenis hammer dan energy apakah sudah cocok utk memobilisasi soil capacity - hal tersebut krn proses instalasi akan "merusak sementara" soil friction dan ada faktor "healing" atau setup, dimana soil friction akan re-generate kembali. Bila penasaran dgn proses bagaimana proses instalasi beserta monitoring pile capacity bisa membuka website pile dynamic analysis (www.pile.com), lalu lainnya bisa ketik di google "vulcan hammer".
Selain itu dari "regenerate" soil capacity, setiap tanah mempunyai behaviour dan setting time yg berbeda, sand akan berlaku immediate setup sedangkan clay akan berlaku setup yg lbh lama. Malahan bila material calcareous, akan mengurangi friction capacity bila hammer overdriving (karena menghancurkan structure calcareous).

Mudah-mudahan sedikit membantu. Mohon maaf bila kurang bisa menjelaskan.


Tanggapan 5 - James J Oetomo

Pak Alexander,

Terima kasih atas penjelasan bapak.
Saya ingin bertanya lebih lanjut mengenai statement "Yang menentukan
friction capacity adalah dynamic load (energy dan momentum dari hammer)."
Bukankah friction capacity tergantung dari kedua material yang bergesekan (soil
dan pile), dan setahu saya model interface non-linear, besarannya umumnya
tergantung dari confinement pressure yang ada?
Bukankah besarnya load yg terdisipasi akan konstan, berbanding quasi-linear terhadap dynamic load yg diberikan?

Kemudian tambahan pertanyaannya, mengapa pre-boring (non-displacement)
tidak ada kaitannya dengan load friction capacity dari pile? Bukankah
sebelum soil-confinement-recovery tercapai, maka pile capacity akan
berkurang?

Mohon pencerahannya, thx


Tanggapan 6 - Alexander Dian

Pak James,

Beberapa approach pile capacity dapat melalui static maupun dynamic. Untuk pile capacity dgn dynamic diperoleh dari korelasi driving record dan energy yg dipakai utk striking pile, biasa sampai kondisi refusal.

Betul sekali pak, model yg dipakai friction antara pile dan soil. Biasa dimodelkan sebagai spring(per) dan dashpot (peredam). Namun tidak hanya tergantung "confinement", faktor cohesion material clay atau gradasi sand menentukan sudut geser dalam.

Untuk pile capacity tdk ada hubungan dgn pre boring, mgkn semacam perumpamaan ukuran pre boring (utk kepentingan geotechnical parameter design) ukuran 98mm dibanding ukuran pile precast diameter 60cm (spun pile). Karena load capacity akan dibebankan friction (skin) capacity + tip capacity (ujung).

Mungkin sedikit memberikan penjelasan, mohon maaf bila ada masih ada yg kurang.


Tanggapan 7 - James J Oetomo

Pak Alexander,

Thx penjelasannya pak, ooo jadi maksudnya itu nilai friction capacity-nya bisa diestimasi dari besaran respon dinamik pada uji dinamik toh, saya setuju =)

Makasih jg uda mengingatkan cohesion juga berperan dalam friction interface ini. Namun untuk gradasi sand, saya berpendapat kalau efek gradasi butiran sand sudah diperhitungkan pada parameter friction antara pile-soil, maksudnya gradasi butiran bukan merupakan parameter tambahan terpisah pada model interface soil-pile.

Sisanya sudah clear. Thx again

Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal ters...

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan ...

Shutdown System

Apa yang membedakan antara PSD dan ESD? Secara umum keduanya berfungsi "membawa" sistem pemroses ke "keadaan yang lebih aman". Namun secara spesifik PSD lebih ditujukan kepada sebab sebab Process Specific seperti: Overpressure di bagian hilir kompressor, temperatur tinggi di heater untuk fuel gas, level yang terlau rendah di slug catcher, dst. Sementara ESD lebih ditujukan untuk menanggulangi dampak dari suatu kejadian yang sudah terjadi: misalnya gas yang telah bocor, kebakaran kecil di technical room, kebocoran minyak di pipeline, dst. Kedua jenis shutdown ini dapat pula dipicu oleh spurious trip atau gagalnya sistem shutdown tanpa sebab sebab yang diketahui dengan jelas. lebih rendah levelnya dari PSD ialah USD, atau Unit shutdown. Perlu dicamkan penamaan bisa berbeda beda antar company, misalnya ada yang menyebutnya sebagai ESD1, ESD2, ESD3 dan seterusnya, ada yang menyebutkannya sebagai ESD, PSD, USD dan seterusnya. Tidak penting, yang penting pahami betul fi...