Skip to main content

Dry Transf. vs Oil Transformer

"Kelebihan dry type transformer (DTT) dibanding Oil cooled Transformer (OCT) :
§    DTT memiliki Low maintenance cost karena pembersihan debu secara rutin.
OCT membutuhkan pengecekan oli secara rutin, purifikasi dan penggantian oli yang membutuhkan biaya sangat tinggi.
§    DTT Bisa diinstall sedekat mungkin dengan beban (Panel distribusi, MCC, dll, sehingga akan mengurangi losses dari transmisi (memungkinkan menggunakan bus-duct dari trafo ke beban).
OCT tidak memungkinkan.
§     DTT Membutuhkan space lebih sedikit untuk installasi dan bisa diintegrasikan dengan incoming VCB cubicle dan panel distribusi.
OCT tidak memungkinkan, harus menggunakan kabel.
§     DTT memiliki potensi kebakaran di substation lebih rendah karena tidak menggunakan oil dibanding OCT.
§    Untuk beban-beban high rise Commercial building, DTT dapat ditempatkan di dalam building, sedangkan OCT harus ditempatkan jauh atau diluar building."

Tanya - aripin supriadi
 
Rekan2 milister yang terhormat..

Rekan2 milister, proyek kami untuk power plant...dan owner kami, meminta supaya untuk LV transformer menggunakan dry transformer, bukan oil immersed transformer.

Mohon pencerahannya...mengenai kelebihan dan kekurangannya dari sisi tehnikal dan ekonomisnya untuk transformer tipe dry dan immersed oil dengan kapasitas 2.5MVA 6.3kV/0.4kV (indoor) yang akan digunakan sebagai Auxiliary Transformer untuk power plant.

Terima kasih atas segala pencerahannya,


Tanggapan 1 - Njang njangkus


Dear Pak Aripin,
 
Mengenai apa perbedaan dry transformer dengan oil filled transformer, saya mencoba menjelaskannya sebagai berikut :
Kelebihan dry type transformer (DTT) dibanding Oil cooled Transformer (OCT) :
§    DTT memiliki Low maintenance cost karena pembersihan debu secara rutin.
OCT membutuhkan pengecekan oli secara rutin, purifikasi dan penggantian oli yang membutuhkan biaya sangat tinggi.
§    DTT Bisa diinstall sedekat mungkin dengan beban (Panel distribusi, MCC, dll, sehingga akan mengurangi losses dari transmisi (memungkinkan menggunakan bus-duct dari trafo ke beban).
OCT tidak memungkinkan.
§     DTT Membutuhkan space lebih sedikit untuk installasi dan bisa diintegrasikan dengan incoming VCB cubicle dan panel distribusi.
OCT tidak memungkinkan, harus menggunakan kabel.
§     DTT memiliki potensi kebakaran di substation lebih rendah karena tidak menggunakan oil dibanding OCT.
§    Untuk beban-beban high rise Commercial building, DTT dapat ditempatkan di dalam building, sedangkan OCT harus ditempatkan jauh atau diluar building.
§    Pada DTT, Lightning Arrester bisa ditempatkan didalam cubicle transformer untuk masing-masing fasanya (R, S & T), sedangkan pada OCT harus terpisah atau bahkan diinstall di outdoor.
§    Sehubungan dengan potential hazard-nya, DTT membutuhkan proteksi lebih sedikit pada unit transformernya (over temperature saja), sedangkan pada OCT membutuuhkan proteksi lebih banyak (DGPT).
 
Kekurangan dry type transformer (DTT) dibanding Oil cooled Transformer (OCT) :
§     Khusus untuk DTT jenis cast resin, bila terjadi kerusakan pada winding tidak bisa diperbaiki (Non-repairable), sedangkan OCT bisa di-rewinding ulang.
§     Untuk DTT, sensor over-temperaturenya harus di maintain rutin agar bisa berfungsi ketika terjadi overload atau gangguan lainya. Pada OCT yang harus ditest fungsi adalah DGPT relaynya.
§    Pada DTT, Tap Changer disambung menggunakan busbar (link) sehingga bilamana ingin mengubah harus pembuka teminasi.
pada OCT, pemindahan Tap Changer dilakukan dengan memindahkan toggle untuk manual tap changer atau secara otomatis bila menggunakan OLTC.
§    Mengenai Biaya investasi awal, DTT memiliki cost lebih tinggi dibanding OCT (hampir dua kalinya).
§    DTT memiliki temperature rise dua kali lebih tinggi dibandingkan OCT, dengan kata lain DTT memiliki resistansi lebih tinggi.
§     DTT memiliki losses lebih tinggi dibanding OCT sehingga dengan kata lain, DTT memiliki efisiensi lebih rendah dan biaya operasional jangka panjang lebih tinggi, sebagai contoh : untuk trafo 2000 kVA, DTT memiliki losses ± 26kW sedangkan OCT hanya ± 16kW.
§    DTT memiliki BIL (basic impulse level) lebih rendah dari OCT, sebagai contoh, untuk system tegangan 13.8 kV/0.48kV, DTT memiliki BIL 60 kV di sisi primer dan 10 kV di sisi sekunder sedangakan OCT 95kV disi primer dan 30kV di sisi sekunder.
§    DTT memiliki kemampuan overload dibanding OCT, contoh : untuk durasi overload 2 jam, DTT hanya mampu dibebani 115% sedangkan OCT mampu dibebani 180% (mengacu pada  ANSI/IEEE C57.91-1981 Table 5 & 6).
 
Demikian penjelasan dari saya (referensi dari berbagai sumber), bila ada yang mau menambahkan saya sangat berterima kasih sekali.



Tanggapan 2 - kurnia_te kurnia


Terimakasih atas informasinya Pak Enjang. Nambah ilmu nih bagi yang newbie seperti saya.
Saya tambahkan, untuk skala industi dry type biasanya untuk daya di bawah 30 KVA, sedangkan untuk diatas 30 KVA menggunakan oil cooled. Tapi standar tiap perusahaan berbeda2.


Tanggapan 3 - Erwin Sambas - Electric

Terima kasih nambah ilmu juga buat saya, tapi di sini kami pakai juga Dry trafo 800 KVA.

alman fauzi alman.fauzi@yahoo.com


Dry type Transformer sebenarnya memang bisa sampai kapasitas sekelas Power Transfomer,seperti ABB Power yang bisa membuat tipe Cast Resin sampai 40 MVA dan tipe impregnated sampai 15 MVA. Trus Pauwels, tipe cast resin sampai 10 MVA. Tapi semua produk sampai range tersebut buatan luar negeri.
Saran saya pribadi untuk trafo diatas 1500 kVA lebih baik pakai tipe Oil-Filled, karena harganya jauh jauh lebih murah. Untuk pemasangan indoor, Trafo Oil-Filled lebih baik menggunakan Plug-in Bushing di sisi HV, bisa juga di kombinasi pakai terminal box, untuk safety. Asalkan clearence sekeliling trafo memenuhi, maka tidak ada masalah untuk memakai trafo Oil-Filled untyk aplikasi indoor.


Tanggapan 4 - Suwarno, Umbara (Incoray)


Ikut Urun Rembuk dikit,
Hati-hati bila mau menaikkan Capasitasnya,apalagi bila berbeda merk. ada beberapa produk yg urutan R-S-T-N nya berbeda susunannya, kemudian hitung ulang cable / busduct antara trafo ke cubicle.
Untuk penempatan di dlm ruangan perhatikan Sirkulasi udaranya  agar tidak terjadi failure karena temperatur.

Comments

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Mau tanya ne pak,

    kalau OCT di install satu ruangan dengan DTT bagaimana pak?

    keondisi sekarng, saya menggunakan DTT semua, kemudian ingin ada penambahan OCT, untuk menghemat lokasi, saya meletakkan OCT nya satu ruangan dengan DTT,

    Mohon tanggapan nya,

    Terimakasih,

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal tersebut

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan

Apa itu HSE ?

HSE adalah singkatan dari Health, Safety, Environment. HSE merupakan salah satu bagian dari manajemen sebuah perusahaan. Ada manejemen keuangan, manajemen sdm, dan juga ada Manajemen HSE. Di perusahaan, manajemen HSE biasanya dipimpin oleh seorang manajer HSE, yang bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan seluruh program HSE. Program  HSE disesuaikan dengan tingkat resiko dari masing-masing bidang pekerjaan. Misal HSE Konstruksi akan beda dengan HSE Pertambangan dan akan beda pula dengan HSE Migas . Pembahasan - Administrator Migas Bermula dari pertanyaan Sdr. Andri Jaswin (non-member) kepada Administrator Milis mengenai HSE. Saya jawab secara singkat kemudian di-cc-kan ke Moderator KBK HSE dan QMS untuk penjelasan yang lebih detail. Karena yang menjawab via japri adalah Moderator KBK, maka tentu sayang kalau dilewatkan oleh anggota milis semuanya. Untuk itu saya forward ke Milis Migas Indonesia. Selain itu, keanggotaan Sdr. Andry telah saya setujui sehingga disk