Skip to main content

Residual Voltage Relay

Cara kerja residual volt relay adalah dengan mengukur tegangan  pada "broken delta". Jika ada ground fault, tegangan di terminal  relay tdk sama dng nol. Kalo ok2 saja = nol.

Di gambar SPAU320C memang menunjukkan PTnya 3-winding(primer,  sekundr, tersier). Jadi kalau PT bapak 2-winding (1 output), jelas  yang Residual Relay tak bisa difungsikan (disabled). Ini tidak  masalah selama di switchgearnya ada Residual Current Relay utk  proteksi ground fault .

Namun jika memang Residual Voltage Relay tetap harus difungsikan,  PTnya harus diganti menjadi 3-winding yang tersiernya Delta. Atau tidak  usah diganti PT yg pertama, tapi tambah PT Wye-Delta baru lagi. Tentu  space dan konstruksi di switchgear harus dipertimbangkan.



Tanya - Jajuli Ramdhan


Dear pakar2 elektric migas...

Mohon pencerahan tentang fungsi dari residual voltage Relay dan prinsip kerja dari relay tersebut ??
Terimkasih..

Tanggapan 1 - kb@sarana-ahli

Pak Jazuli, saya bukan pakar elektrik tapi boleh kan jawab sedikit...

Residual voltage relay termasuk kategori earth fault relay (IEEE device no 59N). Fungsinya untuk melindungi peralatan (misal kapasitor) ketika akan reclosing setelah terjadi pemutusan (discharge). Ketika terjadi discharge line oleh breaker, kemudian akan menutup kembali (terutama yg fast reclosing), maka harus dipastikan bahwa tegangan sisa (residual voltage) lebih kecil dari nilai tertentu (misal 10% dari rating). Tegangan sisa ini akibat adanya kapasitansi antara konduktor dan ground, dimana muatannya tidak langsung menghilang. Breaker tidak akan menutup sebelum tegangannya lebih kecil dari seting relay 59N.

mohon tanggapannya...


Tanggapan 2 - agung.firmansyah


Biasanya jika kata "residual" dikaitkan dng protection relay (current  atau voltage) maka yg dimaksud bukanlah residual secara harfiyah  yaitu sisa. Tetapi yg dimaksud residual disini adl penjumlahan  (summation) semua tegangan di fasa atau arus di fasa.

Fungsi dr residual voltage relay utk mendeteksi adanya short circuit  to ground.

Pada keadaan normal (balance), Vresidual = Va+Vb+Vc = 0
Pada ground fault , Vresidual <> 0


Tanggapan 3 - Jajuli Ramdhan

Terimakasih atas tanggapan dari rekan2,

Saya ingin memasang Under/over + residual voltage relay SPAU 320 C relay ABB.
Tetapi saya liat di wiring diagramnya terdapt dua terminal dari secondari PT yg masuk ke relay tersebut.
Satu untuk over/under relay (2 phase sensing) dan satunya untuk residual voltage relay (sy liat koneksinya Delta). Saya ingin tau,.sebenarnya gimana prinsip dari residual voltage ini bekerja, krn setau saya PT yg saya miliki secondari nya cuma satu output ?

Mohon pencerahan ya ..maklum beginner...


Tanggapan 4 - agung firmansyah


Pak July

Cara kerja residual volt relay adalah dengan mengukur tegangan  pada "broken delta". Jika ada ground fault, tegangan di terminal  relay tdk sama dng nol. Kalo ok2 saja = nol.

Di gambar SPAU320C memang menunjukkan PTnya 3-winding(primer,  sekundr, tersier). Jadi kalo PT bapak 2-winding (1 output), jelas  yang Residual Relay tak bisa difungsikan (disabled). Ini tidak  masalah selama di switchgearnya ada Residual Current Relay utk  proteksi ground fault .

Namun jika memang Residual Voltage Relay tetap harus difungsikan,  PTnya harus diganti menjadi 3-winding yang tersiernya Delta. Atau tdk  usah diganti PT yg pertama, tapi tambah PT Wye-Delta baru lagi. Tentu  space dan konstruksi di switchgear harus dipertimbangkan.

Atau solusi yg lebih murah dengan PT lama tdk diganti yaitu dng  menambah Auxiliary PT (atau Control PT) yg rasionya 110V/110V (misal  tegangan kontrolnya 110V) yg diconnect ke sekunder PT utama pertama.  Aux PT ini dirangkai Wye-Delta. Lalu Delta nya diconnect ke relay.  Untuk opsi yg terakhir ini diperlukan konsultasi dng Aux PT supplier  mengenai Kelas Akurasinya. Karena jika Kelas PT tidak diperhatikan,  false trip bisa terjadi. Namun setahu saya umumnya aux PT tidak  memiliki Kelas, jadi opsi terakhir ini sy tdk recommend.

Comments

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal tersebut

Apa itu HSE ?

HSE adalah singkatan dari Health, Safety, Environment. HSE merupakan salah satu bagian dari manajemen sebuah perusahaan. Ada manejemen keuangan, manajemen sdm, dan juga ada Manajemen HSE. Di perusahaan, manajemen HSE biasanya dipimpin oleh seorang manajer HSE, yang bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan seluruh program HSE. Program  HSE disesuaikan dengan tingkat resiko dari masing-masing bidang pekerjaan. Misal HSE Konstruksi akan beda dengan HSE Pertambangan dan akan beda pula dengan HSE Migas . Pembahasan - Administrator Migas Bermula dari pertanyaan Sdr. Andri Jaswin (non-member) kepada Administrator Milis mengenai HSE. Saya jawab secara singkat kemudian di-cc-kan ke Moderator KBK HSE dan QMS untuk penjelasan yang lebih detail. Karena yang menjawab via japri adalah Moderator KBK, maka tentu sayang kalau dilewatkan oleh anggota milis semuanya. Untuk itu saya forward ke Milis Migas Indonesia. Selain itu, keanggotaan Sdr. Andry telah saya setujui sehingga disk

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan