Skip to main content

Baimanana Sensitivity Analysis dan Risk Analysis Tercapai

Ragam sensitivity analysis untuk simulasi proses banyak sekali variasinya. Secara umum anda bisa melakukan dua pendekatan:
1) sensitivity analysis terhadap unit tunggal. Misalkan sistem amine unit saja, separator saja, kolom distilasi saja, dll.
2) sensitivity analysis terhadap unit gabungan. Misalkan rangkaian separator dan kompresor, dll

Sensitivity analysis bisa nantinya diterjemahkan ke dalam US$ atau Rp-nya. Tidak hanya dalam kondisi pengoperasian yang lebih concern melihat OPEX, anda juga bisa memprediksi penghematan/pembengkakan CAPEX ketika masih dalam tahap perancangan.


Tanya - miqbalhrz

Dear Rekan-rekan Migas,
Mohon Pencerahan.
Sy junior process engineer, sedang ditugaskan manajemen utk mengevaluasi
modifikasi project dalam rangka meningkatkan kapasitas existing gas collecting station facility dari 40 MMSCFD menjadi 85 MMSCFD.
Kondisi skrg, bila menaikkan kapasitas 85 MMSCFD sales (product) gas existing facility maka akan off spect: H2S>> 10 ppm, CO2 >> 5 % karena carry over condensat .

Kemudian team engineering melakukan sampling gas (CO2,H2S, C1~C6+) sebagai basis design utk mendesign dan memodifikasi dgn menambahkan refrigerant package utk kapasitas gas 85 MMSCFD ke existing facility dengan harapan kondensat yg saturasi di fluida gas akan terkondensasi sempurna di separation system tdk carry over masuk ke CO2 removal system sehingga penyerapan CO2 dalam fluida gas akan sempurna dan ketika kapasitas sales gas dinaikan ke 85 MMSCFD tercapai dgn spect sales gas masih dalam range (CO2<=5%).
Pertanyaannya:

2. Sy ditugaskan utk membuat sensitivity analysis dan Risk Analysis, hanya
sampai skrg sy masih belum faham harus memulai dari mana dan bagaimana caranya (misalnya: apakah sy harus melakukan gas sampling ulang komposisi gas sebelum commisioning, kemudian simulasi lagi)?
2. Apakah kita bisa memprediksi berdasar sensitivity analysis dan risk analysis yg telah dibuat ketika akan di lakukan commisioning hasil modifikasi bisa tercapai sesuai target.
3. Kalau target sales gas 85 MMSCFD dan CO2 <=5% tidak tercapai apa
argumentasi yang bisa menjelaskan dan meyakinkan manajemen bahwa design
engineering sdh maksimum.

Tanggapan 1 - Weby webywebyweby

Mas Iqbal,
Ragam sensitivity analysis untuk simulasi proses banyak sekali variasinya. Secara umum anda bisa melakukan dua pendekatan:
1) sensitivity analysis terhadap unit tunggal. Misalkan sistem amine unit saja, separator saja, kolom distilasi saja, dll.
2) sensitivity analysis terhadap unit gabungan. Misalkan rangkaian separator dan kompresor, dll

Sensitivity analysis bisa nantinya diterjemahkan ke dalam US$ atau Rp-nya. Tidak hanya dalam kondisi pengoperasian yang lebih concern melihat OPEX, anda juga bisa memprediksi penghematan/pembengkakan CAPEX ketika masih dalam tahap perancangan.

Pendekatan pertama, yakni sensitivity analysis unit tunggal, untuk lebih memahami perilaku unit tunggal terhadap variasi kondisi umpan dan kondisi operasi, khususnya pada kondisi fluida umpan dan rentang kondisi operasi pada unit tersebut. Meskipun secara prinsip anda sudah paham terhadap cara kerja unit tersebut, melakukan sensitivity analysis kecil-kecilan terhadap satu unit akan memberikan "feel" yang lebih baik. Contohnya: anda melakukan variasi tekanan pada umpan, namun tekanan keluaran (discharge pressure) tidak mungkin setinggi yang diberikan simulator karena ada keterbatasan rating pipa. Hal ini memang tidak terlihat di simulator dan jika anda melakukannya langsung terhadap unit gabungan, bisa terlewatkan.

Pendekatan kedua dilakukan untuk rangkaian unit pemroses yang tidak rumit. Atau bisa juga untuk rangkaian yang lebih rumit setelah sensitivity analysis untuk unit tunggal sudah dilakukan.

Dari cerita anda, saya belum kebayang bentuk plant-nya tapi kurang lebih mungkin rangkaiannya terdiri dari: separator, refrigerant, AGRU (acid gas removal unit, kemungkinan amine unit sesuai spesifikasi H2S-nya dan adanya CO2) dan mungkin kompresor. Beberapa contoh sensitivity analysis yang bisa anda lakukan sbb:

1. variasi kombinasi sumur atau sumber hidrokarbon terhadap sifat fluida umpan. Jika anda mempunyai full wellhead composition dari masing-masing sumur, bisa diketahui skenario umpan fluida mana yang lebih sensitif menghasilkan H2S atau CO2 yg minim, menghasilkan kondensat yang banyak, menghasilkan dry gas, dlsb.
2. variasi kondisi operasi (tekanan dan temperatur) di beberapa tempat di plant dan amati variabel lainnya seperti jumlah dan kualitas kondensat. Dengan mengubah-ubah kondisi operasi di beberapa tempat di plant bisa mempengaruhi jumlah dan kualitas kondensat (bisa kelihatan dari RVP misalnya).
3. variasi flowrate/pressure/temperature terhadap kebutuhan utilitas (heating medium, cooling medium, amine circulation rate, dll). Bisa dilakukan secara tunggal maupun secara gabungan.
4. dll banyak sekali yang bisa dilakukan. Tergantung anda maunya melihat apa dan WANI PIRO? (hahaha yg terakhir ini hanya joke).

Mengenai soal target sales gas 85 MMSCFD dan CO2 < 5% mestinya design engineering harus maksimum. Lain perkara kalau design engineering-nya sudah ditetapkan dan tidak bisa diubah. Jika masih bisa diubah, beberapa contoh argumentasi penyebabnya:

1) sumbernya sendiri sudah kebanyakan CO2, sehingga meski kualitas CO2 < 5%, sweet gas-nya sendiri sedikit jumlahnya.
2) sales gasnya mungkin sudah cukup, tapi CO2 > 5%. Berarti harus nambah alat lagi, misalnya membran. More CAPEX (dan more OPEX juga karena alat ini harus dipelihara toh?). Nambah jumlah alatnya / ukuran alatnya sampai spesifikasinya sesuai, tentunya mengubah biayanya.
3) kondisi operasinya tidak cocok untuk absorbsi CO2 dan H2S sehingga harus diubah secara drastis kondisi operasi atau malah nambah alat lagi.
4) struktur topologi pabrik kurang optimal, misalnya peletakan separator terhadap kompresor dan sistem refrigerannya.
5) dll.

Semoga membantu.


Tanggapan 2 - miqbalhrz

Terima kasih Mas/Mba Weby atas pencerahannya. Sy mendapat gambaran apa yang harus coba lakukan dengan plant sy ini. Betul plant sy terdiri dari: Separator, Refrigeration Package (modifikasi), AGRU, Amin System, DHU, Glycol system.

Sebagai info tambahan bahwa commisioning existing fluida gas dihasilkan dari 15 sumur masuk separation train, temperatur desain 105 oF, T aktual = 130-146 oF, P aktual=750 psig, P desain = 800 psig, CO2 21%, Kapasitas (volume 85 MMSCFD sudah ditetapkan dalam kontrak).

Btw, apakah sy bisa konsultasi lebih jauh via Japri?

Sy masih menunggu pencerahan dari rekan2 milist lainnya.


Tanggapan 3 - Alvin77 alfiyansyah

Dik Iqbal,

Hanya mau menambah sudut pandang dari uraian Weby.

Seperti yg sudah diuraikan, pertama memang harus ditetapkan dulu, anda mau melakukan sensivity analysis thd keseluruhan plant, system, unit equipment atau bagaimana? Disini baru bisa diterangkan rekam jejak analisa yg diperlukan lebih jauh jika mau dilakukan sensivity berdasarkan unit, system or the entire plant economic productionnya.

Kedua risk analysis yg mau dilakukan nantinya merujuk kepada sensivity ataupun upgrade / revamping / modifikasi yg mau dilakukan, misal jika masih dalam tahapan pre-FEED or conceptual saja jika ditetapkan mau nambah kompresor atau membrant system, apa ada masalah di facility sitingnya dari segi resiko kelayakan penempatannya ?

Apa resiko adanya penambahan unit (comp + membrant) thd existing plant or community dari sisi HSE+ companyreputation ? Dari segi desain, lebih jauh mungkin HAZOP, FRA, SIL study mungkin diperlukan kelak.
Kemudian setelah OPEX+ CAPEX diperkirakan nilainya, Cost Benefit Analysis mungkin diminta dengan merujuk kepada risk ranking yg diperhitungkan. Ini hanya kira2 saja looh maksud dari penugasan anda. Mohon maaf dan ampun kalo saya salah interpretasi.

Saya harus bilang "wow" kalo anda akan terlibat keseluruhan study tersebut, karena begitu selesai akan langsung membuka mata anda sebagai junior process engineer utk study lainnya, 'its a rare damn experience as beginnner process engineer !' :)
Thank you.


Tanggapan 4 - Weby webywebyweby
Selamat siang mas Iqbal,
Panggil mas Weby saja, karena saya masih cowok tulen kok hehehe...

Saya kirimkan dua contoh sederhana (CC ke email pribadi anda) mengenai teknik melakukan sensitivity analysis untuk crude oil stabilization menggunakan proses simulator. Contoh yang gas hidrokarbon belum sempat dibuat. Oiya, software-nya pakai Aspen Hysys standar saja. Silahkan saja kalau mau diskusi japri. Insyaallah akan dianggap confidential.

Semoga bermanfaat.
Thanks.

Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal tersebut

Apa itu HSE ?

HSE adalah singkatan dari Health, Safety, Environment. HSE merupakan salah satu bagian dari manajemen sebuah perusahaan. Ada manejemen keuangan, manajemen sdm, dan juga ada Manajemen HSE. Di perusahaan, manajemen HSE biasanya dipimpin oleh seorang manajer HSE, yang bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan seluruh program HSE. Program  HSE disesuaikan dengan tingkat resiko dari masing-masing bidang pekerjaan. Misal HSE Konstruksi akan beda dengan HSE Pertambangan dan akan beda pula dengan HSE Migas . Pembahasan - Administrator Migas Bermula dari pertanyaan Sdr. Andri Jaswin (non-member) kepada Administrator Milis mengenai HSE. Saya jawab secara singkat kemudian di-cc-kan ke Moderator KBK HSE dan QMS untuk penjelasan yang lebih detail. Karena yang menjawab via japri adalah Moderator KBK, maka tentu sayang kalau dilewatkan oleh anggota milis semuanya. Untuk itu saya forward ke Milis Migas Indonesia. Selain itu, keanggotaan Sdr. Andry telah saya setujui sehingga disk

Penggunaan Hydrostatic Test & Pneumatic Test

Pneumatic test dengan udara (compressed air) bukan jaminan bahwa setelah test nggak ada uap air di internal pipa, kecuali dipasang air dryer dulu sebelum compressed air dipake untuk ngetest.. Supaya hasilnya lebih "kering", kami lebih memilih menggunakan N2 untuk pneumatic test.. Tanya - Cak Ipin  Yth rekan-rekan milis Saat ini saya bekerja di power plant project, ditempat saya bekerja ada kasus tentang pemilihan pressure test yang akan digunakan pada pipa Instrument, Pihak kontraktor hanya melakukan hydrostatic test sedangkan fluida yg akan digunakan saat beroperasi adalah udara dimana udara tersebut harus kering atau tidak boleh terkontaminasi dengan air, pertanyaan saya : 1. Apakah boleh dilakukan hydrostatic test pada Instrument air pipe?? 2. Jika memang pneumatic test berbahaya, berapa batasan pressure untuk pneumatic test yg diijinkan?? Mohon pencerahan dari para senior, terima kasih. Tanggapan 1 - Apriadi Bunga Cak Ipin, Sepanjang yang saya tahu, pneum