4-20mA bisa langsung di convert ke fieldbus (data digital) melalui converter khusus. Baru dari fieldbus itu di bangun digital DCS-nya tapi mungkin ini jadi mahal karena bapak perlu banyak membeli converternya.
Untuk solusi yang agak praktis connect saja semua I/O ke PLC (S7-300 series utk siemens atau Scheider quantun/premium), data analog tersebut oleh PLC diubah ke data digital dan di covert ke protocol profibusDP utk siemens atau modbus untuk scheider. Dari protocol comunikasi tersebut bapa bisa connect ke software HMI atau DCS.
Tanya - imron rosadi
Dalam design engineering proyek pembangkit PLTU Rembang (kap. 2x350 MW), PLTU Suralaya-8 (kap. 600 MW) serta Combine Cycle PLTGU Tanjung Priuk (kap. 740 MW) scope Distributed Control System (DCS) masih menggunakan signal konvensional (4-20 mA). DCS PLTU Rembang&Suralaya menggunakan brand Foxboro sedang PLTGU Tnj. Priuk Mitsubishi (Diasys). Jumlah I/O untuk masing2 proyek tersebut kurang lebih ada 10.000 yang terbagi menjadi :
1. I/O untuk Boiler (PLTU) dan I/O untuk HRSG (PLTGU)
2. I/O untuk Steam Turbin (PLTU)
3. I/O untuk Steam Turbin (PLTU) dan Gas Turbin (PLTGU)
4. I/O untuk BOP-Balance of Plant (PLTU & PLTGU) seperti Water treatment plant, Chlorination plant, hydrogen plant, Fuel oil, coal handling, etc
5. I/O untuk Substation Control System-SCS (PLTU & PLTGU)
6. I/O untuk Auxilary (PLTU & PLTGU)
Yang menjadi pertanyaan saya apakah untuk power plant dengan kapasitas dan jumlah I/O seperti tsb diatas sudah ada yang menggunakan teknologi Fieldbus(digital)? Dan kalau sudah ada bagaimana Reliabiltynya? Kalau ada mohon untuk di share.....
Tanggapan 1 - heruyana akbar
Dear Pa. Imron
4-20mA bisa langsung di convert ke fieldbus (data digital) melalui converter khusus. baru dari fiedbus itu di bangun digital DCS-nya tapi mungkin ini jadi mahal karena bapak perlu banyak membeli converternya.
untuk solusi yang agak praktis. Bapa connect saja semua I/O ke PLC (S7-300 series utk siemens atau Scheider quantun/premium), data analog tersebut oleh PLC diubah ke data digital dan di covert ke protocol profibusDP utk siemens atau modbus untuk scheider. Dari protocol comunikasi tersebut bapa bisa connect ke software HMI atau DCS.
Mungkin itu sedikit sharing dari sy pa.
Tanggapan 2 - imron rosadi
Tks atas informasinya pa. Heruyana....dengan banyaknya converter bagaimana time-nya pak ? Apakah nanti akan ada delay ?. Yang kita harapkan I/O dari field instrument/control valve yang sudah field bus langsung ke DCS melalui trunk/spur cable. Tks.
Tanggapan 3 - heruyana akbar
Dear Pak Imron
Kalau delay time conversinya akan teteap terjaga dengan baik, yang akan menjadi masalah yaitu delay time pengambilan data dari tiap converternya. untuk mereduksi itu maka I/O nya di pisah2 berdasarkan plant yang dihadapi. lalu dibaca, dan di kumpulkan oleh plc atau mungkin data logger, yang kemudian dikirikan secara bersamaan menjadi data paket sekumpulan I/O ke DCS atau SCADA Server. tentunya menggunakan protocol communikasi dan jalur comunikasi yang cepat bit ratenya.
Tanggapan 4 - Thomas Ari Negara
Penggunaan PLC yang memiliki kapasitas I/O cukup besar memang sangat recommended. Tetapi apabila data 4-20mA tersebut tidak memerlukan processing di PLC, atau bisa dikatakan semua processing control di lakukan di DCS atau controller di control room, maka penggunaan remote I/O bisa dibilang lebih ekonomis. Jadi signal 4-20mA dari setiap skid power plant tersebut di acquisition ke sebuah remote I/O yang dipasang di LCP (Local Control Panel) kemudian ditarik sebuah kabel data (coaxial, twister pair, dll) ke DCS. Untuk menghemat pemakaian kabel data, koneksi dari tiap remote I/O bisa dihubungkan secara seri (multi drop).
Dalam penggunaan kabel data untuk meng acquisition widely data from field instruments, hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah cable routenya. Jangan sampai kabel data tersebut melewati daerah yang memiliki medan magnet yang besar, atau riskan terhadap gangguan mekanik/sipil (seperti jalan). Sebab data digital tersebut sangat sensitif terhadap influence medan magnet yang tinggi. Data yang dikirim ke DCS bisa ngaco.....atau nda bener.....
Untuk safety dan memastikan bahwa data yang dikirim dari remote I/O valid, bisa juga digunakan dual kabel data redundancy (seperti di atachment file).
Semoga membantu.
Tanggapan 5 - agung wirjawan
Sekedar menambahkan sedikit. Menurut pengalaman, platform dengan I/O kurang dari 10.000 sekarang sudah umum menggunakan RIOS dan Fieldbus. RIOS kalau konfigurasinya star, fieldbus kalau ring. Keuntungannya a/l : menghemat kabel, weight reduction (utk offshore platform ini besar artinya), lebih reliable, memudahkan tracing kalau ada trouble. Kerugiannya : ada komponen tambahan yg dipasang di dalam JB RIOS atau FF.
Dalam penggunaan kabel data untuk meng acquisition widely data from field instruments, hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah cable routenya. Jangan sampai kabel data tersebut melewati daerah yang memiliki medan magnet yang besar, atau riskan terhadap gangguan mekanik/sipil (seperti jalan). Sebab data digital tersebut sangat sensitif terhadap influence medan magnet yang tinggi. Data yang dikirim ke DCS bisa ngaco.....atau nda bener.....
Untuk safety dan memastikan bahwa data yang dikirim dari remote I/O valid, bisa juga digunakan dual kabel data redundancy (seperti di atachment file).
Semoga membantu.
Tanggapan 5 - agung wirjawan
Sekedar menambahkan sedikit. Menurut pengalaman, platform dengan I/O kurang dari 10.000 sekarang sudah umum menggunakan RIOS dan Fieldbus. RIOS kalau konfigurasinya star, fieldbus kalau ring. Keuntungannya a/l : menghemat kabel, weight reduction (utk offshore platform ini besar artinya), lebih reliable, memudahkan tracing kalau ada trouble. Kerugiannya : ada komponen tambahan yg dipasang di dalam JB RIOS atau FF.
info bagus bapak2, saya bekerja di PLTU juga bagian instrument & control system,
ReplyDeletekonvensional 4-20mA tetep dipake, cuma untuk are yang jau kita gunakan remote IO dengan protokol yg cepat (ex: Cnet, ethernet, modbus, dll) dengan topologi star dual redundent dengn fiber optic.