Skip to main content

Alat pengukur keretakan dan structure failure komponen dari logam

"Cara mendeteksi kualitas struktur dari komponen dari bahan logam dapat dilakukan melalui Destructive Test (DT)baik cara pengujian Dinamik atau statik dengan demikian dapat dilakukan monitoring terhadap kualitas komponen tersebut dalam pemakainya atau aplikasi dilapangan termasuk life time komponen tersebut. Sementara untuk mengetahui apakah proses produksi yang dilakukan ada atau tdk adanya retak dapat dilakukan dengan cara pengujian Non Destructive Test (NDT)yaitu dengan cara ultrasonik untuk melihat cacat pd bagian dalam atau dengan cara dye penetran untuk melihat retak atau cacat permukaan."


Tanya - Fikri Kibar


Pagi semua teman2.

Saya mau nanya ni pada teman2 yang berkecimpung di engineering. semua komponen2 otomotif tuu khan dibuat dari logam. melalui proses2 pembuatan seperti penempaan, forging, machining, sampai akhirnya di finishing.... bagaimana cara mendeteksi kualitas struktur dari komponen tersebut?
apakah proses produksi yang dilakukan dapat memastikan tak ada terjadi retak /crack pada komponen? diuji ga semua komponennya (100%)?


Tanggapan 1 - Dirman Artib


Pak menurut teori, kalau struktur harus dianalisi dan material harus diuji.

Komponen adalah material, maka harus dilakukan uji apakah dalam proses produksi yang anda sebutkan tempa, forging, machining dll. akan terdapat cacat yang dibolehkan atau tidak dibolehkan oleh standard yang dianut.

NDT/NDE yg 12 methods spt. Penetrant, Ultrasonic Test, Magnetic Particle Test, Radiography dll, bisa dipakai.



Tanggapan 2 - edward kayo


Biasanya untuk surface crack masih bisa dideteksi dengan ultrasonic, tetapi untuk internal crack atau void yg disebabkan tidak sempurnanya proses casting harus dilakukan dgn x-ray detection.

Dan menurut pengalaman saya..untuk parts2x standard otomotif jarang dilakukan inspeksi tersebut.

Mungkin untuk parts2x..khusus yang dipakai untuk menghandle temperature, pressure yang extreme baru dilakukan 100% inspection.


Tanggapan 3 - andryansyah rivai


Maaf pak Edward, saya kok malah jadi bingung. Apakah di tempat bapak atau pengalaman selama ini, untuk mendeteksi retak permukaan biasanya digunakan teknik ultrasonik? Setahu saya, UT itu malah digunakan untuk pengujian volumetrik atau istilahnya ngecek jeroan.

Kalau benar parts otomotif tidak atau jarang dicek dengan NDT, apakah mungkin itu salah satu penyebab sehingga terjadi patas poros roda pada avanza baru yang pernah dibahas di milis ini?


Tanggapan 4 - edward kayo


Pak Andryansyah,

Mungkin sedikit koreksi pengertian. Kmren dalam pemikiran saya componen otomotif yang akan dicek tersebut berupa piston, klep dan jeroan mesin lainnya.

Yang saya maksud dgn permukaan tersebut adalah subsurface crack. Karena menurut pemikiran saya untuk mendeteksi crack dgn ultrasonic untuk benda yang bentuknya tidak beraturan akan menjadi sangat sulit dgn ultrasonic. Biarpun terdeteksi mungkin cuma samapi pada subsurface saja. Karena kecilnya luas penampang dan sangat tidak beraturannya bentuk.

Tetapi kalo kita bercerita tentang bentuk beraturan sperti slab, pipe, plat, as avanza. Memang benar bisa untuk mengecek sampai kedalam jeroan.

Mengenai patahnya as roda avanza, saya rasa terlalu cepat disimpulkan penyebab utamanya karena ada crack pada proses castingnya.

Bisa saja terjadi karena sifat2x metalurgi dari material yang dipakai tidak sesuai dgn keperluan as. Mungkin rekan2x ahli di metalurgi bisa membantu.

Dan kalau masalahnya di salah pemilihan material logam, NDT bukanlah jawabannya.

Sifat material logam setahu saya cuma bisa diuji secara destructive tes.





Tanggapan 5 - ajat sudrajat


Cara mendeteksi kualitas struktur dari komponen dari bahan logam dapat dilakukan melalui Destructive Test (DT)baik cara pengujian Dinamik atau statik dengan demikian dapat dilakukan monitoring terhadap kualitas komponen tersebut dalam pemakainya atau aplikasi dilapangan termasuk life time komponen tersebut.

Sementara untuk mengetahui apakah proses produksi yang dilakukan ada atau tdk adanya retak dapat dilakukan dengan cara pengujian Non Destructive Test (NDT)yaitu dengan cara ultrasonik untuk melihat cacat pd bagian dalam atau dengan cara dye penetran untuk melihat retak atau cacat permukaan.

semoga dapat membantu.


Tanggapan 6 - Fikri Kibar


Makasih pak atas jawabannya.

Apa kemungkinan-kemungkinan efek buruknya kalau ternyata terjadi komponen otomotif itu retak atau strukturnya jelek. Apakah hal tersebut sangat kritikal bagi produksi otomotif?


Tanggapan 7 - ajat sudrajat


Tentu saja kalau komponen2 tersebut jelek akan berdampak kepada konsumen. Bagi konsumen yang
mengetahui atau mengerti akan kejelekan tersebut pasti akan meninggalkan produk yang dimaksud.

Hal tersebut akan kritikal bagi produksi otomotif. Oleh sebab itu untuk memperbaiki dan mengetahui kualitas komponen otomotif, produsen perlu melakukan testing untuk setiap komponen yg diproduksinya dan terus melakukan perbaikan kualitas demi keselamatan pengguna.




Tanggapan 8 - Yudha_Dwinanda@fmi


Assalamu alaikum,

Saya mau sedikit berpendapat. Memang untuk komponen otomotif sebagian besar dibuat dengan cara dicasting karena bentuk nya yang kompleks.

Pada proses casting cacat pada material hampir tak dapat di hindarkan, cacat2 itu bisa berupa porositas ato pun cacat ekor tikus.

Cacat seperti ini dapat mengurangi kekuatam dari material tersebut, karena menimbul kan konsentrasi tegangan sehingga menimbul kan inti retak yang kalo di beri tegangan dinamis yang lama akan mengakibat kan patah pada bahan tersebut karena inti retak yang merambat ke permukaan.
Cacat pada proses pengecoran dapat di akibat kan oleh bermacam2 hal, dies yang tidak bersih yang akan mengakibatkan ion Hidrogen akan terjebak di dalam logam cair, pencairan yang tidak sempurna, desain cetakan yang salah, dll.

Untuk parts kendaraan bermotor kalo tidak salah dilakukan pengecoran dengan tekanan, sehingga material yang di hasilkan mampat & mempunyai bentuk yang baik. Dan proses ini dapat mengurangi cacat yang terdapat di dalam komponen yang di hasilkan.

Kalo untuk as kalo gak salah biasanya di pakai besi cor nodular. Bentuk grafit nya yang bulat mampu menahan tekanan.

Untuk cacat permukaan menurut saya lebih baik menggunakan dye penentrant test, kalo untuk cacat bagian dalam X-ray kayak nya lebih baik.

Begitu pendapat saya, mohon maaf kalo ada yang salah.

Comments

  1. tidak salahnya jg kl harus menggunakan pengujian dengan Metalografi untuk cacat permukaan, selebihnya jika ingin menggunakan pengujian XRD (X-ray diffaction) jika ingin mengetahui fasa materialnya.

    ReplyDelete
  2. bagi yang membutuhkan alat alat NDT bisa menghubungi saya di hendynurjaya@gmail.com. senang bisa saling membantu. terimakasih

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

DOWNLOAD BUKU: THE TRUTH IS OUT THERE KARYA CAHYO HARDO

  Buku ini adalah kumpulan kisah pengalaman seorang pekerja lapangan di bidang Migas Ditujukan untuk kawan-kawan para pekerja lapangan dan para sarjana teknik yang baru bertugas sebagai Insinyur Proses di lapangan. Pengantar Penulis Saya masih teringat ketika lulus dari jurusan Teknik Kimia dan langsung berhadapan dengan dunia nyata (pabrik minyak dan gas) dan tergagap-gagap dalam menghadapi problem di lapangan yang menuntut persyaratan dari seorang insinyur proses dalam memahami suatu permasalahan dengan cepat, dan terkadang butuh kecerdikan – yang sanggup menjembatani antara teori pendidikan tinggi dan dunia nyata (=dunia kerja). Semakin lama bekerja di front line operation – dalam hal troubleshooting – semakin memperkaya kita dalam memahami permasalahan-permasalahan proses berikutnya. Menurut hemat saya, masalah-masalah troubleshooting proses di lapangan seringkali adalah masalah yang sederhana, namun terkadang menjadi ruwet karena tidak tahu harus dari mana memulainya. Hal ters...

Leak Off Test

Prinsipnya LOT (leak off test) dilakukan untuk menentukan tekanan dimana formasi mulai rekah. Tujuannya: 1. Menentukan MASP (Max. Allowable Surface Pressure). Yaitu batasan max surface pressure yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 2. Dengan mengetahui MASP, berarti juga kita bisa mengetahui Max. mud weight yg boleh kita terapkan selama drilling operation, tanpa mengakibatkan formasi rekah (fracture). 3. Menentukan Kick Tolerance. Yaitu maximum kick size yg masih bisa kita tolerir untuk dihandle. Parameter ini nantinya juga berperan untuk menentukan depth casing shoe yang aman dari sudut pandang well control issue. 4. Mengecek kualitas sealing antara cement dengan casing Tanya - BGP HSESupv. BGP.HSESupv@petrochina Dear all Saat masih di rig dulu saya sering mendengar istilah leak off test. dimana step2nya kira kira sebagai berikut 1. Cementing Job 2. TSK ,masuk string dan bor kurang lebih 3 meter dibawah shoe. 3. dilakukan ...

Shutdown System

Apa yang membedakan antara PSD dan ESD? Secara umum keduanya berfungsi "membawa" sistem pemroses ke "keadaan yang lebih aman". Namun secara spesifik PSD lebih ditujukan kepada sebab sebab Process Specific seperti: Overpressure di bagian hilir kompressor, temperatur tinggi di heater untuk fuel gas, level yang terlau rendah di slug catcher, dst. Sementara ESD lebih ditujukan untuk menanggulangi dampak dari suatu kejadian yang sudah terjadi: misalnya gas yang telah bocor, kebakaran kecil di technical room, kebocoran minyak di pipeline, dst. Kedua jenis shutdown ini dapat pula dipicu oleh spurious trip atau gagalnya sistem shutdown tanpa sebab sebab yang diketahui dengan jelas. lebih rendah levelnya dari PSD ialah USD, atau Unit shutdown. Perlu dicamkan penamaan bisa berbeda beda antar company, misalnya ada yang menyebutnya sebagai ESD1, ESD2, ESD3 dan seterusnya, ada yang menyebutkannya sebagai ESD, PSD, USD dan seterusnya. Tidak penting, yang penting pahami betul fi...