Skip to main content

Oil Carry Over

Oil carry over bisa disebabkan oleh banyak hal. Tidak musti karena kita telah mengganti filter coalescer yg baru, maka tidak ada oil carryover.

Apakah baru2 ini engine-nya overhaul? Atau malah jangan-jangan sudah waktunya untuk overhaul? Karena bisa jadi kemungkinan oil carry over ini karena leakin dari enginenya.

Atau, coba cek apakah pemasangan filter coaleser pada saat pergantian tersebut ada yang salah.


Tanya - Agus Triono basooerat

Salam bapak-bapak, senior migas ada yang bisa beri masukkan.
Saya ada masalah tentang oil carry over  (1.35ppm) pada sistem output gas booster (gas input berasal dari PGN), gambaran awal pada saat ini menggunakan filter coalicer type PL-51 merk ..... dan baru dilakukan pergantian. Pada pengukuran sebelumnya kita tidak pernah ada masalah? (di bawah 0.02 ppm)
Mungkin dari rekan-rekan ada yang punya masalah yang sama tolong masukannya?
Sebelumnya terimakasih atas masukan dan share pengalaman.


Tanggapan 1 - Aditytianto


Pak Agus,

Oil carry over bisa disebabkan oleh banyak hal. Tidak musti karena kita telah mengganti filter coalescer yg baru, maka tidak ada oil carryover.

Apakah baru2 ini engine-nya overhaul? Atau malah jangan-jangan sudah waktunya untuk overhaul? Karena bisa jadi kemungkinan oil carry over ini karena leakin dari enginenya.

Atau, coba cek apakah pemasangan filter coaleser pada saat pergantian tersebut ada yh salah.

Tanggapan 2 - Agus Triono basooerat

terimakasih  pak adi, Memang ada 2 engine yang habis overhaul. dan pergantian filter coalicernya sesuai dengan manual kami.
kalu dari input gas-Nya bagimana? kalau dari inputnya kandungan oil carry over-Nya sudah tinggi bagaimana bisa tidak ya?

Tanggapan 3 - Aditytianto

Pak Agus,

Boleh tahu berapa lama jarak dari overhaul terakhir s/d muncul masalah oil carryover? karena ada kemungkinan berarti ini disebabkan karena overhaul yang tidak sempurna. Coba saja dikasih waktu sekian ratus/ribu rpm lagi.... kalau memang kemudian oil carry over-nya hilang... berarti problem selesai.

Tapi kalau sampai sekian ratus/ribu rpm lagi problemnya belum hilang, kalau mau hilang yaa... bongkar ulang :), tapi kalau itu sangat merepotkan... berarti yaa..invest tambah filter lagi pak.. :)


Tanggapan 4 - bkumoro

Pak Agus,

Sekedar sharing, Dulu tahun 2004 tepatnya bulan Oktober-Nopember, gas boster station kami menerima liquid carry over di slug cathcer yg amat sangat luar biasa buanyak, sampai kami akhirnya mengadakan study, apakah ini merupakan kondensasi gas ataukah yg lainnya, tnyata stlh study dilakukan hasilnya adalah sesuatu yg agak tdk biasa terjadi di plant shipper, akhirnya utk meminimalisir kejadian yg tdk diharapkan kembali terjadi, kami memasang filter separator di downstream slug catcher di gas boster pertama kami.

Mgkn ini sekilas pengalaman yg bs sy share, mgkn pengalaman anda berbeda, monggo buat tambahan referensi anda.


Tanggapan 5 - Agus Triono basooerat

Terimakasih share pengalamannya
Pak Bakti, kalu saya boleh tau pada tahun 2004 oil carry over-nya berapa nilainya?
Mungkin bisa menjadi pebanding untuk saya.

Tanggapan 6 - Agus Triono basooerat

Pak Adi,
Saya melakukan OH sampai dengan pengambilan sample kira2 1 minggu.
hari kamis tanggal 20 des 2012 saya melakuan sample ulang, seperti yang pak Adi bilang kasih waktu berapa ratus jam running.
mudah2an hasilnya bisa berubah. Terimakasih.


Tanggapan 7 - Aditytianto

Pak Agus,

Sekarang sambil menunggu hasil lab, coba di catat berapa posisi terakhir dari oli mesin yg di bak/glass watcher.

Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal ters...

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan ...

Shutdown System

Apa yang membedakan antara PSD dan ESD? Secara umum keduanya berfungsi "membawa" sistem pemroses ke "keadaan yang lebih aman". Namun secara spesifik PSD lebih ditujukan kepada sebab sebab Process Specific seperti: Overpressure di bagian hilir kompressor, temperatur tinggi di heater untuk fuel gas, level yang terlau rendah di slug catcher, dst. Sementara ESD lebih ditujukan untuk menanggulangi dampak dari suatu kejadian yang sudah terjadi: misalnya gas yang telah bocor, kebakaran kecil di technical room, kebocoran minyak di pipeline, dst. Kedua jenis shutdown ini dapat pula dipicu oleh spurious trip atau gagalnya sistem shutdown tanpa sebab sebab yang diketahui dengan jelas. lebih rendah levelnya dari PSD ialah USD, atau Unit shutdown. Perlu dicamkan penamaan bisa berbeda beda antar company, misalnya ada yang menyebutnya sebagai ESD1, ESD2, ESD3 dan seterusnya, ada yang menyebutkannya sebagai ESD, PSD, USD dan seterusnya. Tidak penting, yang penting pahami betul fi...