Skip to main content

Implementasi API STD 2510

API 2510 mensyaratkan minimum horizontal distance diantara LPG storage dan process vessel sejauh 50 ft (chapter 3.1.2.5.a). Selain itu juga disyaratkan adanya pengaturan longitudinal axis dari LPG storage dan persyaratan lain seperti kutipan berikut

"Horizontal vessels used to store LPG should be oriented so that their longitudinal axes do not point toward other containers, process equipment, control rooms, loading or unloading facilities, or flammable or combustible liquid storage facilities located in the vicinity of the horizontal vessel" Note chapter 3.1.3

"Pressurized LPG tanks shall not be located within buildings, within the spill containment area of flammable or combustible liquid storage tanks as defined in NFPA 30, or within the spill containment area for refrigerated storage tanks." chapter 3.1.3.1




Tanya - Alexsander Kelik R.S.

Mohon pencerahan untuk beberapa hal berikut ini.

API 2510 mensyaratkan minimum horizontal distance diantara LPG storage dan process vessel sejauh 50 ft (chapter 3.1.2.5.a). Selain itu juga disyaratkan adanya pengaturan longitudinal axis dari LPG storage dan persyaratan lain seperti kutipan berikut

"Horizontal vessels used to store LPG should be oriented so that their longitudinal axes do not point toward other containers, process equipment, control rooms, loading or unloading facilities, or flammable or combustible liquid storage facilities located in the vicinity of the horizontal vessel" Note chapter 3.1.3

"Pressurized LPG tanks shall not be located within buildings, within the spill containment area of flammable or combustible liquid storage tanks as defined in NFPA 30, or within the spill containment area for refrigerated storage tanks." chapter 3.1.3.1

Dalam pemahaman saya,

    pertama, process vessel tidak boleh ditempatkan pada posisi yang searah dengan longitudinal axis dari LPG storage, pada jarak berapapun, benarkan demikian? bila tidak, berapa jarak yang diijinkan/direkomendasikan API?
    kedua, process vessel dapat ditempatkan berdekatan dengan LPG storage, dengan minimum jarak 50 ft, dan tidak pada arah longitudinal dari LPG storage
    ketiga, dapatkah dikatakan bahwa kalimat "Pressurized LPG tanks shall not be located within buildings" dapat diartikan bahwa LPG storage tidak boleh dikelilingi oleh process vessel? atau tidak dipasang pada tengah plant?

Dalam API Standard 2510 section 3 juga dijelaskan bahwa minimum horizontal distance diantara LPG storage dan loading/unloading facilitef for trucks and rail-cars adalah 50 ft. Apakah jarak ini juga bisa diterjemahkan sebagai minimum horizontal distance antara pressure vessel dengan truck/rail-car (misal LPG truck yang sedang parkir untuk menunggu giliran loading/unloading) ? 

Mohon pencerahan dari Bapak/Ibu sekalian.


Tanggapan 1 - Darmawan A Mukharror

Dear Mas Kelik

Berikut jawaban saya:
1. API Std 2510 sudah menjadi standard, jadi semua rekomendasi dan keharusan di dalamnya bersifat mengikat (bagi perusahaan2 migas di US/ Perusahaan milik amerika)
2. Dalam pernyataan yang dicuplik Horizontal vessels used to store LPG should be oriented so that their longitudinal axes do not point toward other containers hanya mengaskan kata SHOULD, artinya rekomendasi, bukan bersifat mengikat... jadi boleh boleh saja ditempatkan seperti itu, meski tidak disarankan, jaraknya yah 50 ft itu.
3. Kata kata Pressurized LPG tanks shall not be located within buildings artinya merefer building, sangatlah jelas bahwa building tentu saja bukan Process Vessel, jadi jika yang dimaksud building yang memiliki kemampuan untuk mengontrol LPG tanks tersebut, maka jaraknya 50 ft, jika building di luar itu, jaraknya 100 ft. Silahkan refer juga ke API RP 752 yang dikeluarkan segera setelah tragedi Texas City Refinery
4. Pernyataan Apakah jarak ini juga bisa diterjemahkan sebagai minimum horizontal distance antara pressure vessel dengan truck/rail-car (misal LPG truck yang sedang parkir untuk menunggu giliran loading/unloading) ? menurut saya benar dan valid. Tidak dibenarkan adanya truk parkir di dekat process facilities, terlebih truk dalam keadaan meyala... masih ingat kan tragedi Texas City Refinery? atau tragedi kebakaran LPG di makassar tahun 2010?

Tanggapan 2 - Alexsander Kelik R.S.

Pak Darmawan,

Trima kasih jawabannya, langsung mengena. Untuk saat ini belum ada pertanyaan lebih lanjut, barangkali nanti ada pertanyaan mohon siap untuk sharing ilmunya.


Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal tersebut

Apa itu HSE ?

HSE adalah singkatan dari Health, Safety, Environment. HSE merupakan salah satu bagian dari manajemen sebuah perusahaan. Ada manejemen keuangan, manajemen sdm, dan juga ada Manajemen HSE. Di perusahaan, manajemen HSE biasanya dipimpin oleh seorang manajer HSE, yang bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan seluruh program HSE. Program  HSE disesuaikan dengan tingkat resiko dari masing-masing bidang pekerjaan. Misal HSE Konstruksi akan beda dengan HSE Pertambangan dan akan beda pula dengan HSE Migas . Pembahasan - Administrator Migas Bermula dari pertanyaan Sdr. Andri Jaswin (non-member) kepada Administrator Milis mengenai HSE. Saya jawab secara singkat kemudian di-cc-kan ke Moderator KBK HSE dan QMS untuk penjelasan yang lebih detail. Karena yang menjawab via japri adalah Moderator KBK, maka tentu sayang kalau dilewatkan oleh anggota milis semuanya. Untuk itu saya forward ke Milis Migas Indonesia. Selain itu, keanggotaan Sdr. Andry telah saya setujui sehingga disk

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan