Skip to main content

Inspeksi Terhadap Alignment

Setelah ereksi equipment khususnya rotating equipment seperti pompa, langkah selanjutnya adalah melakukan alignment. Dalam beberapa kasus, manufacturer tidak mencantumkan tanda-tanda/marking terhadap garis keseimbangan atau center line baik horizontal maupun vertikal. Sehingga menyebabkan instalatur dan surveyor harus bekerja ekstra untuk memastikan balance/keseimbangan posisi (alignment).


Tanya - Thomas Yanuar

Rekans Equipments Engineers dan Inspekturs,

Setelah ereksi equipment khususnya rotating equipment seperti pompa, langkah selanjutnya adalah melakukan alignment. Dalam beberapa kasus, manufacturer tidak mencantumkan tanda-tanda/marking terhadap garis keseimbangan atau center line baik horizontal maupun vertikal. Sehingga menyebabkan instalatur dan surveyor harus bekerja ekstra untuk memastikan balance/keseimbangan posisi (alignment).
Saya mohon pencerahan dalam kasus ini:
1. Langkah-langkah apakah yang patut diperhitungkan dalam aligment tersebut?
2. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan?
3. Alat-alat yang dipergunakan? Apakah cukup theodolith, waterpass ataukah laser?
4. Jika alignment tidak tercapai atau salah, akibat apa yang dapat terjadi terhadap rotating equipment tersebut?
Pencerahan rekan sekalian sangat berarti.


Tanggapan 1 - Hardianto


Dear pak Thomas,

Sepengetahuan saya, Memang tidak semua equipment ada markingnya, kita sendiri yang menentukan.
saya ambil contoh untuk pompa, biasanya si survey akan ngambil dari Nozzle2nya, baik suction maupun discharge, karna itu yang berhubungan langsung dengan pipanya, walaupun biasanya pipa yang ngalah, tapi paling ngga ada pendekatan.
3. Biasanya kita menggunakan Teodolit, Waterpasss n Level Precission untuk menentukan aligment pada dari frame / lokasi yang sudah ditentukan (equipment) untuk aligment dengan toleransi ± 0,02 mm.
Juga menggunakan Dial Indikator untuk aligment antara motor dan pompa kalau tidak salah sama juga toleransi ± 0,02 mm.
kalau laser biasanya digunakan pada aligment poros yang panjang2, seperti dari Main Engine ke Propeller (pada kapal), tapi ini juga jarang.
4. Kalau aligment salah, akan terjadi vibrasi yang berlebihan, terutama pada Coupling, yang dapat mengakibatkan crack pada poros.
Juga putaran yang tidak sempurna (Rpm yang dituju tidak sesuai).

Itu saja, semoga membantu
Mohon di croscek kalau salah


Tanggapan 2 - firman aris


Bapak Thomas,

Memang biasanya tanda-tanda/ marking terhadap garis keseimbangan atau center line baik horizontal maupun vertikal tidak ada. Sehingga menyebabkan instalatur dan surveyor harus bekerja ekstra untuk memastikan balance/keseimbangan posisi.

Reference diambil pada bagian yang datar misalkan di baseplate, motor / pompa, flange. Dengan memakai waterpass diambil arah sumbu x dan y. Sebaiknya ada dua titik misalkan sebelah kanan dan kiri.

Apabila equipment akan digrouting maka sebelumnya harus diukur dulu pada waktu padding baik menggunakan waterpass (x dan y) maupun theodolit (z). Baru di grouting.


Tanggapan 3 - syamsul_an@pusri


Pak Thomas,

Untuk instalasi rotating equipment, bapak bisa mengacu ke API RP 686, mRecommended Practices for Machinery Installation and Installation Design.
Semoga dpt membantu.

Tanggapan 4 - henky Taro

Dear Pak Thomas,

Jawaban saya ada disetiap pertanyaan bapak dalam mudah-mudahan berguna.

Rekans Equipments Engineers dan Inspekturs,

Setelah ereksi equipment khususnya rotating equipment seperti pompa, langkah selanjutnya adalah melakukan alignment. Dalam beberapa kasus, manufacturer tidak mencantumkan tanda-tanda/ marking terhadap garis keseimbangan atau center line baik horizontal maupun vertikal. Sehingga menyebabkan instalatur dan surveyor harus bekerja ekstra untuk memastikan balance/keseimbanga n posisi (alignment).
Saya mohon pencerahan dalam kasus ini:
1. Langkah-langkah apakah yang patut diperhitungkan dalam aligment tersebut?
Semua mesin rotating dapat di alignment dengan menggunakan Dial Indikator ataupun Laser Alignment
Langkah-langkah:
- Tentukan mesin mana yang harus di jadikan Stationnary maupum movable.
- Running Dial indicator ataupun laser alignment dengan mencari anggular misalignment ataupun radial misalignment.
- Baru dapat kita lihat selisih/ perbedaan anggular dan Radial misalignment 
2. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan?
- Apabila kita tidak familiar menggunakan dial indicator maupun laser alignment tentu tidak dapat melakukan alignment mesin, serta akan membuat pekerjaan tambah runyam.
3. Alat-alat yang dipergunakan? Apakah cukup theodolith, waterpass ataukah
laser?
Selama saya bekerja hanya Dial Indicator dan laser alignment yang bisa melakukan alignment mesin rotating.
4. Jika alignment tidak tercapai atau salah, akibat apa yang dapat terjadi
terhadap rotating equipment tersebut?
Tentunya terjadi high vibration yang berakibat:
- Bend Shaft
- Coupling defect
- Bearing rusak
- yang pastinya akan berakibat fatal terhadap mesin rotating equipment tersebut.
Saran saya, agar tidak terjadi kerusakan terhadap mesin rotating Bapak lebih baik menghubungi perusahaan yang dapat menawarkan jasa laser alignment. Setahu saya banyak kok, contohnya SKF Skefindo Primatama.....

Pencerahan rekan sekalian sangat berarti.


Tanggapan 5 - hananto adi

Mas Thomas, saya bukan orang mechanical. tetapi dulu saya pernah punya pengalaman dengan proyek motor2 conveyor. waktu itu kami juga pernah mengalami unalignment motor sehingga motor2 tersebut goyang. (maklum kadang2 karena jadwal konstruksi yang ketat sehingga membuat para crew konstruksi bekerja buru2). langkah2 yang bisa dilakukan agar tidak alignment pada waktu itu adalah:
1. Cek square, yaitu memastikan head motor dan tail motor dalam posisi square tidak miring. untuk check square ini cukup dengan teodolit. check ini  dilakukan terhadap titik2 shaft.
2. Faktor yang harus dipertimbangkan, selain dilakukan cek square, pada saat mau menginstal motor harap dipastikan bahwa posisi shaft, gear box (jika ada) dalam posisi alignment (wajib), dulu saya ada kejadian, dimana motor dan gearboxnya tidak balance.
3. Pastikan bahwa pondasi cukup kuat untuk menahan vibrasi motor, sehingga tidak merusak saft.
3. Cek balancing dengan dial gauge.
4. Cek temperatur, jika panasnya berlebih dari standard motor berarti ada yang salah, bisa jadi ndak balance itu shaftnya.
5. Jika alignment tidak tercapai, maka akan kelihatan goyang, motor cepat panas dan akhirnya cepet rusak.

biasanya cek2 seperti ini dilakukan oleh orang2 QA/QC mechanical. jika di tempat sampeyan ada QA/QC mechanical mestinya dia competent untuk melakukan itu.

semoga bisa membantu.


Tanggapan 6 - A. Rofiudin@sulfindo

Jawaban saya ada di bawah pertanyaan sampeyan (warna biru) mas Thomas.

Rekans Equipments Engineers dan Inspekturs,

Setelah ereksi equipment khususnya rotating equipment seperti pompa, langkah selanjutnya adalah melakukan alignment. Dalam beberapa kasus, manufacturer tidak mencantumkan tanda-tanda/marking terhadap garis keseimbangan atau center line baik horizontal maupun vertikal. Sehingga menyebabkan instalatur dan surveyor harus bekerja ekstra untuk memastikan balance/keseimbangan posisi (alignment).
Saya mohon pencerahan dalam kasus ini:
1. Langkah-langkah apakah yang patut diperhitungkan dalam aligment tersebut?

Untuk install baru ada dua alignment :

a. Alignment (levelness) equipment terhadap piping di suction dan discharge (saat setting di pondasi):

Perlu diperhatikan level ketinggian, ketegaklurusan flange (horisontal dan vertical). ---> kuncinya adalah equipment yang horisontal (level) bukan motornya, untuk compressor atau equipment yg besar biasanya bisa di cari reference pada base plate yang sudah diratakan oleh vendor dan biasanya ditutup plate pelindung di baut dua buah, buka saja lalu letakkan precision level disini dengan toleransi 2mm/m. Jangan berreference pada baseplate motor, bereferencelah pada base plate equipment, karena frame pondasi bisa melengkung saat handling. jadi motor akan berubah saat alignment motor to equipment. (jangan equipment yang berubah, nanti piping ikut kacau).

b. Alignment motor to equipment :

Setelah equipment fix to piping (levelness beres), maka lakukan alignment kedua ini. harganya ikuti manual book, bila tdk ada ya yang umum saja yaitu max 0,001" TIR. cek misalignment radial dan axial.


2. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan?

Faktor yang harus dipertimbangkan saat alignment motor to equipment adalah soft foot baik pada equipment maupun motor dimana harganya maximal adalah 0,06mm. (tiap baut di dial, dan saat dikendorkan harganya tdk lebih dari itu).

Faktor lain adalah stress pipa, usahakan tdk stress pada suction line maupun discharge line.

Factor lain lagi adalah bearing motor ataupun equipment, bila digunakan sleeve bearing pada salah satunya atau bahkan dua-duanya, maka ini akan menentukan cold dan hot alignment. artinya saat alignment kondisi dingin mana yang harus lebih rendah dari keduanya dan harganya berapa ada di manual biasanya, nanti kalau sudah jalan yang rendah itu akan naik karena temperatur atau krn efect sleeve bearing yang tercenter dgn sendirinya disaat running.

Factor lain lagi adalah magnetic center dari motor bila menggunakan sleeve bearing, saat motor berhenti dan jalan, keluaran shaft motor tidaklah sama, untuk itu running motor sendirian lalu beri marking di shaft, stop motor, bila nanti shaft masuk atau keluar (meleset dari tanda tadi) maka sebelum alignment motor to equipment, cocokkanlah tanda tadi. agar saat jalan nati tdk menarik atau menekan shaft equipment akibat dari magnetic centernya motor.

Factor lain juga adalah alat yang digunakan, baiknya adalah dial indicator untuk alignment motor to equipment, atau yang cepat laser alignment yg terkalibrasi.

Factor lain lagi saat alignment dgn dial adalah stand dari dial indicator, terjadi "SAG" yang harus ikut dibaca juga bila jarak antar coupling cukup panjang.

Factor lain lagi yaitu sudut pembacaan dial alias paralax, kondisi temperatur juga berpengaruh.

3. Alat-alat yang dipergunakan? Apakah cukup theodolith, waterpass ataukah laser?

Untuk alignment yang pertama (equipment to piping / peletakan di pondasi) :

alatnya : Theodolit(kalu mau digunakan boleh, saya rasa tdk perlu), precision level gauge (wajib ain), meteran, benang dan pemberatnya, calculator (untuk menghitung 2mm/m itu, kan levelnya cuman 150mm,200mm atau 250mm).

Untuk alignment yang kedua (motor to equipment) :

alatnya : Dial indicator or laser alignment, meteran, baca spion, calculator, shim plate, kunci pas, palu juga hidraulic jack. (kalau alatnya besar).

4. Jika alignment tidak tercapai atau salah, akibat apa yang dapat terjadi terhadap rotating equipment tersebut?

Jika alingment tidak tercapai, macam-macam yang akan terjadi :

Biasanya yang terjadi untuk pompa adalah :

Terjadi vibrasi karena beban di bearing tdk rata dan timbul panas di bearing lalu bearing rusak sedikit lalu mechanical seal bocor, kebocorannya masuk ke bearing, lalu bearing korosif parah dan rontok lalu trip.

Kalau alignment tdk tercapai juga akan memperboros daya listrik.

Khusus untuk agitator reaktor yang berdiameter bearing diatas 200 mm dan bercoupling gear. misalignment akan membuat gigi gear cepat aus bahkan dalam hitungan minggu untuk type non fix rpm tanpa trip motor (setting trip motor masih mampu menahan).

Note : Tapi semua ini tergantung juga type coupling yang digunakan, ada yang masih bisa menghandle ketidak alignment-an asal sedikit melesetnya.apapun jenis coupling alignment harus masuk !.

Pencerahan rekan sekalian sangat berarti.


Tanggapan 7 - purnama@umcntp

Pak Yanuar,

Untuk alignment equipment diperlukan alat2 yang memadai sehingga kondisi align tercapai, adapun marking sepengetahuan saya memang tidak ada sehingga proses alignment memang "pure" dilakukan sendiri. Untuk alignment alat bisa meliputi yang manual seperti: dial indikator, yang kemudian akan menentukan besarnya offset/angularity, waterpass/paralell bar akan digunakan untuk leveling dimana hasil dari leveling dicounter oleh shim (biasanya ini saat ada pompa baru, grouting) sedangkan teodolith saya sendiri belum pernah menggunakannya...adapun yang lebih canggih bisa menggunakan laser, dengan laser nilai keluar lebih "akurat" (ex.rotalign).
Sebetulnya baik pakai laser ataupun manual hasilnya tidak akan beda, tergantung orang yang melakukan proses alignment.

Adapun saya biasa pakai dial indikator, ini digunakan untuk meng-align antara turbin gas dan dyno..

sepengetahuan saya dalam alignment faktor yang harus paling dipertimbangkan ialah toleransi yang diizinkan, exp. motor yang dicouple dgn pompa..untuk pump-motor baik sisi kanan/kiri ataupun atas/bawah tidak diberikan toleransi "min", tidak seperti exp: turbin gas pada sisi atas/bawah, posisi turbin gas akan lebih rendah dari beban karena saat running turbin akan "naik" akibat efek panas...

kalaulah alignment tidak tercapai, biasanya vibrasi yang akan terjadi, efek seterusnya hi temp, kerusakan bearing. Atau bisa jadi device mengalami trip..namun sejauh system monitoring berjalan, baik pompa/motor akan "baik2" saja karena dilengkapi sensor vibrasi...

mudah2an membantu,silahkan rekan yang lain menambahkan...

Comments

  1. dear pak Thomas,

    maaf mungkin saya yg paling muda di sini hehe,tp saya punya beberapa pengalaman dalam rotating equipment,terutama dalam mechanical seal dan pompa...

    - langkah-langkahnya adalah sudah tentu mounting terlebih dahulu pompa/rotating equipment tersebut pada system pippingnya,lalu shaft alignment dilakukan pada titik temu yang sama (pada saat pembacaan alignment coupling tidak diputar hanya 1 sisi tetapi harus kedua sisinya baik motor maupun pompa jadi akan tetap pada titik temu yg sama,itu akan mengurangi risiko missalignment karena terkadang permukaan radial dari coupling tidak selalu simetris)

    - pada alignment biasanya saya menggunakan dial indicator ataupun laser,karna tidak cukup hanya dengan waterpas untuk mengukur toleransi dari shaft aligning baik radial ataupun axial(angular) yang bertoleransi sekitar 28 tow (0.07mm) jika shaft berdiameter diatas 30mm dan 0.02mm jika shaft kurang dari 30mm diameternya

    - faktor yg perlu diperhitungkan adalah,jika tidak menggunakan flexible mounting pada pipping maupun baseplate,pastikan mounting pompa pada system pipping sudah fix/connector bolt semuanya sudah kencang,karna jika pengencangan dilakukan setelah process alignment akan berpotensi mengubah alignment tersebut,perhatikan juga axial movement (gerakan maju-mundur) dari shaft pompa yang biasanya disebabkan oleh tidak fix nya pada bagian Thrust Bearing,sebagai info saja,thrust bearing mutlak harus tight pada shaft ataupun bearing housingnya,sehingga akan membuat shaft maupun bearingnya tetap dalam posisi yang sama saat equipment itu running,berbeda dengan radial bearing yang tight pada bearing housingnya sedangkan pada shaftnya mempunyai toleransi lebih besar karena di design untuk dapat menangani pemuaian shaft/pertambahan lenght pada shaft,saya pernah alami di sebuah pabrik PTA bahwa pompa dengan shaft 6 meter dapat bertambah panjang sekitar 3cm dalam operating temperature

    - jika terjadi miss alignment akan menyebabkan high vibration,noizzy,bearing failure dan faktor utama mechanical seal failure

    mungkin itu yg dapat saya share,terimakasih

    Tegas Budiawan

    tegas.budiawan@yahoo.co.id

    ReplyDelete
  2. Bapak-bapak, sekedar melengkapi pertanyaan dari mas Thomas Yanuar dan tanggapan dari bapak-bapak lainnya.

    Tanggapan: 1. Langkah-langkah apakah yang patut diperhitungkan dalam aligment tersebut?
    a. Apakah equipmnet yang di-erection driver, driven dan gear box (jika ada)dalam satu skid atau loose equipment? Perlakuan keduanya berbeda, karena jika equipment datang dalam satu skid umumnya sudah di alignment oleh manufacturer/packager sedangkan yang datang terpisah sudah pasti belum di alignment.

    b. Jika datang dalam satu skid, kita harus mengecheck aligmentnya berdasarkan figure dan/atau spec dari manufacturer. Figure alignment tidak boleh berbeda dibanding antara sebelum dan sesudah di-erection/install.

    C. Jika ditemukan perbedaan figure, langkah pertama harus dicari penyebab alignment figure berubah. Umumnya perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya softfoot, piping stress di suction atau discharge line, stress di exhaust bellows dll.

    d. Setelah diketemukan penyebabnya dan ternyata aligment figure tidak bisa kembali seperti semula, maka dilakukan re-alignment sesuait manufactur recomendation, semantara semua external conection (terutama yang rigid) harus tetap dilepas.
    External conection dipasang satu persatu setelah algnment figure didapat, selama pemasangan aligment figure nggak boleh berubah.

    e. Pada loose equipment umumnya harus dilakukan alignment, beberapa vertical equipment (vertical pump, blower, fan dll) dikarenakan sudah di matched-alignment dengan cara dibuat guide bore dan shoulder pada equipment mounting.
    Saat melakukan alignment tetap harus diperhatikan tidak adanya softfoot dan extenal conection stressing.

    Tanggapan 2. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan?
    a. Tidak boleh adanya softfoot, softfoot akan menyebabkan steesed atau deplection pada equipment.
    b. Tidak boleh adanya stressed yang disebabkan oleh external conection
    c. Equipment yang memakai hydrodynamic bearing (turbine) dan terdapat perbedaan temperature yang besar baik antara equipment stop dan running maupun antara driver dan driven, maka dilakukan cold alignment dan merefer ke manufacturer spec.
    d. Equipment yang memakai split/bushing bearing (reciprocating engine) dilakukan pada saat engine cold dan harus diperhitungkan posisi crankshaft pada saat engine running.
    e. Equipment yang memakai anti friction bearing (ball, needle bearing) hampir tidak ada perbedaan posisi shat antara equipment stop atau running

    Tanggapan 3. Alat-alat yang dipergunakan? Apakah cukup theodolith, waterpass ataukah laser?
    a. Tool yang digunakan untuk menngechek adanya soft foot: feeler gauge, waterpass, steel rule dll
    b. Alignement tool yang diperlukan bisa laser atau dial indicator, selain itu diperlukan juga outside micrometer, torque wrench, torque multiplier dll

    Tanggapan 4. Jika alignment tidak tercapai atau salah, akibat apa yang dapat terjadi terhadap rotating equipment tersebut?
    a. Jika misalignmant maka bisa mengakibatkan equipment akan vibration, umumnya semakin offset semakin tinggi vibrationmya.

    Beberapa masukan:
    a. Marking diperlukan hanya diperlukan jika component yang dimaksud dibalancing secara bersama-sama. Umumya jika component tidak boleh tertukar, marking dibuat oleh manufacturer sesudah proses balancing.
    b. Matched assembly component seperti coupling tidak boleh ditukar sub-conponentnya (flange, hub) dengan coupling lainnya.

    Terima kasih,
    suhadihasan@ymail.com

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal tersebut

Apa itu HSE ?

HSE adalah singkatan dari Health, Safety, Environment. HSE merupakan salah satu bagian dari manajemen sebuah perusahaan. Ada manejemen keuangan, manajemen sdm, dan juga ada Manajemen HSE. Di perusahaan, manajemen HSE biasanya dipimpin oleh seorang manajer HSE, yang bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan seluruh program HSE. Program  HSE disesuaikan dengan tingkat resiko dari masing-masing bidang pekerjaan. Misal HSE Konstruksi akan beda dengan HSE Pertambangan dan akan beda pula dengan HSE Migas . Pembahasan - Administrator Migas Bermula dari pertanyaan Sdr. Andri Jaswin (non-member) kepada Administrator Milis mengenai HSE. Saya jawab secara singkat kemudian di-cc-kan ke Moderator KBK HSE dan QMS untuk penjelasan yang lebih detail. Karena yang menjawab via japri adalah Moderator KBK, maka tentu sayang kalau dilewatkan oleh anggota milis semuanya. Untuk itu saya forward ke Milis Migas Indonesia. Selain itu, keanggotaan Sdr. Andry telah saya setujui sehingga disk

Penggunaan Hydrostatic Test & Pneumatic Test

Pneumatic test dengan udara (compressed air) bukan jaminan bahwa setelah test nggak ada uap air di internal pipa, kecuali dipasang air dryer dulu sebelum compressed air dipake untuk ngetest.. Supaya hasilnya lebih "kering", kami lebih memilih menggunakan N2 untuk pneumatic test.. Tanya - Cak Ipin  Yth rekan-rekan milis Saat ini saya bekerja di power plant project, ditempat saya bekerja ada kasus tentang pemilihan pressure test yang akan digunakan pada pipa Instrument, Pihak kontraktor hanya melakukan hydrostatic test sedangkan fluida yg akan digunakan saat beroperasi adalah udara dimana udara tersebut harus kering atau tidak boleh terkontaminasi dengan air, pertanyaan saya : 1. Apakah boleh dilakukan hydrostatic test pada Instrument air pipe?? 2. Jika memang pneumatic test berbahaya, berapa batasan pressure untuk pneumatic test yg diijinkan?? Mohon pencerahan dari para senior, terima kasih. Tanggapan 1 - Apriadi Bunga Cak Ipin, Sepanjang yang saya tahu, pneum